Tantangan Peran Ganda Ibu
A
A
A
Tidak sedikit ibu yang menjalankan peran ganda. Meski begitu, sejatinya keluarga tetap nomor satu. Ibu bekerja pun memiliki dampak positif bagi anak.
Berada di luar rumah lebih dari 12 jam sehari, tidak membuat Sheila Timothy lupa kodratnya sebagai ibu dari empat orang anak. Produser film ini mengaku, aktivitas kesehariannya amat menguras tenaga. Belum lagi saat membuat film, tentu kesibukan semakin meningkat.
“Namun, saya selalu mengingatkan diri sendiri soal peran saya sebagai ibu. Saya harus mampu lebih disiplin mengatur jadwal bekerja sekaligus aktivitas saya dengan keluarga sesampainya di rumah,” ujar Sheila dalam acara Kampanye #Asyiknyabersama yang diselenggarakan Oreo di Jakarta, belum lama ini. Sedapat mungkin Sheila tetap berkumpul bersama keluarga, misalnya dengan berbagi cerita tentang aktivitas mereka dan bermain dengan anak-anak.
“Ini sangat membantu agar hubungan saya dengan keluarga tetap dekat,” kata Sheila. Marketing Manager Oreo Indonesia Ita Karo-Karo Fernandez mengatakan, saat memutuskan untuk berkarya di luar rumah, ibu memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita bekerja.
“Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang ibu,” kata Ita, yang turut memberi dukungan kepada ibu bekerja lewat kampanye #Asyiknyabersama. Kampanye ini dimaksudkan untuk mendukung para ibu bahwa mereka mampu memainkan peran sebagai reminder dan arranger dalam membangun kebersamaan keluarga.
Terkait peran ganda seorang ibu, psikolog anak Efnie Indiranie MPsi mengungkapkan, biasanya ibu bekerja dilatarbelakangi oleh alasan finansial atau kebutuhan sosial-relasional. Lebih lanjut dia menekankan, “Tidak ada yang salah dengan keputusan seorang ibu untuk berkarya.
Namun, konsekuensi dari kondisi ini mengharuskan ibu untuk lebih cermat dalam membagi waktu dengan keluarga.” Seorang ibu bekerja, sambung Efnie, sebaiknya mempunyai kecakapan dalam mengelola waktu, disiplin, dan mampu berbagi peran dengan suami dalam menciptakan kebersamaan keluarga agar ikatan fisik serta emosi keluarga tetap bisa terbangun.
Jika ibu mampu menjalankan tanggung jawab tersebut, akan berdampak positif bagi perkembangan anak, antara lain anak menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Bila anak melihat, walaupun ibunya memiliki kesibukan, tetap bisa mencari waktu untuk dirinya, maka itu akan terus melekat pada diri si anak dan bisa membuatnya tumbuh menjadi seorang yang bertanggung jawab pula.
Kelola Stres
Meski begitu, tak dipungkiri peran ganda yang dijalani oleh ibu bekerja rentan membuatnya memiliki emosi yang tidak stabil karena stres akan pekerjaan dan urusan di rumah. Terlebih tubuh perempuan juga sering mengalami aktivitas hormonal, yang cenderung membuat mood mudah berubah. Untuk menyiasatinya, ibu dapat melakukan self healing.
Self healing bisa dilakukan dengan relaksasi pernapasan. Relaksasi pernapasan sangat mudah dan bisa dilakukan dalam waktu 15 menit. Caranya dengan menarik napas pelanpelan. “Menarik napas dengan pelan bisa mengikat oksigen lebih kuat sehingga mengaktivasi fungsi otak dengan maksimal. Sama halnya dengan mengisi ulang energi setelah tidur pulas selama satu jam,” papar Efnie.
Kemudian olahraga seperti yoga juga bisa secara rutin dilakukan, karena dapat mengaktivasi endorfin dan serotonin yang membuat emosi lebih stabil dan bahagia. Sebelum tidur, penting bagi ibu untuk melakukan self reflection atau perenungan. Sama halnya dengan berdoa kepada Tuhan. “Memikirkan apa saja yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan. Kemudian yang terpenting harus bisa ikhlas menerima semua yang telah terjadi,” pungkas Efnie.
