8 Film Karya Dandhy Laksono selain Dirty Vote

Kamis, 15 Februari 2024 - 18:18 WIB
Sosok Dandhy Laksono banyak disorot belakangan ini usai film dokumenter garapannya, Dirty Vote, rilis pada 11 Februari lalu dan viral. Foto/Instagram Dandhy Laksono
JAKARTA - Sosok Dandhy Laksono banyak disorot belakangan ini usai film dokumenter garapannya, Dirty Vote, rilis pada 11 Februari lalu dan viral. Pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur, pada 29 Juni 1976 itu bahkan telah dilaporkan ke Bareskrim Polri buntut penayangan Dirty Vote di masa tenang dan dinilai menyudutkan salah satu pasangan capres-cawapres yang tengah berkompetisi di Pemilu 2024.

Film dokumenter Dirty Vote menampilkan tiga pakar hukum tata negara yakni Zaenal Arifin Mochtar, Feri Amsari, dan Bivitri Susanti. Mereka mengungkap kecurangan yang sudah terjadi menjelang Pemilu Legislatif dan Pilpres pada 14 Februari 2024.

Selain Dirty Vote, Dandhy Laksono juga pernah menyutradarai sejumlah film dokumenter. Film apa saja itu? Berikut informasinya.





Film Karya Dandhy Laksono

1. Yang Ketujuh

Film dokumenter Yang Ketujuh dirilis pada 1 Januari 2014. Film ini mengangkat kisah dua kandidat capres-cawapres dalam Pemilu Presiden 2014, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

2. Samin vs Semen

Film yang dirilis pada 2015 ini bercerita tentang perjuangan komunitas Samin yang berusaha mempertahankan tanah mereka melawan perusahaan semen. Film ini dibuat dari sudut pandang kaum Samin.

3. Sexy Killers

Sexy Killers yang digarap oleh Dandhy bersama Ucok Suparta rilis menjelang Pemilu 2019. Film ini mengungkap fakta kelam di balik industri pertambangan batu bara dan hubungannya dengan politik Indonesia.

4. Kiri Hijau Kanan Merah

Kiri Hijau Kanan Merah rilis pada Desember 2019. Film dokumenter berdurasi 48 menit ini menceritakan sisi lain dari sosok aktivis HAM Munir. Dalam film ini diceritakan pertumbuhan sosok Munir kecil di Kota Batu, Malang, bersama keluarganya.

5. The Bajau

Film yang rilis pada Januari 2020 ini mengangkat kisah kehidupan suku Bajo di era modern. Mereka yang tadinya menjadikan laut sebagai rumah sekaligus tempat mencari nafkah, harus mengikuti program pemerintah untuk tinggal di darat, membangun rumah, dan dilatih menjadi petani.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More