Optimalkan Perkembangan Anak lewat Pendekatan DIR Floortime
Senin, 03 Agustus 2020 - 08:55 WIB
JAKARTA - Orangtua tentu mengharapkan buah hati berkembang sesuai usianya. Perkembangan anak menjadi perhatian orangtua dan publik, sebab dengan memperhatikan perkembangan si kecil maka kesejahteraan kehidupannya dapat ditingkatkan. Ketahanan anak dalam menghadapi tantangan pun meningkat, sekaligus membantu dia berkembang secara sosial.
Hal ini dipaparkan oleh Dokter Spesialis Anak dari Jakarta Child Development Center (JCDC) dr. Vinia Rusli, Sp.A saat acara Grand Opening JCDC secara virtual belum lama ini.
Menurut dr. Vinia, perkembangan anak terjadi dari hubungan antara faktor biologis, kognitif, dan sosio-emosional. ( )
“Dalam proses perkembangan itu, anak diibaratkan sebuah pohon di mana akar-akarnya merupakan kapasitas dan potensinya, lalu keluarga ataupun orang di sekitar anak merupakan tanahnya yang berperan besar dalam proses perkembangan tersebut,” katanya.
Tak pelak, pola pengasuhan berperan besar bagi perkembangan anak. Yang menjadi masalah, kecenderungan orangtua dalam mengasuh anak ialah berfokus pada perilaku serta berusaha mengubah perilaku anak menjadi baik.
“Orangtua umumnya menggunakan motivasi dari luar diri anak, yaitu hadiah atau hukuman, yang justru memiliki banyak dampak negatif pada anak. Cara ini tidak melihat kemampuan berpikir, perasaan, dan pondasi biologis dari manusia untuk menjalin hubungan,” timpal Nadia Emanuella Gideon, M.Psi, Founder dan Direktur JCDC.
Nadia menilai, ada kesalahan dalam memahami perilaku anak dan pendekatan yang dilakukan orangtua selama ini kurang efektif. Terbukti dari data peningkatan kekerasan yang dilakukan anak, peningkatan penggunaan obat terlarang, hingga perilaku negatif lain di Indonesia maupun negara luar.
Padahal, menurut Nadia, perkembangan anak perlu dimulai dan didasari oleh adanya interaksi serta koneksi yang hangat antara anak dengan orangtua ataupun orang dewasa di sekitar anak. Ia mencontohkan salah satu pendekatan yang terbukti berhasil membantu mengatasi perilaku sulit pada anak dan mendorong optimalisasi perkembangan anak yang disebut sebagai DIR Floortime.
“DIR Floortime mendorong proses perkembangan anak (D - Development) dan memahami serta mendorong keunikan individu (I - Individual Difference), dengan didasari proses yang menyenangkan dan berbasis interaksi-Relasi-koneksi antara anak dengan orang di sekitarnya untuk mendorong potensi anak terpenuhi. Hubungan tersebut dilihat sebagai bensin dari perkembangan anak,” jelas Nadia. ( )
Menerapkan pendekatan DIR Floortime, JCDC merupakan salah satu pusat tumbuh kembang bagi anak dan orangtua di Jakarta. Lebih jauh, pendekatan DIR Floortime melihat dari perkembangan syaraf, keunikan individu, dan tidak hanya fokus pada perubahan perilaku, tapi juga mengoptimalkan perkembangan serta meningkatkan kualitas hidup anak.
Pendekatan tersebut terbukti efektif mengembangkan kemampuan anak, mengurangi tingkat stres orangtua, mengatasi anak dengan kelainan perkembangan seperti autis, down syndrom, dan sebagainya, serta untuk anak trauma dan masalah emosi.
Hal ini dipaparkan oleh Dokter Spesialis Anak dari Jakarta Child Development Center (JCDC) dr. Vinia Rusli, Sp.A saat acara Grand Opening JCDC secara virtual belum lama ini.
Menurut dr. Vinia, perkembangan anak terjadi dari hubungan antara faktor biologis, kognitif, dan sosio-emosional. ( )
“Dalam proses perkembangan itu, anak diibaratkan sebuah pohon di mana akar-akarnya merupakan kapasitas dan potensinya, lalu keluarga ataupun orang di sekitar anak merupakan tanahnya yang berperan besar dalam proses perkembangan tersebut,” katanya.
Tak pelak, pola pengasuhan berperan besar bagi perkembangan anak. Yang menjadi masalah, kecenderungan orangtua dalam mengasuh anak ialah berfokus pada perilaku serta berusaha mengubah perilaku anak menjadi baik.
“Orangtua umumnya menggunakan motivasi dari luar diri anak, yaitu hadiah atau hukuman, yang justru memiliki banyak dampak negatif pada anak. Cara ini tidak melihat kemampuan berpikir, perasaan, dan pondasi biologis dari manusia untuk menjalin hubungan,” timpal Nadia Emanuella Gideon, M.Psi, Founder dan Direktur JCDC.
Nadia menilai, ada kesalahan dalam memahami perilaku anak dan pendekatan yang dilakukan orangtua selama ini kurang efektif. Terbukti dari data peningkatan kekerasan yang dilakukan anak, peningkatan penggunaan obat terlarang, hingga perilaku negatif lain di Indonesia maupun negara luar.
Padahal, menurut Nadia, perkembangan anak perlu dimulai dan didasari oleh adanya interaksi serta koneksi yang hangat antara anak dengan orangtua ataupun orang dewasa di sekitar anak. Ia mencontohkan salah satu pendekatan yang terbukti berhasil membantu mengatasi perilaku sulit pada anak dan mendorong optimalisasi perkembangan anak yang disebut sebagai DIR Floortime.
“DIR Floortime mendorong proses perkembangan anak (D - Development) dan memahami serta mendorong keunikan individu (I - Individual Difference), dengan didasari proses yang menyenangkan dan berbasis interaksi-Relasi-koneksi antara anak dengan orang di sekitarnya untuk mendorong potensi anak terpenuhi. Hubungan tersebut dilihat sebagai bensin dari perkembangan anak,” jelas Nadia. ( )
Menerapkan pendekatan DIR Floortime, JCDC merupakan salah satu pusat tumbuh kembang bagi anak dan orangtua di Jakarta. Lebih jauh, pendekatan DIR Floortime melihat dari perkembangan syaraf, keunikan individu, dan tidak hanya fokus pada perubahan perilaku, tapi juga mengoptimalkan perkembangan serta meningkatkan kualitas hidup anak.
Pendekatan tersebut terbukti efektif mengembangkan kemampuan anak, mengurangi tingkat stres orangtua, mengatasi anak dengan kelainan perkembangan seperti autis, down syndrom, dan sebagainya, serta untuk anak trauma dan masalah emosi.
(tsa)
tulis komentar anda