Mengenal Penyebab Obesitas pada Anak, Tak Melulu karena Makanan
Sabtu, 04 Maret 2023 - 10:35 WIB
“Hindari makanan olahan dan makanan frozen, kaleng, snack. Kenalkan anak pada makanan segar dan olahan sendiri. Daripada makan naget mending makan ayam, daripada sosis mending masak daging cincang. Pilih makanan segar seperti buah-buahan dan sayuran segar,” ucap dr. Diana.
“Anak jangan disuruh diet. Karena kalau makanannya dikurangi secara dratis dan tiba-tiba, anak akan kelaparan dan malah akan menjadi craving dan akan makan lebih banyak lagi," sambung. dr. Frida.
Cara paling direkomendasikan adalah mengembalikan kebutuhan kalori anak sesuai usia dan kebutuhannya. Buat jadwal makan tiga kali sehari dan dua kali snack. Makan harus lebih banyak daripada snack. Berikan menu bervariasi terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. “Pastikan menunya berwarna-warni karena yang berwarna-warni pasti sehat, berarti di situ ada buah dan sayuran,” lanjutnya.
Salah satu bentuk literasi gizi yang baik adalah membiasakan membaca label kemasan pada produk makanan dan minuman. Perhatikan jumlah kalori yang tersedia dalam nutrition facts atau informasi nilai gizi sesuai kebutuhan harian.
“Pastikan orang tua paham cara membaca label kemasan ini. Informasi gizi ini biasanya diukur per-penyajian. Jumlah kalori yang ada misalnya persaji 200 kalori, tapi setiap 1 kemasan mengandung 2 kali saran penyajian. Jadi kalau langsung dihabiskan berarti kalori yang dikonsumsi sebanyak 2 x 200 kalori jadi 400 kalori. Jumlah yang sangat berlebihan untuk sebuah camilan atau makanan selingan," tandasnya.
Pastikan juga kadar gula dan kadar garamnya. Orang yang peduli pada kebutuhan gizi, pasti akan selalu membaca label kemasan, membatasi porsi kalori, garam, dan gula sesuai kebutuhan harian dan usia anak.
“Anak jangan disuruh diet. Karena kalau makanannya dikurangi secara dratis dan tiba-tiba, anak akan kelaparan dan malah akan menjadi craving dan akan makan lebih banyak lagi," sambung. dr. Frida.
Cara paling direkomendasikan adalah mengembalikan kebutuhan kalori anak sesuai usia dan kebutuhannya. Buat jadwal makan tiga kali sehari dan dua kali snack. Makan harus lebih banyak daripada snack. Berikan menu bervariasi terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. “Pastikan menunya berwarna-warni karena yang berwarna-warni pasti sehat, berarti di situ ada buah dan sayuran,” lanjutnya.
Salah satu bentuk literasi gizi yang baik adalah membiasakan membaca label kemasan pada produk makanan dan minuman. Perhatikan jumlah kalori yang tersedia dalam nutrition facts atau informasi nilai gizi sesuai kebutuhan harian.
“Pastikan orang tua paham cara membaca label kemasan ini. Informasi gizi ini biasanya diukur per-penyajian. Jumlah kalori yang ada misalnya persaji 200 kalori, tapi setiap 1 kemasan mengandung 2 kali saran penyajian. Jadi kalau langsung dihabiskan berarti kalori yang dikonsumsi sebanyak 2 x 200 kalori jadi 400 kalori. Jumlah yang sangat berlebihan untuk sebuah camilan atau makanan selingan," tandasnya.
Pastikan juga kadar gula dan kadar garamnya. Orang yang peduli pada kebutuhan gizi, pasti akan selalu membaca label kemasan, membatasi porsi kalori, garam, dan gula sesuai kebutuhan harian dan usia anak.
(dra)
tulis komentar anda