Jakarta Diabetes Meeting Akan Dihadiri 1.000 Peserta
A
A
A
JAKARTA - Jakarta Diabetes Meeting (JDM) kembali diselenggarakan tahun ini, kegiatan yang dilaksanakan pada 20-21 Desember di Hotel Shangri La ini merupakan yang ke-23 kalinya. Dalam JDM kali ini, akan membicarakan beberapa hal yang baru dalam tata laksana diabetes.
Hal-hal baru tersebut antara lain mengenai pengobatan diabetes mutakhir secara holistik yang menyangkut pencegahan diabetes, penemuan obat-obat baru yang mengutamakan peran organ lain dalam mengontrol gula darah, penemuan obat lipid terbaru dan mengenai pertimbangan penggunaan insulin.
Di sisi lain, ditekankan juga akan pentingnya individualisasi dalam diabetes serta kupasan mengenai problematika pengobatan diabetes setelah era Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS).
"JDM 2014 menekankan pentingnya penyederhanaan pada tata laksana diabetes. Tujuan yang hendak dicapai adalah agar baik dokter umum maupun dokter spesialis dapat menatalaksana diabetes secara menyeluruh, namun tidak merasa rumit dengan pilihan pengobatan yang ada," tutur Ketua JDM 2014, Dr.Dante S.Herbuwono, SpPD-KEMD, PhD, dalam Konferensi Pers, di Hotel Shangri La, Jakarta, Jumat (19/12/2014).
JDM kali ini akan diikuti oleh sekitar kurang lebih 1.000 peserta yang terdiri dari dokter umum, spesialis, konsultan endokrin, edukator diabetes, para pakar serta pemerhati diabetes.
Beberapa topik yang diangkat adalah mitos dan kontroversi dalam tata laksana diabetes, pertimbangan pemberian insulin yang mencakup biaya dan keefektifitasan insulin, pemberian pada pasien rawat jalan, rawat inap dan pada pasien kritis serta hambatan dalam pemberian insulin.
Ia menambahkan jika dilihat dari sisi dokter, keterbatasannya antara lain ketidaktahuan mengenai bagaimana menatalaksana diabetes, apalagi dengan komplikasi.
Dari edukator adalah banyak pasien yang tidak mendapat informasi yang cukup terhadap pengobatan yang dilakukan serta tingkat kepatuhan pasien yang tidak baik seringkali membuat diabetes tidak diobati secara optimal.
Hal-hal baru tersebut antara lain mengenai pengobatan diabetes mutakhir secara holistik yang menyangkut pencegahan diabetes, penemuan obat-obat baru yang mengutamakan peran organ lain dalam mengontrol gula darah, penemuan obat lipid terbaru dan mengenai pertimbangan penggunaan insulin.
Di sisi lain, ditekankan juga akan pentingnya individualisasi dalam diabetes serta kupasan mengenai problematika pengobatan diabetes setelah era Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS).
"JDM 2014 menekankan pentingnya penyederhanaan pada tata laksana diabetes. Tujuan yang hendak dicapai adalah agar baik dokter umum maupun dokter spesialis dapat menatalaksana diabetes secara menyeluruh, namun tidak merasa rumit dengan pilihan pengobatan yang ada," tutur Ketua JDM 2014, Dr.Dante S.Herbuwono, SpPD-KEMD, PhD, dalam Konferensi Pers, di Hotel Shangri La, Jakarta, Jumat (19/12/2014).
JDM kali ini akan diikuti oleh sekitar kurang lebih 1.000 peserta yang terdiri dari dokter umum, spesialis, konsultan endokrin, edukator diabetes, para pakar serta pemerhati diabetes.
Beberapa topik yang diangkat adalah mitos dan kontroversi dalam tata laksana diabetes, pertimbangan pemberian insulin yang mencakup biaya dan keefektifitasan insulin, pemberian pada pasien rawat jalan, rawat inap dan pada pasien kritis serta hambatan dalam pemberian insulin.
Ia menambahkan jika dilihat dari sisi dokter, keterbatasannya antara lain ketidaktahuan mengenai bagaimana menatalaksana diabetes, apalagi dengan komplikasi.
Dari edukator adalah banyak pasien yang tidak mendapat informasi yang cukup terhadap pengobatan yang dilakukan serta tingkat kepatuhan pasien yang tidak baik seringkali membuat diabetes tidak diobati secara optimal.
(nfl)