Kanker Paru, Kanker Pembunuh di Negara Maju

Selasa, 10 Februari 2015 - 10:12 WIB
Kanker Paru, Kanker Pembunuh di Negara Maju
Kanker Paru, Kanker Pembunuh di Negara Maju
A A A
Di Negara maju, kanker paru-paru telah menempati posisi teratas sebagai kanker paling membunuh. Sebelumnya, posisi ini ditempati oleh kanker payudara. Fenomena ini terjadi tak lain karena perubahan kebiasaan merokok pada wanita di seluruh dunia.

Para peneliti menjelaskan, banyak wanita mulai merokok sejak 4 dekade lalu serta konsekuensi yang mengerikan ini baru saja muncul di negara-negara maju. Kanker paru-paru menjadi penyebab kematian kaum pria di negara maju, beberapa dekade lalu dan menjadi penyebab kematian bagi kaum wanita baru terjadi beberapa tahun terakhir ini.

“Kanker ini memang kebanyakan disebabkan oleh kebiasaan merokok,” ungkap Lindsey Torre, seorang peneliti sekaligus ahli epidemiologi dari American Cancer Society. Namun, ini memakan waktu sekitar 3 dekade hingga akhirnya para penderita meninggal dunia. Sebab, kanker paru-paru membutuhkan waktu yang lama untuk terus berkembang.

“Korban penderita kanker paru-paru yang kita lihat saat ini adalah mereka yang telah memulai kebiasaan merokoknya sejak 1970-an. Ini dimulai ketika wanita tersebut benar-benar mulai rutin merokok,” ujar Torre. Di beberapa negara maju, tingkat kanker payudara sudah cenderung stabil atau bahkan kian berkurang sejak beberapa waktu lalu.

Kanker payudara ini lebih mudah terdeteksi sehingga penanganannya dapat dilakukan sedini mungkin. Torre berharap, jumlah wanita yang memiliki kebiasaan merokok terus berkurang sehingga jumlah penderita kanker paru-paru di negara-negara maju turut berkurang, setidaknya pada 30 tahun mendatang.

Di negara berkembang, Torre memprediksi bahwa tingkat kematian pada penderita kanker paruparu akan terus meningkat seiring semakin banyaknya tak hanya pria, juga wanita yang masih melakukan kebiasaan merokok.

Kanker paru-paru sudah menjadi penyebab kematian bagi kaum pria di negara-negara berkembang, pada waktu yang sama kanker payudara masih menjadi penyebab kematian bagi kaum wanita di beberapa negara berkembang. Salah seorang ahli kanker asal Amerika Serikat, Dr Norman mengatakan, hasil temuan ini bukanlah hal yang mengejutkan “Penelitian ini menunjukkan, ini terjadi benar tak hanya di Amerika Serikat, juga di hampir seluruh negara maju,” ungkapnya.

Kini banyak orang yang berada di garis kemiskinan mulai mengikuti gaya hidup orang Barat, seperti kebiasaan merokok. Dengan demikian, tingkat penderita kanker kian meningkat, khususnya penderita kanker paru-paru pada pria. Pada 2012, setidaknya terdapat 14,1 juta ditemukan korban kanker dan 8,2 juta jiwa meninggal dunia akibat kanker terjadi di dunia.

Para peneliti tersebut menekankan, negara berkembang sudah sangat terbebani dengan kanker yang berhubungan dengan adanya infeksi, seperti kanker hati, perut, dan serviks. Selama orangorang di negara berkembang terus mengikuti gaya hidup Barat, bukan tidak mungkin kanker akan menjadi hal biasa di sana. Kanker payudara, paru-paru, atau bahkan kanker usus akan terus meningkat.

Di negara maju, kanker prostat dan kanker payudara adalah kanker yang paling banyak didiagnosis. Namun, kanker paru-paru menjadi penyebab kematian paling besar bagi pria dan wanita. Peneliti menemukan, di negara berkembang maupun negara maju, kanker usus juga turut menjadi penyebab kematian yang paling sering terjadi.

Kanker telah menjadi beban yang paling besar, baik di negara maju maupun negara berkembang. Penderita kanker akan terus meningkat seiring meningkatnya populasi karena adanya peningkatan faktor-faktor berisiko, seperti kebiasaan merokok, kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, dan perubahan pola reproduksi.

Larrisa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5311 seconds (0.1#10.140)