Deteksi Dini Asma, Melindungi Masa Depan Anak dari Batasan Nafas
Jum'at, 07 Juni 2024 - 08:16 WIB
JAKARTA - Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023 yakni jumlah total penderita asma di Indonesia mencapai 877.531, dengan jumlah tertinggi di Jawa Barat (156.977), Jawa Timur (130.683), dan Jawa Tengah (118.184). Hasil survei ini dipaparkan dr Freddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia.
Ia juga menyatakan Survei Kesehatan 2023 menunjukkan proporsi kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir menurut kelompok usia tetap tinggi, dengan anak di bawah 1 tahun memiliki tingkat kekambuhan 53,5%, usia 1-4 tahun memiliki tingkat lebih tinggi yakni 66%, dan mereka berusia 5-14 tahun menghadapi risiko kekambuhan sebesar 59,8%2.
dr Feddy menyatakan deteksi dini berperan penting mengurangi dampak asma terutama pada anak usia prasekolah.
"Dengan aktif mengatasi berbagai tantangan terkait asma kelompok usia ini, orang tua dan penyedia layanan kesehatan dapat mengidentifikasi dan mengelola gejala asma sesegera mungkin," jelas Feddy.
Mengingat besarnya presentase kekambuhan pada anak maka AstraZeneca memberikan fokus pada deteksi dini asma anak usia prasekolah.
Salah satunya memperkenalkan situs www.nafaslega.id yakni orang tua dapat dengan mudah mencari berbagai informasi mengenai gejala dan penanganan asma pada anak dan manfaat mengetahui risiko asma sejak dini.
"Kesejahteraan anak menjadi fokus kami dalam menangani asma. Kami berkomitmen memastikan pengelolaan dan pengobatan asma yang efektif, sehingga anak-anak dapat menjalani kehidupan berkualitas semaksimal mungkin. Ini termasuk dengan megedukasi orang tua agar dapat membuat keputusan terbaik bagi kesehatan anak mereka,” kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay.
Dalam memperingati Hari Asma Sedunia yang tahun ini bertema Asthma Education Empowers, AstraZeneca Indonesia bermitra dengan PrimaKu, mitra resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dengan memberdayakan orangtua melalui edukasi bertema Kenali Prediksi Asma Pada Balita.
"Harapannya, orang tua memahami kapan harus mencari bantuan medis untuk anak-anaknya," ujar Esra.
Ia juga menyatakan Survei Kesehatan 2023 menunjukkan proporsi kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir menurut kelompok usia tetap tinggi, dengan anak di bawah 1 tahun memiliki tingkat kekambuhan 53,5%, usia 1-4 tahun memiliki tingkat lebih tinggi yakni 66%, dan mereka berusia 5-14 tahun menghadapi risiko kekambuhan sebesar 59,8%2.
dr Feddy menyatakan deteksi dini berperan penting mengurangi dampak asma terutama pada anak usia prasekolah.
"Dengan aktif mengatasi berbagai tantangan terkait asma kelompok usia ini, orang tua dan penyedia layanan kesehatan dapat mengidentifikasi dan mengelola gejala asma sesegera mungkin," jelas Feddy.
Mengingat besarnya presentase kekambuhan pada anak maka AstraZeneca memberikan fokus pada deteksi dini asma anak usia prasekolah.
Salah satunya memperkenalkan situs www.nafaslega.id yakni orang tua dapat dengan mudah mencari berbagai informasi mengenai gejala dan penanganan asma pada anak dan manfaat mengetahui risiko asma sejak dini.
"Kesejahteraan anak menjadi fokus kami dalam menangani asma. Kami berkomitmen memastikan pengelolaan dan pengobatan asma yang efektif, sehingga anak-anak dapat menjalani kehidupan berkualitas semaksimal mungkin. Ini termasuk dengan megedukasi orang tua agar dapat membuat keputusan terbaik bagi kesehatan anak mereka,” kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay.
Dalam memperingati Hari Asma Sedunia yang tahun ini bertema Asthma Education Empowers, AstraZeneca Indonesia bermitra dengan PrimaKu, mitra resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dengan memberdayakan orangtua melalui edukasi bertema Kenali Prediksi Asma Pada Balita.
"Harapannya, orang tua memahami kapan harus mencari bantuan medis untuk anak-anaknya," ujar Esra.
tulis komentar anda