Grafiti untuk Gaya Rambut

Kamis, 09 April 2015 - 09:29 WIB
Grafiti untuk Gaya Rambut
Grafiti untuk Gaya Rambut
A A A
Seni melukis di tembok atau grafiti menjadi inspirasi tren pewarnaan rambut oleh para hairdresser .

Teknik campuran warna dan pengaplikasian garis warna yang tegas menjadi kuncinya. Menurut Vismay Sharma, President Director L’Oreal Indonesia, grafiti merupakan seni asli Amerika Serikat yang menjadi ekspresi kebebasan para seniman sejak era tahun 1960-an.

New York menjadi cikal bakal lahirnya seni grafiti, hingga akhirnya menjadi pergerakkan seni pada era 1971 oleh seniman muda, Taki183. Grafiti kemudian berkembang menjadi seni yang lebih harmonis dan dikenal dengan nama mural pada pertengahan 1970-an. “Grafiti akhirnya menjadi bagian dari produksi visual untuk pementasan seni, film, bahkan hingga teknik pewarnaan rambut,” tutur Vismay di Lot 8, Sudirman, Jakarta, Selasa (7/4).

Matrix, sebuah brand pewarnaan rambut yang merupakan bagian dari L’Oreal, melalui koleksi Graffiti Nation, menegaskan teknik pewarnaan grafis yang khas. Garis warna tegas layaknya grafiti yang dipadukan dengan teknik cutting yang lembut menjadi ciri utama koleksi ini. Tampilan rambut pun akan menjadi lebih disesuaikan (adjustable ) dan penuh kejutan.

Koleksi Graffiti Nation juga menampilkan teknik pewarnaan baru, yaitu 3Dshading yang membingkai garis-garis warna bold sehingga menciptakan efek tiga dimensi. “Efek dari 3Dshading ini hampir mirip dengan warna rambut highlight . Namun, memiliki perbedaan dari segi tampilan yang dihasilkan, yaitu terlihat lebih bold dan edgy ,” tutur Patricia L Viola, Education Manager Matrix Indonesia.

Pada keseluruhan koleksi, tekstur rambut ditata dengan fleksibel dan natural. Ini melambangkan penataan bergaya structured fluidity . Penataan dilakukan dengan menggunakan rangkaian design pulse , yaitu hair lock hairspray, go big mousse , dan rock solid gel. Sementara itu, Uros Mikic, salah satu Matrix Collective Artist dari Australia, merekomendasikan tiga kelompok warna untuk keseluruhan koleksi, yaitu kelompok warna warm (red dan red violet), gold copper , dan pantulan warna cool (ash ).

“Untuk konsumen Indonesia, kami memilih tiga tren gaya rambut, yaitu ridged flames, city wave, dan downtown halo . Ketiga tren ini sangat sesuai apabila dilihat dari segi potongan dan warna yang kontras dengan warna kulit orang Indonesia,” ujar Uros. Ridged flames adalah teknik pewarnaan dan penataan yang terinspirasi dari alat yang digunakan para seniman grafiti dalam menorehkan warna.

“Penataan yang sleek menjadi inti dari tampilan warna yang menyerukan gradasi warna kegelapan dan terang dengan aksen hair-bun sebagai elemen kejutan,” tuturnya. Ada pula city wave, yaitu gaya rambut yang terinspirasi dari teknik para seniman grafis dalam menciptakan garisgaris tegas yang membingkai gambar. Keunikan shades dan layer mendominasi pada tatanan rambut ini.

“Pilihan warna gold, copper, dan dark-brown menjadi pilihan untuk menciptakan gradasi warna ini,” kata Uros Selanjutnya downtown halo terinspirasi dari aksen halo yang kerap diimbuhkan para seniman grafis di beberapa karya tertentu. Aksen halo atau lingkaran suci menjadi penegas gaya ini, serta dipadukan dengan cutting yang soft dan styling natural.

“Kejutan menarik dari downtown halo adalah potongan rambut bob yang eksentrik dengan aksen layer penuh grafis di bagian belakang,” tuturnya.

Dwi nur ratnaningsih
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4692 seconds (0.1#10.140)