Mempertahankan Jati Diri dalam Bermusik Jadi Tantangan Para Musisi saat Ini
Jum'at, 03 Februari 2023 - 18:29 WIB
Kendati demikian, Ardhito sadar lagu-lagu jazz kala itu masih sulit diterima di banyak kalangan. Namun, persepsinya berubah ketika melihat debut album Danilla berjudul Telisik pada 2014.
Senada dengan Ardhito, Igditaf juga kerap memikirkan segi idealisme dibandingkan komersial dalam lagu. "Untuk orang-orang kayak aku atau mungkin musisi juga kayak Kak Ditho pasti kita tuh lebih ada idealismenya gitu loh," ujarnya.
"Yang paling penting dari kita itu kan bukan engagement, tapi yang penting untuk kita berdua itu community gitu. Maksudnya, community kita itu udah pasti mau nerima, mau nelen apa aja yang kita kasih, dimakan gitu," sambung wanita dengan nama asli Brigitta Sriulina Beru Meliala.
Igditaf pun menyebutkan jika mempertahankan jati diri dalam bermusik merupakan tantangan para musisi saat ini. "Tiap tahun itu akan ada banyak banget musisi pendatang baru, orang-orang baru, dan mereka punya sesuatu yang dibawa ke industri dan harapannya berbeda gitu," kata dia.
"Nah gimana caranya terus menjadi beda, dan bagi yang sudah ada di industri yang masih berjuang, yang lagi berjuang, gimana caranya kita tetap ngegali diri sendiri, musiknya kita ubah lagi, kita beri warna baru tapi itu tetap Idgitaf gitu," katanya lagi.
Sementara itu, selain karyanya memang disukai pendengar kalangan muda, Ardhito Pramono dan Igditaf juga diuntungkan dengan kehadiran media sosial. Lewat platform musik digital ini, sang musisi bisa memperkenalkan musiknya ke jangkauan lebih luas.
Hal itu pun menjadi topik dalam pembahasan di acara Eventori Universe. Di mana, setiap orang bisa memanfaatkan media sosial menjadi jembatan berkarya.
"Masa depan industri hiburan Indonesia bisa kita genggam bersama. Menyatukan semua elemen baik dari segi pelaku, penggemar, dan penyelenggara," tukas CEO Eventori, Fary Farghob.
Senada dengan Ardhito, Igditaf juga kerap memikirkan segi idealisme dibandingkan komersial dalam lagu. "Untuk orang-orang kayak aku atau mungkin musisi juga kayak Kak Ditho pasti kita tuh lebih ada idealismenya gitu loh," ujarnya.
"Yang paling penting dari kita itu kan bukan engagement, tapi yang penting untuk kita berdua itu community gitu. Maksudnya, community kita itu udah pasti mau nerima, mau nelen apa aja yang kita kasih, dimakan gitu," sambung wanita dengan nama asli Brigitta Sriulina Beru Meliala.
Igditaf pun menyebutkan jika mempertahankan jati diri dalam bermusik merupakan tantangan para musisi saat ini. "Tiap tahun itu akan ada banyak banget musisi pendatang baru, orang-orang baru, dan mereka punya sesuatu yang dibawa ke industri dan harapannya berbeda gitu," kata dia.
"Nah gimana caranya terus menjadi beda, dan bagi yang sudah ada di industri yang masih berjuang, yang lagi berjuang, gimana caranya kita tetap ngegali diri sendiri, musiknya kita ubah lagi, kita beri warna baru tapi itu tetap Idgitaf gitu," katanya lagi.
Sementara itu, selain karyanya memang disukai pendengar kalangan muda, Ardhito Pramono dan Igditaf juga diuntungkan dengan kehadiran media sosial. Lewat platform musik digital ini, sang musisi bisa memperkenalkan musiknya ke jangkauan lebih luas.
Hal itu pun menjadi topik dalam pembahasan di acara Eventori Universe. Di mana, setiap orang bisa memanfaatkan media sosial menjadi jembatan berkarya.
"Masa depan industri hiburan Indonesia bisa kita genggam bersama. Menyatukan semua elemen baik dari segi pelaku, penggemar, dan penyelenggara," tukas CEO Eventori, Fary Farghob.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda