Bahaya Terlalu Banyak Tidur saat Berpuasa, dari Diabetes hingga Masalah Jantung
Rabu, 13 Maret 2024 - 10:37 WIB
JAKARTA –Kebiasaan tidur setiap orang mungkin akan mengalami perubahan selama bulan suci Ramadan. Namun, bisa jadi tidurnya menjadi lebih banyak, meski harus bangun di sepertiga malam untuk sahur.
Sehabis tarawih, banyak orang memilih tidur dan bahkan siang hari, yang seharusnya jam makan, diganti dengan tidur. Artinya, waktu tidur bisa lebih lama. Tapi, apakah kebiasaan tidur lebih lama ini baik untuk kesehatan?
Dokter sekaligus Healthy Educator, dr Nadia Alaydrus menjelaskan pada salah satu penelitian berjudul “National Sleep Foundation’s Sleep Time Duration Recommendations: Methodology and Result Summary,” tidur terlalu lama bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
“Memang sih, daripada kita berbuat hal yang negatif, lebih baik tidur. Nah, dari banyaknya penelitian yang menyebutkan, tidur yang teratur selama 6-8 jam per hari bisa meningkatkan kebugaran tubuh, tapi kalau tidurnya itu terlalu lama, justru bisa memberikan dampak yang nggak baik buat kesehatan,” kata dr Nadia, dikutip dari akun TikTok @nadialaydrus, Rabu (13/3/2024).
Risiko pertama dari tidur terlalu lama, yaitu meningkatkan sakit jantung. Karena meningkatnya inflamasi dan pembuluh darah membuat timbulnya aterosklerosis, sehingga resiko terkena sakit jantung menjadi lebih besar.
Selain itu, risiko diabetes ikut meningkat sebanyak 14 persen per satu jamnya, apabila seseorang melakukan tidur terlalu lama atau melebihi tujuh jam per hari. Hal ini bisa semakin diperburuk dengan fungsi kognitif yang menurun sehingga seseorang bisa lama untuk berpikir.
“Kemudian juga bisa meningkatkan risiko obesitas dan yang terakhir juga bisa menurunkan fungsi kognitif. Jadi ya kalau tidur itu lebih dari sembilan jam per hari bisa menurunkan fungsi kognitif alias kita jadi lebih lemot,” ucap dr Nadia.
Oleh karena itu, dr Nadia menyarankan kalau seseorang ingin tidur sebaiknya tidak dilakukan setelah sahur, tetapi saat siang hari dan cukup dengan menjalani 20-30 menit saja.
Sehabis tarawih, banyak orang memilih tidur dan bahkan siang hari, yang seharusnya jam makan, diganti dengan tidur. Artinya, waktu tidur bisa lebih lama. Tapi, apakah kebiasaan tidur lebih lama ini baik untuk kesehatan?
Dokter sekaligus Healthy Educator, dr Nadia Alaydrus menjelaskan pada salah satu penelitian berjudul “National Sleep Foundation’s Sleep Time Duration Recommendations: Methodology and Result Summary,” tidur terlalu lama bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
“Memang sih, daripada kita berbuat hal yang negatif, lebih baik tidur. Nah, dari banyaknya penelitian yang menyebutkan, tidur yang teratur selama 6-8 jam per hari bisa meningkatkan kebugaran tubuh, tapi kalau tidurnya itu terlalu lama, justru bisa memberikan dampak yang nggak baik buat kesehatan,” kata dr Nadia, dikutip dari akun TikTok @nadialaydrus, Rabu (13/3/2024).
Risiko pertama dari tidur terlalu lama, yaitu meningkatkan sakit jantung. Karena meningkatnya inflamasi dan pembuluh darah membuat timbulnya aterosklerosis, sehingga resiko terkena sakit jantung menjadi lebih besar.
Selain itu, risiko diabetes ikut meningkat sebanyak 14 persen per satu jamnya, apabila seseorang melakukan tidur terlalu lama atau melebihi tujuh jam per hari. Hal ini bisa semakin diperburuk dengan fungsi kognitif yang menurun sehingga seseorang bisa lama untuk berpikir.
“Kemudian juga bisa meningkatkan risiko obesitas dan yang terakhir juga bisa menurunkan fungsi kognitif. Jadi ya kalau tidur itu lebih dari sembilan jam per hari bisa menurunkan fungsi kognitif alias kita jadi lebih lemot,” ucap dr Nadia.
Oleh karena itu, dr Nadia menyarankan kalau seseorang ingin tidur sebaiknya tidak dilakukan setelah sahur, tetapi saat siang hari dan cukup dengan menjalani 20-30 menit saja.
(tdy)
tulis komentar anda