Apa Itu Asian Value yang Tengah Viral di Media Sosial? Ternyata Ini Artinya
Jum'at, 07 Juni 2024 - 17:10 WIB
Asia-Pasifik memandang Barat secara berbeda. Ketegasan negara-negara Barat terhadap hak asasi manusia dianggap sebagai upaya munafik untuk membuat Asia tunduk pada mereka secara politik dan ekonomi.
Setelah itu, muncul argumen tentang nilai-nilai Asia yang sekarang dikenal sebagai Asian Value. Singkatnya, ‘Asian Value’ bisa diartikan sebagai nilai-nilai yang umumnya diusulkan sebagai inti dari budaya dan identitas Asia.
Jadi, jika Barat punya standar sendiri, Asia juga memilikinya. Nah, itulah yang kini dikenal sebagai ‘Asian Value’.
‘Asian value’ yang berkembang di Asia Timur dan Asia Tenggara di antaranya seperti disiplin, kerja keras, berhemat, penghormatan terhadap otoritas, serta keseimbangan kebutuhan individu dan masyarakat. Hal tersebut berbeda dengan nilai politik Barat yang banyak menyinggung hak asasi manusia (HAM), demokrasi, dan kapitalisme.
Melihat ke belakang, ‘Asian value’ mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-20 oleh sejumlah pemimpin negara dan cendikiawan di Asia. Penerapannya semakin berkembang seiring majunya perekonomian negara-negara Asia khususnya di wilayah Timur dan Tenggara.
Terlepas dari perbedaannya dari Barat, ada banyak kritik yang menyasar ‘asian value’. Di antaranya sering dianggap menyuburkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Demikian ulasan mengenai ‘Asian Value’, istilah menarik yang belakangan viral di media sosial.
Lihat Juga: Menyingkap Kehidupan Pribadi Wendy Walters: Bersama Robby Purba di Playlist MAMPIR BENTAR
Setelah itu, muncul argumen tentang nilai-nilai Asia yang sekarang dikenal sebagai Asian Value. Singkatnya, ‘Asian Value’ bisa diartikan sebagai nilai-nilai yang umumnya diusulkan sebagai inti dari budaya dan identitas Asia.
Jadi, jika Barat punya standar sendiri, Asia juga memilikinya. Nah, itulah yang kini dikenal sebagai ‘Asian Value’.
‘Asian value’ yang berkembang di Asia Timur dan Asia Tenggara di antaranya seperti disiplin, kerja keras, berhemat, penghormatan terhadap otoritas, serta keseimbangan kebutuhan individu dan masyarakat. Hal tersebut berbeda dengan nilai politik Barat yang banyak menyinggung hak asasi manusia (HAM), demokrasi, dan kapitalisme.
Melihat ke belakang, ‘Asian value’ mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-20 oleh sejumlah pemimpin negara dan cendikiawan di Asia. Penerapannya semakin berkembang seiring majunya perekonomian negara-negara Asia khususnya di wilayah Timur dan Tenggara.
Terlepas dari perbedaannya dari Barat, ada banyak kritik yang menyasar ‘asian value’. Di antaranya sering dianggap menyuburkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Demikian ulasan mengenai ‘Asian Value’, istilah menarik yang belakangan viral di media sosial.
Lihat Juga: Menyingkap Kehidupan Pribadi Wendy Walters: Bersama Robby Purba di Playlist MAMPIR BENTAR
(tsa)
tulis komentar anda