Sri noviarni
Berada di luar rumah lebih dari 12 jam sehari, tidak membuat Sheila Timothy lupa kodratnya sebagai ibu dari empat orang anak. Produser film ini mengaku, aktivitas kesehariannya amat menguras tenaga. Belum lagi saat membuat film, tentu kesibukan semakin meningkat.
“Namun, saya selalu mengingatkan diri sendiri soal peran saya sebagai ibu. Saya harus mampu lebih disiplin mengatur jadwal bekerja sekaligus aktivitas saya dengan keluarga sesampainya di rumah,” ujar Sheila dalam acara Kampanye #Asyiknyabersama yang diselenggarakan Oreo di Jakarta, belum lama ini. Sedapat mungkin Sheila tetap berkumpul bersama keluarga, misalnya dengan berbagi cerita tentang aktivitas mereka dan bermain dengan anak-anak.
“Ini sangat membantu agar hubungan saya dengan keluarga tetap dekat,” kata Sheila. Marketing Manager Oreo Indonesia Ita Karo-Karo Fernandez mengatakan, saat memutuskan untuk berkarya di luar rumah, ibu memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita bekerja.
“Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang ibu,” kata Ita, yang turut memberi dukungan kepada ibu bekerja lewat kampanye #Asyiknyabersama. Kampanye ini dimaksudkan untuk mendukung para ibu bahwa mereka mampu memainkan peran sebagai reminder dan arranger dalam membangun kebersamaan keluarga.
Terkait peran ganda seorang ibu, psikolog anak Efnie Indiranie MPsi mengungkapkan, biasanya ibu bekerja dilatarbelakangi oleh alasan finansial atau kebutuhan sosial-relasional. Lebih lanjut dia menekankan, “Tidak ada yang salah dengan keputusan seorang ibu untuk berkarya.
Namun, konsekuensi dari kondisi ini mengharuskan ibu untuk lebih cermat dalam membagi waktu dengan keluarga.” Seorang ibu bekerja, sambung Efnie, sebaiknya mempunyai kecakapan dalam mengelola waktu, disiplin, dan mampu berbagi peran dengan suami dalam menciptakan kebersamaan keluarga agar ikatan fisik serta emosi keluarga tetap bisa terbangun.
Jika ibu mampu menjalankan tanggung jawab tersebut, akan berdampak positif bagi perkembangan anak, antara lain anak menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Bila anak melihat, walaupun ibunya memiliki kesibukan, tetap bisa mencari waktu untuk dirinya, maka itu akan terus melekat pada diri si anak dan bisa membuatnya tumbuh menjadi seorang yang bertanggung jawab pula.
Kelola Stres
Meski begitu, tak dipungkiri peran ganda yang dijalani oleh ibu bekerja rentan membuatnya memiliki emosi yang tidak stabil karena stres akan pekerjaan dan urusan di rumah. Terlebih tubuh perempuan juga sering mengalami aktivitas hormonal, yang cenderung membuat mood mudah berubah. Untuk menyiasatinya, ibu dapat melakukan self healing.
Self healing bisa dilakukan dengan relaksasi pernapasan. Relaksasi pernapasan sangat mudah dan bisa dilakukan dalam waktu 15 menit. Caranya dengan menarik napas pelanpelan. “Menarik napas dengan pelan bisa mengikat oksigen lebih kuat sehingga mengaktivasi fungsi otak dengan maksimal. Sama halnya dengan mengisi ulang energi setelah tidur pulas selama satu jam,” papar Efnie.
Kemudian olahraga seperti yoga juga bisa secara rutin dilakukan, karena dapat mengaktivasi endorfin dan serotonin yang membuat emosi lebih stabil dan bahagia. Sebelum tidur, penting bagi ibu untuk melakukan self reflection atau perenungan. Sama halnya dengan berdoa kepada Tuhan. “Memikirkan apa saja yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan. Kemudian yang terpenting harus bisa ikhlas menerima semua yang telah terjadi,” pungkas Efnie.
Sri noviarni
(bbg)