4 Penyakit yang Banyak Dialami Korban Gempa Turki
Selasa, 14 Februari 2023 - 17:00 WIB
JAKARTA - Gempa Turki dan Suriah berkekuatan magnitudo 7,6 yang terjadi pada 6 Februari lalu menyita perhatian dunia. Bencana alam ini telah meluluhlantahkan ribuan pemukiman serta gedung-gedung di dua negara tersebut.
Tercatat ada hampir 6 ribu bangunan yang roboh dan 13 juta warga terdampak di negara yang terletak di beberapa jalur patahan seismik tersebut. Kini, jumlah korban gempa dari kedua negara itu sudah lebih dari 36 ribu jiwa.
Saat ini tim medis internasional berdatangan ke daerah yang dilanda gempa di Turki dan Suriah. Kebanyakan masyarakat di sana mengalami patah tulang di area lengan dan kaki akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Saat terjadi bencana alam, tentu banyak korban yang terjangkit penyakit. Selain karena lingkungan seadanya, cuaca juga mempengarhui kondisi kesehatan para pengungsi.
Berikut penyakit yang banyak dialami korban Turki, seperti dilansir dari Washingtonpost, Selasa (14/2/2023).
1. Hipotermia
Gempat Turki dan Suriah melanda saat musim dingin. Hal itu membuat temperatur suhu selalu berubah. Korban yang selamat dan tinggal di pengungsian banyak yang mengalami hipotermia atau radang dingin. Hal itu karena kondisi yang tidak memungkinkan bagi para pengungsi mendapatkan baju hangat.
Tercatat ada hampir 6 ribu bangunan yang roboh dan 13 juta warga terdampak di negara yang terletak di beberapa jalur patahan seismik tersebut. Kini, jumlah korban gempa dari kedua negara itu sudah lebih dari 36 ribu jiwa.
Saat ini tim medis internasional berdatangan ke daerah yang dilanda gempa di Turki dan Suriah. Kebanyakan masyarakat di sana mengalami patah tulang di area lengan dan kaki akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Saat terjadi bencana alam, tentu banyak korban yang terjangkit penyakit. Selain karena lingkungan seadanya, cuaca juga mempengarhui kondisi kesehatan para pengungsi.
Berikut penyakit yang banyak dialami korban Turki, seperti dilansir dari Washingtonpost, Selasa (14/2/2023).
1. Hipotermia
Gempat Turki dan Suriah melanda saat musim dingin. Hal itu membuat temperatur suhu selalu berubah. Korban yang selamat dan tinggal di pengungsian banyak yang mengalami hipotermia atau radang dingin. Hal itu karena kondisi yang tidak memungkinkan bagi para pengungsi mendapatkan baju hangat.
tulis komentar anda