Riwayat Sensitivitas Orangtua Bisa Menurun kepada Anak, Temukan Solusinya di Sini

Jum'at, 03 April 2020 - 13:56 WIB
Riwayat Sensitivitas Orangtua Bisa Menurun kepada Anak, Temukan Solusinya di Sini
Riwayat Sensitivitas Orangtua Bisa Menurun kepada Anak, Temukan Solusinya di Sini
A A A
Memelihara kucing di rumah adalah salah satu cara menumbuhkan sikap tanggungjawab si kecil. Tapi bagaimana jika ada kucing menyebabakan papa mama batuk-batuk dan bersin tidak berhenti di dekatnya? Ini adalah sensitivitas yang umum terjadi. Pemicunya berasal dari cairan ludah, urin, atau sel kulit mati dan bulu binatang yang tertinggal di kursi, seprei, atau karpet. Tapi, tahu nggak sih kalau risiko tersebut bisa diturunkan pada si Kecil?

Risiko Sensitivitas Dapat Diturunkan dari Orangtua


Banyak fakta menunjukkan si kecil dapat mengalami risiko sensitivitas terbesar jika kedua orang tua memiliki riwayat yang sama. Hitungan risikonya mencapai 60-80 persen kemungkinan. Angka tersebut akan turun menjadi 40-60% jika kedua orangtua memiliki riwayat sensitivitas, kemudian menjadi 20-30% jika salah satu orangtua saja yang memiliki riwayat sensitivitas.

Jika salah satu saudara kandung memiliki riwayat sensitivitas angkanya menjadi 25-35%. Jika orangtua tidak memiliki riwayat sensitivitas, anak tetap dapat berisiko mengalaminya sebesar 5-15% dilansir dari kartu deteksi dan risiko sensitivitas yang dikeluarkan oleh POGI dan IDAI.

Selain itu, perubahan mikrobiota usus karena operasi caesar serta paparan antibiotik juga dapat mempengaruhi risiko sensitivitas si Kecil. Fakta lainnya, lingkungan juga berperan besar jika si kecil terpapar asap rokok dan polusi udara kemungkinan 15-70% berisiko mengalami sensitivitas.

Solusi Cegah Risiko Sensitivitas Si Kecil Sejak Dini dengan Nutrilon Royal Prosyneo

Di lain sisi, risiko sensitivitas si kecil juga bisa berasal dari asupan susu formula berbahan dasar susu sapi. Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), beberapa tahun terakhir ini terdapat peningkatan jumlah penderita (prevalensi) sensitivitas susu sapi pada bayi dan anak dengan perkembangan dan dampak yang bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat.

Risiko sensitivitas susu sapi bisa terjadi akibat reaksi sistem pertahanan tubuh terhadap protein yang terkandung dalam susu. Disebutkan kemudian, sebanyak 54% dari reaksi tersebut disebabkan oleh reaksi antibodi IgE terhadap fraksi protein yang terdapat dalam susu, dan 46% disebabkan oleh reaksi non antibodi IgE. Risiko sensitivitas susu sapi yang melibatkan antibodi IgE dapat menyebabkan si kecil berisiko besar mengalami risiko terhadap lingkungan seperti dari hewan peliharaan.

Munculnya risiko sensitivitas dari lingkungan seperti hewan peliharaan dapat dicegah dengan deep cleaning tempat-tempat favoritnya untuk rebahan. Di kursi, karpet, bahkan tempat tidur seluruh anggota keluarga. Jika reaksi sensitivitasnya sangat parah, pertimbangkan kembali untuk memelihara binatang peliharaan di rumah sampai waktu yang tidak terhingga .

Dampak Jangka Pendek dan Panjang Risiko Sensitivitas pada Susu Sapi

Adalah harapan setiap orangtua agar si kecil dapat tumbuh sehat dengan kualitas hidup yang tinggi. Namun, risiko sensitivitas dapat menjadi masalah yang mengganggu. Selain tampak secara fisik seperti gangguan di saluran pernapasan, gangguan kulit dan gangguan susunan saraf otak, risiko sensitivitas dapat berdampak pada psikologis anak.

Berdasarkan penelitian deteksi dini masalah-masalah psikologi anak yang dilakukan oleh James Le Fanu pada tahun 2006, prevalensi tertinggi sensitivitas seperti dermatitis atopik, asma, dan rhinitis terdapat pada anak usia sekolah dan prasekolah. Munculnya sensitivitas pada rentang usia ini dapat membuat si kecil banyak kehilangan waktunya untuk belajar dan bermain.

Orangtua pun jadi tidak tenang ketika si kecil memiliki riwayat keturunan risiko sensitivitas yang membuat dirinya tidak nyaman. Akibatnya orangtua jadi mudah cemas dan memancing sikap untuk lebih menjaga anak secara berlebihan. Kondisi kecemasan pada risiko sensitivitas ini tentu dapat menurunkan kualitas hidup anak dan kemampuan berkembangnya jika tidak dicegah sejak dini.

Nutrilon Royal Prosyneo Cegah Sensitivitas


Risiko sensitivitas tersebut bisa dicegah dengan memperkenalkan Nutrilon Royal Prosyneo untuk dikonsumsi si Kecil. Nutrilon Royal Prosyneo adalah formula terbaik di kelasnya, yaitu pertama dan satu-satunya formula terhidrolisa parsial dengan sinbiotik yang dipatenkan (SYNEO) untuk cegah risiko sensitivitas si Kecil. Formula ini dapat membantu mencegah, mengurangi, bahkan untuk risiko yang sifatnya keturunan dari orangtua.

SYNEO Engine pada Nutrilon Royal Prosyneo merupakan sebuah inovasi advanced yang terdiri dari prebiotik oligosakaria scGOS/lcFOS (9:1) dan probiotik Bifidobacterium breve M-16V yang terbukti klinis mendukung daya tahan tubuh dalam menurunkan risiko sensitivitas si Kecil. Tidak ketinggalan, Nutrilon Royal Prosyneo juga mengandung 100% protein whey terhidrolisa parsial dengan sensitivitas lebih rendah dan mudah dicerna.

Kandungan omega 3, omega 6 dan zat besinya dapat mendukung kemampuan berpikir si Kecil. Diperkaya Vitamin C dan E yang mendukung fungsi normal daya tahan tubuh dan dilengkapi 13 vitamin dan 14 mineral yang mendukung pertumbuhan optimal.

Nutrilon Royal Prosyneo dapat membantu meringankan kecemasan Moms menghadapi risiko sensitivitas tinggi si Kecil sehari-hari. Yuk dapatkan Nutrilon Royal Prosyneo di toko online kesayangan Moms di sini.
(alf)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8638 seconds (0.1#10.140)