333 Penari Gandrung Ramaikan Hajatan Rakyat Banyuwangi, Ini Maknanya

Kamis, 08 Februari 2024 - 18:47 WIB
Gelaran Hajatan Rakyat yang digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024), meriah dan terasa begitu ‘sakral’ dengan kehadiran 333 penari Gandrung. Foto/Istimewa
BANYUWANGI - Gelaran Hajatan Rakyat yang digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024), semakin meriah dan terasa begitu ‘sakral’. Pasalnya, tak hanya menampilkan sederet penampilan artis Tanah Air, namun juga dimeriahkan oleh pertunjukan seni budaya dari 333 penari Gandrung serta 50 orang pelaku seni dan model dari Banyuwangi Ethno Carnival.

Ratusan penari dengan kostum tarian khas Banyuwangi itu tampak masuk ke area panggung diiringi alunan musik gamelan dan lagu daerah. Pemilihan jumlah 333 penari diketahui merupakan nomor yang sama dengan pasangan capres dan cawapres 2024 nomor urut 3, Ganjar-Mahfud.

Di atas karpet merah yang digelar di panggung nan megah tersebut, para penari terlihat kompak menari mengikuti alunan musik.







Penampakan gelaran Hajatan Rakyat itu tak hanya sukses menampilkan lautan manusia yang kompak mengenakan atribut berwarna merah, namun juga menghadirkan keindahan dan keragaman Tanah Air lewat pertunjukan seni budaya yang begitu bergengsi. Ratusan penari tersebut juga terlihat memainkan selendang berwarna merah mereka, sambil melenggak-lenggokkan badan untuk melakukan Tari Gandrung.

Ratusan penari itu diketahui berasal dari Sanggar Tari Masa Ke Masa, Tari & Senja Art, serta dari Banyuwangi Ethno Carnaval.

Sebagai informasi, Tari Gandrung berasal dari kata "gandrung", yang berarti 'tergila-gila' atau 'cinta habis-habisan' dalam bahasa Jawa. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti ketuk tilu di Jawa Barat, tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, lengger di wilayah Banyumas dan joged bumbung di Bali, dengan iringan musik (gamelan).

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More