Pakar Nutrisi AS Rekomendasikan Kacang Tanah Masuk dalam MPASI

Minggu, 26 Juli 2020 - 09:16 WIB
ASI sudah terbukti mampu mengurangi risiko kelebihan berat badan, diabetes tipe 1, dan penyakit asma. Bayi yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah terhadap tiga persoalan tersebut dibandingkan bayi yang tidak pernah disusui ASI.

3. Jangan Beri Makanan Solid Sebelum Bayi Berumur 4 Bulan

Penelitian telah menunjukkan bahwa memberi makan bayi sebelum berumur empat bulan berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas pada usia anak 2-12 tahun. Terlebih lagi pada bayi yang diberi susu formula, karena mereka tidak bisa mengatur perasaan kenyang seperti halnya bayi yang diberi ASI.

4. Perkenalkan Kacang Tanah dan Telur Sejak Dini untuk Kurangi Alergi

Para pakar di Komite Penasihat AS menemukan bahwa memberi kacang tanah dan telur dalam bentuk yang sesuai untuk bayi setelah mereka berusia di atas empat bulan dapat mengurangi risiko alergi makanan. Komite juga menyebut, tidak akan berbahaya memperkenalkan makanan yang berpotensi menyebabkan alergi pada tahapan usia anak di atas empat bulan.

5. Beri Vitamin D serta Perhatikan Asupan Zat Besi dan Zinc

Berhubung ASI tidak mengandung vitamin D yang cukup, Komite merekomendasikan agar bayi yang menyusu ASI diberi tambahan vitamin ini sebanyak 400 IU sejak lahir hingga disapih. Hanya, memberi bayi vitamin D melebihi dosis tersebut tidak dianjurkan.

Para pakar juga merekomendasikan agar ibu rutin memberi bayi mereka daging yang mengandung banyak iron dan zinc setelah si kecil berusia di atas enam bulan. Lemak tak jenuh ganda yang terdapat di dalam ikan, minyak ikan, minyak sayuran, kacang, dan biji-bijian memainkan peran penting pula dalam perkembangan otak anak.

6. Makanan Ibu Selama Masa Persiapan dan Kehamilan Berpengaruh

Laporan Komite Penasihat ini memperingatkan bahwa risiko penyakit kronis di awal kehidupan bergantung pada pola makan sehat ibu serta kebiasaan makan si kecil sejak bayi. (Baca Juga: Baik Buruk Kopi untuk Kesehatan )
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More