Daun Salam Dipercaya Bisa Obati Diabetes, Dokter Ingatkan Efek Samping Hipoglikemia
Rabu, 05 April 2023 - 21:04 WIB
JAKARTA - Daun salam dipercaya bisa mengobati diabetes . Ini karena daun salam memiliki efek hipoglikemik pada pasien diabetes, karena adanya sejumlah fitokimia dan minyak atsiri di dalamnya.
Sebuah studi yang dirilis pada 2016 dalam jurnal Clinical Biochemistry and Nutrition menyebutkan bahwa mengonsumsi satu hingga tiga gram daun salam selama 30 hari, membantu orang yang menderita diabetes tipe-2 meningkatkan fungsi insulin.
Konsumsi daun salam juga dipercaya bisa meningkatkan insulin dan metabolisme glukosa. Komponen aktif daun salam yaitu polifenol, dipercaya bisa membantu mengendalikan kadar glukosa. Selain itu, mereka juga meningkatkan profil lipid pasien.
Staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen Penyakit Dalam FKUI RSCM dr Dicky Tahapary, Ph.D, Sp.PD KEMD FINASIM mengatakan penelitian terkait daun salam menurunkan diabetes masih sangat terbatas. Sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Memang ada beberapa penelitian tapi bukan penelitian besar. Ada tradisonal herbal, yang ada efek menurunkan gula darah, ada daun salam, kayu manis, daun insulin," kata Dicky di Jakarta, Rabu (5/4/2023).
"Problemnya sebagian besar belum diuji klinis untuk dilihat efek jangka panjang keamananya. Baiknya kalau mau gunakan obat herbal disiapkan sendiri komunikasi dengan dokter supaya kita siap," sambungnya.
Di sisi lain, Dicky mengingatkan masyarakat soal efek samping dari daun salam. Daun yang biasa digunakan untuk masak ini bisa menyebabkan hipoglikemia atau gula darah rendah. Karena itu, penting mengonsumsi daun salam dalam pantauan dokter.
"Kalau mau konsumsi juga harus rutin biar dokter juga lihat. Perlu kontinuitas, sebab beberapa kasus soalnya nggak bilang. Tahuu-tahu kena hipoglikemia, penting keterbukaan ke dokter kalau mau pakai teratur," tandasnya.
Sementara itu, diabetes adalah kondisi kesehatan di mana tubuh mengalami kenaikan dan penurunan kadar gula darah yang tidak menentu. Ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan lainnya.
Mengelola dan mencegah diabetes dan praktik diet sehat serta olahraga teratur dapat mengurangi gejala. Termasuk berpotensi mencegah kondisi tersebut.
Sebuah studi yang dirilis pada 2016 dalam jurnal Clinical Biochemistry and Nutrition menyebutkan bahwa mengonsumsi satu hingga tiga gram daun salam selama 30 hari, membantu orang yang menderita diabetes tipe-2 meningkatkan fungsi insulin.
Konsumsi daun salam juga dipercaya bisa meningkatkan insulin dan metabolisme glukosa. Komponen aktif daun salam yaitu polifenol, dipercaya bisa membantu mengendalikan kadar glukosa. Selain itu, mereka juga meningkatkan profil lipid pasien.
Staf Divisi Metabolik Endokrin Departemen Penyakit Dalam FKUI RSCM dr Dicky Tahapary, Ph.D, Sp.PD KEMD FINASIM mengatakan penelitian terkait daun salam menurunkan diabetes masih sangat terbatas. Sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Memang ada beberapa penelitian tapi bukan penelitian besar. Ada tradisonal herbal, yang ada efek menurunkan gula darah, ada daun salam, kayu manis, daun insulin," kata Dicky di Jakarta, Rabu (5/4/2023).
"Problemnya sebagian besar belum diuji klinis untuk dilihat efek jangka panjang keamananya. Baiknya kalau mau gunakan obat herbal disiapkan sendiri komunikasi dengan dokter supaya kita siap," sambungnya.
Di sisi lain, Dicky mengingatkan masyarakat soal efek samping dari daun salam. Daun yang biasa digunakan untuk masak ini bisa menyebabkan hipoglikemia atau gula darah rendah. Karena itu, penting mengonsumsi daun salam dalam pantauan dokter.
"Kalau mau konsumsi juga harus rutin biar dokter juga lihat. Perlu kontinuitas, sebab beberapa kasus soalnya nggak bilang. Tahuu-tahu kena hipoglikemia, penting keterbukaan ke dokter kalau mau pakai teratur," tandasnya.
Baca Juga
Sementara itu, diabetes adalah kondisi kesehatan di mana tubuh mengalami kenaikan dan penurunan kadar gula darah yang tidak menentu. Ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan lainnya.
Mengelola dan mencegah diabetes dan praktik diet sehat serta olahraga teratur dapat mengurangi gejala. Termasuk berpotensi mencegah kondisi tersebut.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda