Aneka Es Khas Nusantara

Rabu, 18 Maret 2015 - 09:00 WIB
Aneka Es Khas Nusantara
Aneka Es Khas Nusantara
A A A
UNTUK camilan keluarga mengapa tidak mencoba membuat es. Apalagi kuliner kita kaya akan berbagai macam es yang dapat menyegarkan tubuh. Cocok disajikan saat siang hari setelah santap siang maupun pada sore hari.

Kalau mau ditilik, sebenarnya negeri kita kaya berbagai macam jenis es yang dapat mengusir haus membandel. Penganan ini juga cocok disajikan siang hari usai bersantap siang. Apalagi cuaca panas yang kini tengah melanda Ibu Kota membuat semakin pas menyajikan hidangan yang satu ini.

Mari kita lihat aneka es yang ada di Nusantara. Dimulai dari Kota Padang yang terkenal dengan es tebak. Es campur khas Padang ini pun juga populer di pelosok Sumatera Barat. Di daerah asalnya, es ini amat mudah ditemukan, baik di pinggir jalan maupun di rumah makan. Tampilannya sebenarnya tidak ubahnya dengan es campur. Penjual es tebak juga memamerkan ragam toples warna-warni berisi agar-agar merah, agar-agar hijau, cendol hijau, cincau hitam, buah kolang-kaling merah dan hijau, tapai, nangka, potongan roti tawar, sirup merah, sirup gula merah hingga santan di gerobak atau meja dagangannya.

Meski begitu, ada pula es tebak yang tidak menggunakan santan. Hal ini sekaligus yang menjadi pembeda es tebak dengan es campur. Es tebak terbuat dari tepung beras yang dimasak dan dicetak dalam cetakan cendol sehingga bentuknya mirip cendol. Namun, es tebak memiliki tekstur yang lebih keras dan berwarna putih. Mirip serutan kelapa muda. Lalu, es tebak ini diberi es serut yang banyak.

Dan akhirnya, gundukan es serut itu disiram air gula tebu, cairan cokelat, sirup merah, dan susu kental manis. Sementara, di Sulawesi Selatan, es pisang ijo yang jadi idola. Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan es yang satu ini. Es khas Makassar ini terbuat dari bahan utama berupa pisang ijo. Pisang ijo berupa pisang yang dibalut dengan adonan tepung yang berwarna hijau dan cara memasaknya dengan mengukus di sebuah dandang.

Tepung berwarna dibuat dari tepung, air, pewarna hijau atau air daun suji, dan air daun pandan. Meski sama-sama menggunakan pisang, es pisang ijo beda dengan es palu butung. Pembuatan es palu butung lebih ringkas ketimbang es pisang ijo. Pisangnya tidak dibalut dengan pewarna hijau. Beralih ke Kalimantan Barat, tepatnya di Pontianak. Di sini populer dengan es lidah buaya.

Untuk diketahui, aloe vera atau lidah buaya memang menjadi salah satu tanaman andalan. Untuk membuatnya tak sulit. Bahan yang diperlukan, yakni daun lidah buaya, jeruk nipis, garam dapur, dan gula pasir. Pilihlah daun yang cukup umur dan tebal. Daun cukup umur berwarna hijau tua, bagian tepi daun berduri lunak dan pucat. Kemudian cuci bersih daun lidah buaya, lalu kupas kulit daun lidah buaya yang bening. Selanjutnya, didihkan air, lalu potongan daging lidah buaya dimasukkan dan didiamkan selama 10 menit.

Daging lidah buaya berikutnya direndam dalam larutan asam yang terbuat dari 1 liter air matang, kemudian tambahkan 1 sendok makan perasan jeruk nipis. Bilas potongan daging daun lidah buaya dengan air matang, tambahkan larutan gula sesuai selera, dan siap dinikmati. Lidah buaya memiliki khasiat antara lain sebagai alkalisasi tubuh, meningkatkan sistem imun tubuh, menjaga kesehatan kardiovaskular, sumber asam amino, dan melawan peradangan. Beralih ke Manado, ada es kacang merah.

Selain kelezatan kacang merah dan kesegaran esnya, es ini digemari karena pembuatannya yang tak kalah mudah. Bahannya sederhana, hanya kacang merah kering.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0875 seconds (0.1#10.140)