New Normal, Penyandang Diabetes Membutuhkan Terapi Inovatif dan Individual
Selasa, 11 Agustus 2020 - 22:02 WIB
JAKARTA - Covid-19 dapat menyerang hampir seluruh kalangan usia, namun data menunjukkan bahwa kelompok usia lanjut dan orang yang mempunyai riwayat penyakit kronis (komorbid) memiliki risiko terkena lebih sering dan dengan komplikasi yang lebih buruk dari penyakit ini. Riwayat penyakit kronis yang dimaksud antara lain adalah hipertensi, diabetes melitus , penyakit kardiovaskuler, dan penyakit paru kronis.
(Baca juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Berolahraga )
Diabetes merupakan komordibitas kedua yang tersering ditemukan, sekitar 8% kasus setelah hipertensi dan dengan angka kematian tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan penderita secara umum (7,3% berbanding 2,3%).
"Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko tertinggi penularan Covid-19. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan pedoman dan rekomendasi kepada pasien diabetes serta seluruh petugas medis terutama dokter, antara lain dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam yang melayani pasien agar dapat memberikan pelayanan terbaik selama pandemi Covid-19 ini," kata Ketua Umum PB Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD melalui keterangan resminya, Selasa (11/8).
Bicara mengenai rekomendasi khusus untuk penyandang diabetes di masa pandemi, setiap pasien harus rajin memonitor gula darah, sering mencuci tangan, menjaga pola makan yang sehat dan teratur, mengonsumsi obat secara rutin baik oral maupun injeksi. Penting sekali penyandang diabetes untuk berdiskusi dengan dokternya agar dapat mengevaluasi pilihan pengobatan yang tepat selama masa pandemi bagi masing-masing individu, agar mencapai pengendalian gula darah yang baik dan imunitas tubuh tetap terjaga. "Selain itu, untuk perawatan diabetes yang lebih baik di era new normal, terapi inovatif dan individual dibutuhkan oleh para penyandang," sambungnya.
(Baca juga: Diet Happy dengan D8 Bisa Turun 8 Kg dalam Sebulan )
Head of Medical Sanofi Indonesia, dr. Mary Josephine menjelaskan Sanofi memahami bahwa setiap orang itu unik dan memiliki pola hidup yang berbeda antara satu dan lain. Oleh karena itu, Sanofi berkomitmen dalam menyediakan inovasi pengobatan untuk perawatan diabetes yang lebih baik bagi para penyandang diabetes melalui terapi kombinasi yang dapat mengontrol gula darah puasa (FPG) dan sesudah makan (PPG).
"Selain itu, upaya edukasi yang berkesinambungan telah kami lakukan untuk memastikan bahwa penyandang diabetes, dokter, petugas kesehatan, fasilitas kesehatan mendapatkan informasi yang tepat dalam manajemen diabetes melalui berbagai program advokasi digital," jelas dr. Mary.
Hector Reyes, GM General Medicines Sanofi Indonesia menyampaikan, Sanofi berkomitmen menjadi mitra pelayanan kesehatan yang terintegrasi, baik secara global maupun di Indonesia. Maka dari itu, Sanofi mendukung penuh upaya penanganan diabetes di era new normal dengan berintegrasi dan bersinergi bersama Perkeni. Sanofi sebagai partner kesehatan, berkomitmen menyediakan inovasi pengobatan, program edukasi, forum ilmiah, dan rangkaian produk yang komprehensif.
Sanofi telah bekerja selama hampir satu abad untuk mengembangkan solusi terapeutik untuk penyandang diabetes dan bekerja bersama berbagai mitra perawatan kesehatan untuk memberikan serangkaian obat-obatan melalui pendekatan personal untuk fokus pada kebutuhan individu. Sanofi berkomitmen untuk berada di garis terdepan dalam upaya pencegahan dan pengobatan diabetes melalui terapi inovatif serta program edukatif terutama di masa new normal ini. Tujuan utamanya adalah membantu orang yang hidup dengan diabetes untuk mengelola penyakitnya agar dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna.
