Hubungan Gula dan Penyakit Alzheimer, Penderita Diabetes Harus Waspada
Senin, 16 Oktober 2023 - 14:30 WIB
Gula darah tinggi akibat diabetes juga merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit Alzheimer. Ini dapat meningkatkan pertumbuhan plak amiloid di otak, ciri khas Alzheimer.
Meskipun para peneliti pernah mengira hal ini berlaku untuk sebagian besar orang lanjut usia, kini mereka menemukan bahwa risikonya bisa muncul lebih awal.
Sebuah studi pada 2022 yang melibatkan 4.932 orang menemukan bahwa hubungan antara Alzheimer, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi dapat dimulai sejak usia 35 tahun.
Para peneliti memantau para partisipan selama beberapa dekade. Mereka menemukan bahwa mengelola kadar kolesterol dan gula darah sejak dini dapat membantu menurunkan risiko terkena Alzheimer di kemudian hari.
Sebuah studi yang lebih kecil pada 2022 juga menunjukkan bahwa kadar gula darah yang lebih tinggi dalam jangka waktu satu tahun dapat memengaruhi risiko Alzheimer dan demensia.
Penelitian ini melibatkan 105 orang yang sehat secara kognitif pada awal penelitian. Para peneliti menemukan bahwa ketika kadar gula darah puasa meningkat, orang mengembangkan lebih banyak penanda penurunan kognitif pada pencitraan otak, terlepas dari berat badan dan perbedaan insulin.
Terakhir, sebuah studi 2017 juga menemukan peningkatan penanda Alzheimer pada orang yang mengonsumsi lebih banyak minuman manis dan jus buah.
Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah sebagian besar partisipan berkulit putih sehingga hasilnya mungkin tidak mencerminkan populasi yang lebih besar.
Apakah gula memperburuk gejala penyakit Alzheimer? Mengonsumsi terlalu banyak gula, terutama jika menderita diabetes, dapat mempercepat perkembangan demensia. Artinya, gejalanya mungkin muncul lebih cepat.
Gejala Alzheimer meliputi, masalah ingatan, mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, perubahan suasana hati dan kepribadian, kebersihan yang buruk, penarikan sosial.
Meskipun para peneliti pernah mengira hal ini berlaku untuk sebagian besar orang lanjut usia, kini mereka menemukan bahwa risikonya bisa muncul lebih awal.
Sebuah studi pada 2022 yang melibatkan 4.932 orang menemukan bahwa hubungan antara Alzheimer, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi dapat dimulai sejak usia 35 tahun.
Para peneliti memantau para partisipan selama beberapa dekade. Mereka menemukan bahwa mengelola kadar kolesterol dan gula darah sejak dini dapat membantu menurunkan risiko terkena Alzheimer di kemudian hari.
Sebuah studi yang lebih kecil pada 2022 juga menunjukkan bahwa kadar gula darah yang lebih tinggi dalam jangka waktu satu tahun dapat memengaruhi risiko Alzheimer dan demensia.
Penelitian ini melibatkan 105 orang yang sehat secara kognitif pada awal penelitian. Para peneliti menemukan bahwa ketika kadar gula darah puasa meningkat, orang mengembangkan lebih banyak penanda penurunan kognitif pada pencitraan otak, terlepas dari berat badan dan perbedaan insulin.
Terakhir, sebuah studi 2017 juga menemukan peningkatan penanda Alzheimer pada orang yang mengonsumsi lebih banyak minuman manis dan jus buah.
Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah sebagian besar partisipan berkulit putih sehingga hasilnya mungkin tidak mencerminkan populasi yang lebih besar.
Apakah gula memperburuk gejala penyakit Alzheimer? Mengonsumsi terlalu banyak gula, terutama jika menderita diabetes, dapat mempercepat perkembangan demensia. Artinya, gejalanya mungkin muncul lebih cepat.
Gejala Alzheimer meliputi, masalah ingatan, mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, perubahan suasana hati dan kepribadian, kebersihan yang buruk, penarikan sosial.
tulis komentar anda