Mengenal Berbagai Gangguan Menstruasi di Fase Anak Beranjak Dewasa

Senin, 09 Maret 2020 - 11:15 WIB
Mengenal Berbagai Gangguan Menstruasi di Fase Anak Beranjak Dewasa
Mengenal Berbagai Gangguan Menstruasi di Fase Anak Beranjak Dewasa
A A A
MENSTRUASI menandakan perempuan memasuki fase dewasa. Masalahnya, tidak jarang berbagai gangguan menstruasi muncul dan berpotensi mengganggu aktivitas harian.

Ada wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur dan tidak punya keluhan dengan sistem reproduksinya. Namun, tidak sedikit pula wanita yang mengeluh gangguan menstruasi hingga mengganggu aktivitas hariannya. Dr dr Kanadi Sumapraja SpOG-KFER, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah - Pondok Indah, menyebutkan beberapa gangguan menstruasi yang sering kali dialami seorang wanita.

Misalnya saja nyeri yang dirasakan dihari-hari awal menstruasi atau disebut dismenorea. Nyeri akan semakin bertambah parah apabila darah yang dilepaskan semakin banyak. Sebaliknya, semakin berkurang jumlah darah, maka nyeri yang dirasakan pun akan berkurang. “Nyeri yang dikeluhkan terjadi akibat adanya kontraksi dari otot-otot rahim untuk mengeluarkan darah,” kata dr Kanadi dalam diskusi media yang diadakan RSPI Group di Jakarta.

Alat ukurnya sederhana saja, dikatakan dismenorea jika nyerinya sudah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Berbeda dengan amenore yang berarti tidak menstruasi . Hal ini menandakan kurangnya hormon estrogen dalam tubuh wanita. Amenore juga berisiko mengakibatkan payudara yang tidak tumbuh dan rahim yang terus menebal namun rentan. “Bukan hanya tidak menstruasi, jika payudaranya tidak tumbuh pun perlu dibawa ke dokter,” ingat dr Kanadi.

Amenore sendiri terbagi dua jenis: primer dan sekunder. Dikatakan sebagai amenore primer bila seorang perempuan belum pernah mengalami menstruasi sama sekali. Adapun amenore sekunder terjadi apabila perempuan yang sudah mengalami mens secara reguler tapi siklus menstruasinya berhenti sebanyak 3 siklus atau 6 bulan tidak mengalami menstruasi.

Nah yang juga sering dikenal ialah sindrom premenstrual (PMS). Gejala PMS lazimnya dialami hingga 90% perempuan. Nyeri di payudara, timbulnya jerawat, nafsu makan bertambah, perut kembung, hingga mudah emosi, mudah menangis bahkan depresi merupakan segenap keluhan PMS. (Baca: PMS, Fakta atau Mitos?)

Gangguan keseimbangan hormon adalah biang keladi PMS yang terkait dengan estrogen dan progesteron. Bisa juga diakibatkan oleh stres, kekurangan zat tertentu, dan diet tertentu yang dilakukan. Memperhatikan pola makan, mengubah gaya hidup, ataupun menggunakan obat-obatan tertentu bisa dilakukan untuk meredam gejala PMS.

Dampingi Anak Masuki Masa Pubertas

Memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi, remaja tentunya memerlukan bimbingan orang tua khususnya ibu. Menurut Elizabeth Santosa MPsi Psi ACC, psikolog ahli di bidang perempuan, menstruasi merupakan hal yang besar bagi kebanyakan remaja perempuan.

Diperlukan sosok yang paling dipercaya oleh para remaja untuk mendampinginya memasuki masa penting ini. “Di sinilah peranan ibu yang tak tergantikan dan juga sebagai wujud ikatan antara ibu dan anak perempuannya,” ujarnya pada kesempatan terpisah. Ibu dan anak remaja perempuan memiliki wujud ikatan yang beragam.

Elizabeth menekankan bagaimanapun tetap diperlukan adanya pembicaraan dari hati ke hati, termasuk membahas seputar menstruasi dan reproduksi. Ia menyarankan para ibu untuk memperhatikan timing dalam menyampaikan informasi mengenai hal ini kepada remaja perempuannya. Ibu baiknya memulai percakapan soal ini justru sebelum anak mengalami hari pertama menstruasi. (Baca juga: Haid Lebih Cepat Sebabkan Kanker Payudara? Ini Penjelasannya)

Sementara itu, agar tetap nyaman selama menstruasi , ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Di antaranya tetap teratur berolahraga, relaksasi, memperhatikan asupan makanan, perbanyak makanan yang mengandung zat besi, istirahat cukup, menghindari kafein dan makanan yang banyak mengandung garam, memperbanyak sayuran dan buah yang kaya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi. (Sri Noviarni)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7014 seconds (0.1#10.140)