Pentingnya Emotional Bonding

Minggu, 14 Desember 2014 - 11:01 WIB
Pentingnya Emotional...
Pentingnya Emotional Bonding
A A A
Kesibukan anak dengan kegiatan di sekolah dan les, serta melakukan ekstrakurikuler bisa menjadi hal positif untuk membangun karakter dan menjadi kepribadian yang kuat. Namun, hal tersebut juga harus diimbangi dengan adanya perhatian dan dukungan orang tua.

Psikolog anak Efnie Indiranie MPsi mengatakan bahwa dengan kesibukan anak yang semakin tinggi, maka peran ibu menjadi semakin penting. Di tengah kesibukan anak, ibu selayaknya memberikan pendampingan kepada anak. Misalnya dengan menemani belajar pada malam hari atau menemani menyiapkan perlengkapan sekolah pada pagi hari.

“Pendampingan ibu yang terus-menerus serta kebersamaan keluarga yang tercipta setiap hari senantiasa menumbuhkan perasaan safe and secure pada anak. Hal inilah yang pada akhirnya dapat memperkuat emotional bonding antaranggota keluarga. Jangan lupa juga peran ayah yang memberikan perhatian kepada anak agar menjadi kepribadian yang seimbang,” sebut Efnie saat talkshow Asyiknya Bersama yang diselenggarakan OREO di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kedekatan yang tercipta dalam keluarga, menurut Efnie, akan berdampak positif terhadap proses perkembangan anak. “Hal ini bisa dibangun dengan melakukan kegiatan sederhana, seperti melakukan sharing kegiatan sehari-hari dengan anggota keluarga lainnya atau melakukan permainan interaktif bersama-sama,” sebutnya.

Dia berharap, meski ibu bekerja, tetap bisa meningkatkan kualitas waktu bersama anggota keluarga. “Sebagai seorang ibu harus pintar-pintar membagi waktu waktu loh, misalnya melakukan kegiatan bersama-sama. Di sinilah peran ibu menjadi sangat penting karena naluri ibu bisa mengukur sejauh mana keluarga perlu untuk menginvestasikan waktu, memberi energi dan komitmen membangun kebersamaan keluarga setiap hari,’’ ujarnya yang menyarankan untuk sedikit “mencuri” waktu di antara kesibukan agar dapat berinteraksi setiap hari.

Sementara itu, Nadya Mulya, model, penulis, dan ibu dari dua orang anak perempuan ini, mengatakan dirinya setiap malam sekitar pukul tujuh malam pasti berinteraksi dengan kedua anaknya. “Kita punya kebiasaan untuk tea time yang memang sudah ada pelengkapan cangkir tehnya. Saat itu kami hanya fokus untuk melakukan kegiatan tersebut. Tidak boleh menggunakan gadgetdan lain-lain. Kami bercerita tentang kegiatan hari itu dan curhat jika ada masalah,’’ paparnya yang ditemui di tempat yang sama.

Nadya menyadari pentingnya pendidikan bukan sekadar mengisi jadwal anak dengan kegiatan belajar. “Sebagai ibu, saya harus lebih cermat memilih pendidikan untuk anak-anak saya, baik formal atau nonformal. Risiko semakin sedikitnya waktu berkumpul bersama, tentu dirasakan. Karena itu, saya memainkan peran saya sebagai ibu dalam membangun kebersamaan sehingga anak-anak tetap menikmati proses belajar mereka tanpa kehilangan emotional bonding dengan anggota keluarga yang lain,” kata Nadya.

Pentingnya kebersamaan dengan para anggota keluarga memang kini menjadi perhatian OREO yang dikampanyekan melalui #AsyiknyaBersama#. Peran ibu sangat penting untuk membangun emotional bonding keluarga agar tercipta dinamika positif antaranggota keluarga.

Ita Karo Karo-Fernandez, Marketing Manager OREO Indonesia, mengatakan, “Hasil penelitian BMI Research di tiga kota besar Indonesia, Jakarta, Bandung, dan Surabaya, menyebutkan bahwa enam dari sepuluh anak Indonesia saat ini menghabiskan dua-tiga jam sehari untuk kegiatan ekstrakurikuler setelah jam sekolah,’’ urainya.

Ita menambahkan, banyak dari mereka melakukan kegiatan lain seusai jam sekolah, seperti latihan musik, bahasa, dan olahraga. “Kampanye #AsyiknyaBersama merupakan wujud keseriusan OREO untuk menjadi mitra utama para ibu dalam menciptakan kebersamaan keluarga karena emotional bonding antaranggota keluarga sangat penting untuk membentuk kepribadian dan karakter anak,’’ kata Ita.

Sali pawiatan
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0866 seconds (0.1#10.140)