Jangan Abai Protokol Kesehatan, Perjalanan Vaksin Covid-19 Masih Panjang
Sabtu, 25 Juli 2020 - 16:42 WIB
Sementara itu, menurut Pakar Epidemiologi, Pandu Riono, uji klinis vaksin sangat membutuhkan proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6-12 bulan. "Uji klinis ini tujuannya mencari efek kemampuan melindungi penduduk yang terinfeksi. Kita lagi mencari vaksin yang efektif dan aman , jadi masih panjang," terangnya.
Di samping itu, sebelum pemerintah melakukan uji klinis vaksin Sinovac lebih jauh, sebaiknya memperjelas kerjasamanya dengan China. Apakah kerjasama ini menjadi bagian dari multicenter study sama seperti negara lain, Brasil juga India, atau ada tujuan lainnya.
"Kenapa kok Indonesia bisa mendapatkan privilage dapat vaksin , itu perjanjiannya bagaimana? Biasanya dalam perkembangan vaksin , memang diujicoba dari banyak negara, namanya multicenter study," kata Pandu.
Karena baru proses awal, belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya vaksin Sinovac. Pandu meminta agar masyarakat juga tidak tergesa-gesa mengharapkan vaksin ini segera ada. "Kalau menjamin keamanan ke masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol kesehatan, bukan sekadar imbauan saja," tutur Pandu.
Masyarakat pun diingatkan agar tidak melupakan protokol kesehatan , seperti tidak memakai masker, jaga jarak, juga jangan lupa menghilangkan kebiasaan cuci tangan. Menurut Pandu, di masa PSBB transisi ini kasus Covid-19 semakin meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh.
(Baca juga: Virus Corona Bisa Menular Melalui Udara? )
"Makanya masyarakat diajak kenapa harus pakai masker. Kondisi Indonesia sekarang tidak normal banyak infeksi, banyak OTG (orang tanpa gejala) berkeliaran di mana-mana, makanya harus pakai masker dan terapkan protokol kesehatan ketat ," tukasnya.
Di samping itu, sebelum pemerintah melakukan uji klinis vaksin Sinovac lebih jauh, sebaiknya memperjelas kerjasamanya dengan China. Apakah kerjasama ini menjadi bagian dari multicenter study sama seperti negara lain, Brasil juga India, atau ada tujuan lainnya.
"Kenapa kok Indonesia bisa mendapatkan privilage dapat vaksin , itu perjanjiannya bagaimana? Biasanya dalam perkembangan vaksin , memang diujicoba dari banyak negara, namanya multicenter study," kata Pandu.
Karena baru proses awal, belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya vaksin Sinovac. Pandu meminta agar masyarakat juga tidak tergesa-gesa mengharapkan vaksin ini segera ada. "Kalau menjamin keamanan ke masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol kesehatan, bukan sekadar imbauan saja," tutur Pandu.
Masyarakat pun diingatkan agar tidak melupakan protokol kesehatan , seperti tidak memakai masker, jaga jarak, juga jangan lupa menghilangkan kebiasaan cuci tangan. Menurut Pandu, di masa PSBB transisi ini kasus Covid-19 semakin meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh.
(Baca juga: Virus Corona Bisa Menular Melalui Udara? )
"Makanya masyarakat diajak kenapa harus pakai masker. Kondisi Indonesia sekarang tidak normal banyak infeksi, banyak OTG (orang tanpa gejala) berkeliaran di mana-mana, makanya harus pakai masker dan terapkan protokol kesehatan ketat ," tukasnya.
(nug)
tulis komentar anda