Tangan dan Kaki Remaja 14 Tahun Ini Diamputasi Gara-Gara Flu
Kamis, 14 September 2023 - 23:50 WIB
Sementara dilansir dari Halodoc, Toxic shock syndrome (TSS) merupakan komplikasi langka yang mengancam jiwa dari jenis infeksi bakteri tertentu. Biasanya toxic shock syndrome terjadi akibat toksin yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (staph).
Akibat kondisi yang dialaminya itu, Mathias juga dimasukkan ke dalam mesin ECMO (oksigenasi membran ekstrakorporeal), yang tampak mirip dengan mesin bypass jantung-paru. Ia berada di dalam mesin tersebut selama hampir 2 minggu agar nyawanya bisa tertolong.
"Aliran (darah) itu tidak sampai ke seluruh ekstremitasnya, jadi mereka harus mengamputasi keempat ekstremitasnya,” ujar sang ayah, Edgar.
Dr Katie Boyle, ketua tim perawatan Mathias sekaligus seorang dokter anak ICU terus berusaha bekerja dengan rekan-rekannya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin anggota tubuh Mathias. Dr Katie mengungkapkan, dia sendiri jarang menemukan kondisi atau kasus seperti yang dialami Mathias.
"Ini sangat jarang terjadi. Kadang-kadang ketika Anda terserang flu, hal itu membuat Anda terkena infeksi bakteri. Namun meskipun demikian, kebanyakan anak tidak mengalami sakit yang sama seperti Mathias,” tutur Dr Katie.
Ia menambahkan, tidak ada yang bisa dilakukan orang tua Mathias secepatnya selain harus mengamputasi putra mereka.
Sejauh ini, Mathias telah menjalani hampir berbagai jenis operasi. Bahkan, tim perawatannya mengatakan bahwa remaja tersebt masih harus menjalani beberapa operasi lagi.
Edgar dan Catalina berharap sang anak bisa kembali beraktivitas dengan menggunakan kaki palsu ketika telah keluar dari rumah sakit. Orang tua Mathias mengatakan, sejauh ini mereka memperkirakan akan menghabiskan sekitar satu bulan lagi di rumah sakit.
Saat ini, mereka sedang mencari tempat di Atlanta bagi Mathias untuk menerima prostetik dan rehabilitasi. Halaman GoFundMe sendiri telah disiapkan untuk membantu mendukung pemulihan Mathias.
Lihat Juga: Profil Dorman Borisman, Aktor Senior yang Jalani Amputasi Kaki Akibat Komplikasi Penyakit
Akibat kondisi yang dialaminya itu, Mathias juga dimasukkan ke dalam mesin ECMO (oksigenasi membran ekstrakorporeal), yang tampak mirip dengan mesin bypass jantung-paru. Ia berada di dalam mesin tersebut selama hampir 2 minggu agar nyawanya bisa tertolong.
"Aliran (darah) itu tidak sampai ke seluruh ekstremitasnya, jadi mereka harus mengamputasi keempat ekstremitasnya,” ujar sang ayah, Edgar.
Dr Katie Boyle, ketua tim perawatan Mathias sekaligus seorang dokter anak ICU terus berusaha bekerja dengan rekan-rekannya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin anggota tubuh Mathias. Dr Katie mengungkapkan, dia sendiri jarang menemukan kondisi atau kasus seperti yang dialami Mathias.
"Ini sangat jarang terjadi. Kadang-kadang ketika Anda terserang flu, hal itu membuat Anda terkena infeksi bakteri. Namun meskipun demikian, kebanyakan anak tidak mengalami sakit yang sama seperti Mathias,” tutur Dr Katie.
Ia menambahkan, tidak ada yang bisa dilakukan orang tua Mathias secepatnya selain harus mengamputasi putra mereka.
Sejauh ini, Mathias telah menjalani hampir berbagai jenis operasi. Bahkan, tim perawatannya mengatakan bahwa remaja tersebt masih harus menjalani beberapa operasi lagi.
Edgar dan Catalina berharap sang anak bisa kembali beraktivitas dengan menggunakan kaki palsu ketika telah keluar dari rumah sakit. Orang tua Mathias mengatakan, sejauh ini mereka memperkirakan akan menghabiskan sekitar satu bulan lagi di rumah sakit.
Saat ini, mereka sedang mencari tempat di Atlanta bagi Mathias untuk menerima prostetik dan rehabilitasi. Halaman GoFundMe sendiri telah disiapkan untuk membantu mendukung pemulihan Mathias.
Lihat Juga: Profil Dorman Borisman, Aktor Senior yang Jalani Amputasi Kaki Akibat Komplikasi Penyakit
(tsa)
tulis komentar anda