PLBN Badau, Wajah Keren Indonesia di Perbatasan
Kamis, 23 Juli 2020 - 14:03 WIB
"Selain mengubah wajah perbatasan NKRI setara bahkan lebih baik dari negara tetangga, keberadaan PLBN Badau juga layak disebut sebagai beranda depan Indonesia, sebagai negara besar yang berdaulat, berdaya saing, dan aman," kata Komandan Satgas Pamtas Indonesia-Malaysia, Yonif 133/YS, Letkol Inf Hendra Cipta.
Sementara itu, pengamatan KORAN SINDO, kentara sekali bangunan gedung PLBN Badau mengusung budaya lokal Kalimantan dengan mengadaptasi bentuk bangunan khas Rumah Panjang, penggunaan ornamen lokal, serta penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building). Lanskap hutan, bukit dan pegunungan yang menjadi pembatas alam Indonesia-Malaysia, semakin menjadikan PLBN Badau terlihat keren dan mempesona.
Adapun zona inti PLBN yang berdiri di atas lahan seluas 8,8 hektare ini, memiliki luas bangunan 7.619 m2 dengan biaya pembangunan sebesar Rp153 miliar. Bangunan yang berada pada zona inti meliputi bangunan utama PLBN, pos lintas kendaraan pemeriksaan, bangunan pemeriksaan kargo, bangunan utilitas, monumen, gerbang kedatangan dan keberangkatan, serta hardscape dan landscape kawasan yang diharapkan dapat melayani hingga 360 pelintas per hari sampai dengan tahun 2025.
Selain zona inti, ada pula zona sub inti dan pendukung, yakni perumahan petugas kepabeanan, keimigrasian, karantina dan pengamanan, rumah ibadah, tempat makan, wisma Indonesia, gedung serbaguna, kantor pengelola, pasar wisata, mess pegawai, termasuk sarana pendukung lainnya seperti ATM, taman, jalan, dan patung presiden pertama Sukarno sedang menunjuk ke arah Malaysia, yang kini dalam tahap finishing.
"Pernah ada warga Malaysia yang bertanya, berapa harga perumahan yang ada di sini (PLBN Badau). Mereka tertarik dengan model bangunannya dan berminat untuk membeli. Setelah kami jelaskan bahwa rumah-rumah tersebut adalah mess pegawai dan tidak dijual, mereka tertawa," kata Wendelinus Fanu, Kasubid Pengembangan Kawasan PLBN Badau.
Sementara itu, pengamatan KORAN SINDO, kentara sekali bangunan gedung PLBN Badau mengusung budaya lokal Kalimantan dengan mengadaptasi bentuk bangunan khas Rumah Panjang, penggunaan ornamen lokal, serta penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building). Lanskap hutan, bukit dan pegunungan yang menjadi pembatas alam Indonesia-Malaysia, semakin menjadikan PLBN Badau terlihat keren dan mempesona.
Adapun zona inti PLBN yang berdiri di atas lahan seluas 8,8 hektare ini, memiliki luas bangunan 7.619 m2 dengan biaya pembangunan sebesar Rp153 miliar. Bangunan yang berada pada zona inti meliputi bangunan utama PLBN, pos lintas kendaraan pemeriksaan, bangunan pemeriksaan kargo, bangunan utilitas, monumen, gerbang kedatangan dan keberangkatan, serta hardscape dan landscape kawasan yang diharapkan dapat melayani hingga 360 pelintas per hari sampai dengan tahun 2025.
Selain zona inti, ada pula zona sub inti dan pendukung, yakni perumahan petugas kepabeanan, keimigrasian, karantina dan pengamanan, rumah ibadah, tempat makan, wisma Indonesia, gedung serbaguna, kantor pengelola, pasar wisata, mess pegawai, termasuk sarana pendukung lainnya seperti ATM, taman, jalan, dan patung presiden pertama Sukarno sedang menunjuk ke arah Malaysia, yang kini dalam tahap finishing.
"Pernah ada warga Malaysia yang bertanya, berapa harga perumahan yang ada di sini (PLBN Badau). Mereka tertarik dengan model bangunannya dan berminat untuk membeli. Setelah kami jelaskan bahwa rumah-rumah tersebut adalah mess pegawai dan tidak dijual, mereka tertawa," kata Wendelinus Fanu, Kasubid Pengembangan Kawasan PLBN Badau.
(tdy)
tulis komentar anda