Risiko Menurunkan Berat Badan untuk Kendalikan Diabetes, Salah Satunya Masalah Jantung
Senin, 22 Januari 2024 - 21:33 WIB
JAKARTA – Menurunkan berat badan untuk mengendalikan diabetes ternyata memiliki risiko lain bagi kesehatan. Anda pun harus hati-hati.
Dilansir laman UPI News, Senin (22/1/2024), salah satu studi menyebut bahwa penurunan berat badan yang substansial dapat menyebabkan remisi berumur pendek pada diabetes tipe 2 . Sehingga dapat mendorong tingkat penyakit lain, seperti jantung sekira 40 persen dan ginjal sebanyak 33 persen.
“Sebagai studi intervensi pertama yang mengaitkan remisi dengan pengurangan komplikasi terkait diabetes ini adalah berita yang menggembirakan bagi mereka yang dapat mencapai remisi dari diabetes tipe 2,” kata Edward Gregg, peneliti utama sekaligus Kepala Kesehatan Populasi di Universitas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan RSCI di Dublin.
Dalam penelitiannya, Edward melibatkan 5.145 orang dewasa yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dengan diabetes tipe 2 selama 12 tahun.
Sekitar 18 Persen pasien secara acak diminta untuk melakukan diet intensif dan beberapa rencana gaya hidup sehat lainnya untuk mereka bisa mengendalikan diabetes tersebut sampai mereka benar-benar tidak memerlukan obat lagi serta memiliki kadar gula darah yang normal.
Sedangkan peneliti lainnya menemukan pada pasien-pasien dengan tingkat penyakit jantung dan ginjal memiliki remisi lebih rendah daripada mereka yang tidak mencapai remisi. Lebih lanjut, untuk risiko jantung atau ginjal yang menurun sebagian besar terjadi pada orang dengan remisi jangka panjang.
Oleh karena itu, pasien-pasien yang mengalami setidaknya empat tahun remisi memiliki 49 persen penurunan risiko penyakit jantung dan 55 persen penurunan risiko penyakit ginjal. Pasien juga akan lebih mungkin mengalami remisi apabila mereka tidak menderita diabetes dalam waktu yang lama.
Pentingnya melakukan pembatasan kontrol pada gula darah yang mereka alami akan membuat penurunan berat badan yang besar. Meskipun memang terlihat tidak mudah untuk tetap dalam remisi, tetapi peneliti mengatakan sebanyak tiga Persen yang masih dalam remisi pada tahun kedelapan.
“Sementara studi kami dapat dijadikan sebagai pengingat bahwa pemeliharaan penurunan berat badan dan remisi itu sulit. Bahkan temuan kami menunjukkan keberhasilan apapun dengan remisi dikaitkan dengan manfaat kesehatan selanjutnya,” ucap Edward Gregg.
Dilansir laman UPI News, Senin (22/1/2024), salah satu studi menyebut bahwa penurunan berat badan yang substansial dapat menyebabkan remisi berumur pendek pada diabetes tipe 2 . Sehingga dapat mendorong tingkat penyakit lain, seperti jantung sekira 40 persen dan ginjal sebanyak 33 persen.
“Sebagai studi intervensi pertama yang mengaitkan remisi dengan pengurangan komplikasi terkait diabetes ini adalah berita yang menggembirakan bagi mereka yang dapat mencapai remisi dari diabetes tipe 2,” kata Edward Gregg, peneliti utama sekaligus Kepala Kesehatan Populasi di Universitas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan RSCI di Dublin.
Dalam penelitiannya, Edward melibatkan 5.145 orang dewasa yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dengan diabetes tipe 2 selama 12 tahun.
Sekitar 18 Persen pasien secara acak diminta untuk melakukan diet intensif dan beberapa rencana gaya hidup sehat lainnya untuk mereka bisa mengendalikan diabetes tersebut sampai mereka benar-benar tidak memerlukan obat lagi serta memiliki kadar gula darah yang normal.
Sedangkan peneliti lainnya menemukan pada pasien-pasien dengan tingkat penyakit jantung dan ginjal memiliki remisi lebih rendah daripada mereka yang tidak mencapai remisi. Lebih lanjut, untuk risiko jantung atau ginjal yang menurun sebagian besar terjadi pada orang dengan remisi jangka panjang.
Oleh karena itu, pasien-pasien yang mengalami setidaknya empat tahun remisi memiliki 49 persen penurunan risiko penyakit jantung dan 55 persen penurunan risiko penyakit ginjal. Pasien juga akan lebih mungkin mengalami remisi apabila mereka tidak menderita diabetes dalam waktu yang lama.
Baca Juga
Pentingnya melakukan pembatasan kontrol pada gula darah yang mereka alami akan membuat penurunan berat badan yang besar. Meskipun memang terlihat tidak mudah untuk tetap dalam remisi, tetapi peneliti mengatakan sebanyak tiga Persen yang masih dalam remisi pada tahun kedelapan.
“Sementara studi kami dapat dijadikan sebagai pengingat bahwa pemeliharaan penurunan berat badan dan remisi itu sulit. Bahkan temuan kami menunjukkan keberhasilan apapun dengan remisi dikaitkan dengan manfaat kesehatan selanjutnya,” ucap Edward Gregg.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda