Hari Ginjal Sedunia, Momentum Tingkatkan Kesadaran Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Setiap tahunnya Hari Ginjal Sedunia diperingati pada 12 Maret. Momen ini lebih dari sekedar peringatan karena merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pengenalan penyakit ginjal.
Tak dimungkiri, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan fungsi organ ginjal memang masih amat rendah. Buktinya melihat Riskesdas 2018, prevalensi penyakit ginjal kronis (PGK) mencapai angka 3,8 permil. Angka ini meningkat dari 2,0 pada tahun 2013 yang berarti ada 3.800 orang yang mengidap PGK dari satu juta orang.
Prevalensi PGK atau yang juga sering disebut gagal ginjal, di Indonesia sebesar 0,2% dan prevalensi tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu sekitar 0,5%. 60% penderita gagal ginjal tersebut harus menjalani terapi dialisis (cuci darah).
Menurut dr Bettia M Bermawi SpPK selaku Kepala Laboratorium RS St Carolus, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pasien gagal ginjal terus alami peningkatan. "Mengapa bisa terus naik? Karena dari pola hidup masyarakat. Secara dominan penyakit ini lebih banyak diderita laki-laki," ujarnya dalam acara “Kalbe Peringati Hari Ginjal Sedunia” yang diadakan Kalbe Ethical Customer Care (KECC) dan Indonesia Kidney Care Club (IKCC) di RS St Carolus Salemba. Dahulu pasien PGK berusia sekitar 75 tahun. Namun, pada 2018, dr Bettia menemukan tidak sedikit pasien yang usianya 35 tahun lebih.
Penyakit seperti diabetes bisa berujung pada PGK. Bahkan, diabetes tipe 2 merupakan penyebab utama PGK. "Sebanyak 44% pasien yang menjalani dialisis, ternyata penyandang diabetes. Maka itu, rutin cek tekanan dan gula darah," ingat dr Bettia. Pembiayaan JKN tahun 2018 yang dihabiskan untuk dialisis sendiri mencapai Rp2,3 triliun.
Ginjal adalah salah organ yang krusial. Organ ini bekerja sebagai pusat pengolahan limbah untuk membuang zat-zat sisa beracun. Menjaga keseimbangan asam dan basa serta elektrolit juga termasuk fungsi ginjal. Adapun yang mungkin tidak kita ketahui, ginjal berfungsi mengaktifkan vitamin D yang bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan tulang.
Untuk menjaga kesehatan ginjal, dr Bettia menyarankan untuk cukup minum air putih. Sebaliknya hindari atau kurangi minuman manis. Sebab, dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut akan menambah asupan kalori yang memicu obesitas dan juga membuat ginjal bekerja ekstra keras yang berisiko gagal ginjal. (Sri Noviarni)
Tak dimungkiri, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan fungsi organ ginjal memang masih amat rendah. Buktinya melihat Riskesdas 2018, prevalensi penyakit ginjal kronis (PGK) mencapai angka 3,8 permil. Angka ini meningkat dari 2,0 pada tahun 2013 yang berarti ada 3.800 orang yang mengidap PGK dari satu juta orang.
Prevalensi PGK atau yang juga sering disebut gagal ginjal, di Indonesia sebesar 0,2% dan prevalensi tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu sekitar 0,5%. 60% penderita gagal ginjal tersebut harus menjalani terapi dialisis (cuci darah).
Menurut dr Bettia M Bermawi SpPK selaku Kepala Laboratorium RS St Carolus, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pasien gagal ginjal terus alami peningkatan. "Mengapa bisa terus naik? Karena dari pola hidup masyarakat. Secara dominan penyakit ini lebih banyak diderita laki-laki," ujarnya dalam acara “Kalbe Peringati Hari Ginjal Sedunia” yang diadakan Kalbe Ethical Customer Care (KECC) dan Indonesia Kidney Care Club (IKCC) di RS St Carolus Salemba. Dahulu pasien PGK berusia sekitar 75 tahun. Namun, pada 2018, dr Bettia menemukan tidak sedikit pasien yang usianya 35 tahun lebih.
Penyakit seperti diabetes bisa berujung pada PGK. Bahkan, diabetes tipe 2 merupakan penyebab utama PGK. "Sebanyak 44% pasien yang menjalani dialisis, ternyata penyandang diabetes. Maka itu, rutin cek tekanan dan gula darah," ingat dr Bettia. Pembiayaan JKN tahun 2018 yang dihabiskan untuk dialisis sendiri mencapai Rp2,3 triliun.
Ginjal adalah salah organ yang krusial. Organ ini bekerja sebagai pusat pengolahan limbah untuk membuang zat-zat sisa beracun. Menjaga keseimbangan asam dan basa serta elektrolit juga termasuk fungsi ginjal. Adapun yang mungkin tidak kita ketahui, ginjal berfungsi mengaktifkan vitamin D yang bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan tulang.
Untuk menjaga kesehatan ginjal, dr Bettia menyarankan untuk cukup minum air putih. Sebaliknya hindari atau kurangi minuman manis. Sebab, dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut akan menambah asupan kalori yang memicu obesitas dan juga membuat ginjal bekerja ekstra keras yang berisiko gagal ginjal. (Sri Noviarni)
(ysw)