(Baca juga: Rusia Umumkan Vaksin Covid-19 Pertama )
Perkeni, yang merupakan organisasi seminat di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan bersama Sanofi Indonesia, turut bekerja sama di garda terdepan untuk memberikan edukasi secara digital kepada para pakar kesehatan, dan para penyandang diabetes, sekaligus memastikan agar individu dengan penyakit kronis, khususnya diabetes mellitus dapat tetap mendapatkan terapi yang paling sesuai secara individual dan inovatif di era new normal.
(Baca juga: Ini Waktu yang Tepat untuk Berolahraga )
Diabetes merupakan komordibitas kedua yang tersering ditemukan, sekitar 8% kasus setelah hipertensi dan dengan angka kematian tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan penderita secara umum (7,3% berbanding 2,3%).
"Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko tertinggi penularan Covid-19. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan pedoman dan rekomendasi kepada pasien diabetes serta seluruh petugas medis terutama dokter, antara lain dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam yang melayani pasien agar dapat memberikan pelayanan terbaik selama pandemi Covid-19 ini," kata Ketua Umum PB Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD melalui keterangan resminya, Selasa (11/8).
Bicara mengenai rekomendasi khusus untuk penyandang diabetes di masa pandemi, setiap pasien harus rajin memonitor gula darah, sering mencuci tangan, menjaga pola makan yang sehat dan teratur, mengonsumsi obat secara rutin baik oral maupun injeksi. Penting sekali penyandang diabetes untuk berdiskusi dengan dokternya agar dapat mengevaluasi pilihan pengobatan yang tepat selama masa pandemi bagi masing-masing individu, agar mencapai pengendalian gula darah yang baik dan imunitas tubuh tetap terjaga. "Selain itu, untuk perawatan diabetes yang lebih baik di era new normal, terapi inovatif dan individual dibutuhkan oleh para penyandang," sambungnya.
(Baca juga: Diet Happy dengan D8 Bisa Turun 8 Kg dalam Sebulan )
Head of Medical Sanofi Indonesia, dr. Mary Josephine menjelaskan Sanofi memahami bahwa setiap orang itu unik dan memiliki pola hidup yang berbeda antara satu dan lain. Oleh karena itu, Sanofi berkomitmen dalam menyediakan inovasi pengobatan untuk perawatan diabetes yang lebih baik bagi para penyandang diabetes melalui terapi kombinasi yang dapat mengontrol gula darah puasa (FPG) dan sesudah makan (PPG).
"Selain itu, upaya edukasi yang berkesinambungan telah kami lakukan untuk memastikan bahwa penyandang diabetes, dokter, petugas kesehatan, fasilitas kesehatan mendapatkan informasi yang tepat dalam manajemen diabetes melalui berbagai program advokasi digital," jelas dr. Mary.
Hector Reyes, GM General Medicines Sanofi Indonesia menyampaikan, Sanofi berkomitmen menjadi mitra pelayanan kesehatan yang terintegrasi, baik secara global maupun di Indonesia. Maka dari itu, Sanofi mendukung penuh upaya penanganan diabetes di era new normal dengan berintegrasi dan bersinergi bersama Perkeni. Sanofi sebagai partner kesehatan, berkomitmen menyediakan inovasi pengobatan, program edukasi, forum ilmiah, dan rangkaian produk yang komprehensif.
Sanofi telah bekerja selama hampir satu abad untuk mengembangkan solusi terapeutik untuk penyandang diabetes dan bekerja bersama berbagai mitra perawatan kesehatan untuk memberikan serangkaian obat-obatan melalui pendekatan personal untuk fokus pada kebutuhan individu. Sanofi berkomitmen untuk berada di garis terdepan dalam upaya pencegahan dan pengobatan diabetes melalui terapi inovatif serta program edukatif terutama di masa new normal ini. Tujuan utamanya adalah membantu orang yang hidup dengan diabetes untuk mengelola penyakitnya agar dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna.
(Baca juga: Rusia Umumkan Vaksin Covid-19 Pertama )
Perkeni, yang merupakan organisasi seminat di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan bersama Sanofi Indonesia, turut bekerja sama di garda terdepan untuk memberikan edukasi secara digital kepada para pakar kesehatan, dan para penyandang diabetes, sekaligus memastikan agar individu dengan penyakit kronis, khususnya diabetes mellitus dapat tetap mendapatkan terapi yang paling sesuai secara individual dan inovatif di era new normal.
(nug)
tulis komentar anda