Ratusan Peserta Padati Audisi KDI di Medan dan Palembang
A
A
A
MEDAN - Masyarakat Medan menyambut dengan antusias digelarnya audisi Kontes Dangdut Indonesia (KDI) di kota mereka. Selama dua hari, Hotel Grand Jamee yang menjadi lokasi audisi dipadati ratusan orang yang ingin menjadi bintang dangdut.
Pada audisi yang digelar pada 24—25 Januari di Medan, tak kurang dari 500 orang mengantre untuk berpartisipasi. Audisi hari pertama di Medan langsung diserbu 300 orang.
Mereka tak hanya berasal dari Medan, tapi banyak pula peserta yang datang dari daerah lain seperti Padang Sidempuan, Mandailing Natal, bahkan Aceh dan Riau. Para peserta rela datang jauh-jauh dan mengantre sejak pagi untuk mewujudkan mimpinya menjadi bintang dangdut ternama. Sementara hari kedua, audisi diikuti 234 peserta.
Dalam audisi kali ini, MNCTV memberlakukan sistem pre-audition. Artinya, peserta audisi akan disaring terlebih dahulu oleh sejumlah alumni KDI. Dua alumni KDI asal Medan, Dinda dan Dedi, yang berkesempatan melakukan seleksi.
“Bukan hanya menyeleksi, kehadiran Dinda dan Dedi juga nyatanya ampuh membangkitkan semangat peserta sehingga tak bosan menunggu giliran audisi. Peserta yang berhasil melalui pre audition pun lalu melanjutkan audisi ke video booth untuk menyanyi diiringi alat music,” ungkap penanggungjawab KDI Medan, Della Patrisia.
Animo besar juga ditunjukkan oleh warga Palembang dalam audisi KDI yang digelar apda 25 Januari di Radio Sriwijaya FM. Tak kurang dari 341 orang mengikuti audisi ini.
Pada audisi di Palembang, penyaringan peserta audisi juga melibatkan alumni KDI asal Wong Kito Galo, yaitu Wulan Alora. Sampai saat ini, Palembang memang punya segudang talenta menyanyi dangdut dengan cengkok melayu yang khas.
Orisinalitas cengkok lah yang diandalkan para peserta dalam audisi Palembang. Dengan warna cengkok dangdut klasik, kebanyakan peserta membawakan lagu-lagu dangdut yang abadi seperti lagu milik sang legenda Rita Sugiarto dan raja dangdut Rhoma Irama.
Selama audisi KDI 2015, tim MNCTV juga berusaha mengeksplorasi seluruh bakat yang dimiliki peserta. Tak heran, para peserta tampak percaya diri menunjukkan kemampuannya di luar bidang tarik suara seperti bermain gitar, menari, hingga menunjukkan atraksi pencak silat.
Bahkan ada pula peserta yang berprofesi sebagai penata gaya yang mengenakan kostum unik buatannya sendiri. Sementara itu, tidak adanya batasan usia maksimal dan batasan status membuat seorang wiraswasta berusia 57 tahun tak ragu mengikuti audisi.
Rangkaian audisi KDI masih akan berlanjut. Kota berikutnya yang akan disinggahi tim MNCTV adalah Banjarmasin, tepatnya pada 31 Januari mendatang.
Pada audisi yang digelar pada 24—25 Januari di Medan, tak kurang dari 500 orang mengantre untuk berpartisipasi. Audisi hari pertama di Medan langsung diserbu 300 orang.
Mereka tak hanya berasal dari Medan, tapi banyak pula peserta yang datang dari daerah lain seperti Padang Sidempuan, Mandailing Natal, bahkan Aceh dan Riau. Para peserta rela datang jauh-jauh dan mengantre sejak pagi untuk mewujudkan mimpinya menjadi bintang dangdut ternama. Sementara hari kedua, audisi diikuti 234 peserta.
Dalam audisi kali ini, MNCTV memberlakukan sistem pre-audition. Artinya, peserta audisi akan disaring terlebih dahulu oleh sejumlah alumni KDI. Dua alumni KDI asal Medan, Dinda dan Dedi, yang berkesempatan melakukan seleksi.
“Bukan hanya menyeleksi, kehadiran Dinda dan Dedi juga nyatanya ampuh membangkitkan semangat peserta sehingga tak bosan menunggu giliran audisi. Peserta yang berhasil melalui pre audition pun lalu melanjutkan audisi ke video booth untuk menyanyi diiringi alat music,” ungkap penanggungjawab KDI Medan, Della Patrisia.
Animo besar juga ditunjukkan oleh warga Palembang dalam audisi KDI yang digelar apda 25 Januari di Radio Sriwijaya FM. Tak kurang dari 341 orang mengikuti audisi ini.
Pada audisi di Palembang, penyaringan peserta audisi juga melibatkan alumni KDI asal Wong Kito Galo, yaitu Wulan Alora. Sampai saat ini, Palembang memang punya segudang talenta menyanyi dangdut dengan cengkok melayu yang khas.
Orisinalitas cengkok lah yang diandalkan para peserta dalam audisi Palembang. Dengan warna cengkok dangdut klasik, kebanyakan peserta membawakan lagu-lagu dangdut yang abadi seperti lagu milik sang legenda Rita Sugiarto dan raja dangdut Rhoma Irama.
Selama audisi KDI 2015, tim MNCTV juga berusaha mengeksplorasi seluruh bakat yang dimiliki peserta. Tak heran, para peserta tampak percaya diri menunjukkan kemampuannya di luar bidang tarik suara seperti bermain gitar, menari, hingga menunjukkan atraksi pencak silat.
Bahkan ada pula peserta yang berprofesi sebagai penata gaya yang mengenakan kostum unik buatannya sendiri. Sementara itu, tidak adanya batasan usia maksimal dan batasan status membuat seorang wiraswasta berusia 57 tahun tak ragu mengikuti audisi.
Rangkaian audisi KDI masih akan berlanjut. Kota berikutnya yang akan disinggahi tim MNCTV adalah Banjarmasin, tepatnya pada 31 Januari mendatang.
(alv)