Pandemi Picu Semangat Gotong Royong Bangsa Indonesia
Selasa, 08 September 2020 - 23:53 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 merupakan bencana non-alam yang telah memporakporandakan perekonomian. Penyebaran virus corona baru yang mengakibatkan Covid-19 ini juga kian massif. Hingga 6 September 2020, tercatat 194.109 orang positif Covid, dan 8.025 orang meninggal.
(Baca juga: 5 Tips Diet yang Membantu Wanita Tetap Sehat di Usia 40 Tahun )
Penerapan protokol kesehatan pun masih sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu terlihat dari keseharian di lingkungan sekitar masih kurangnya kesadaran masyarakat utuk menggunakan masker. Penerapan gaya hidup baru memang bukan hal yang mudah dijalani, semua dituntut melakukan perubahan untuk melaksanakan protokol kesehatan dan tetap produktif. Kendati tidak besar, penerapan gaya hidup baru telah menggeliatkan perekonomian.
Ekonom Indonesia, Prof. Dr. Sri Adiningsih mengutarakan bahwa selain penerapan protokol kesehatan seperti pakai masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak, ada beberapa gaya hidup baru yang mengacu pada transformasi digital, antara lain meningkatnya belanja online, cashless, melakukan kegiatan dari rumah serta menurunnya traveling.
Hal tersebut disampaikan Prof. Sri Adiningsih saat membuka webinar "Gotong Royong Lewati Krisis. Mengkapitalisasi Solidaritas Sosial di Tengah Pandemi" pada awal pekan kemarin. Webinar yang digagas Gerakan Pakai Masker (GPM) bersama PaninBank serta beberapa Gerakan Masyarakat Peduli Sesama (GMPS) ini juga menghadirkan Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo; Ketua Umum GPM, Sigit Pramono; Ketua MCCC PP Muhammadiyah, Drs. M. Agus Samsudin, MM; CEO Rumah Zakat, Nur Effendi; Founder Gerakan Kemanusiaan Sonjo (Sambatan Jogja), Rimawan Pradiptyo, PhD; Andy F Noya, Founder BenihBaik.com; dan jurnalis senior Suryapratomo sebagai moderator.
Dalam keterpurukan ini, ternyata pandemi membangkitkan semangat gotong royong yang telah menjadi DNA bangsa ini. Menurut Sigit Pramono, saat ini ada perubahan sosial yang terjadi akibat pandemi, yaitu munculnya solidaritas sosial, pemanfaatan media digital yang meningkat, masyarakat lebih banyak tinggal di rumah serta adanya pergeseran pemenuhan kebutuhan. Salah satu organisasi yang muncul dari perubahan sosial itu adalah Gerakan Pakai Masker (GPM).
Pada kesempatan yang sama, Herwidayatmo menyampaikan apresiasinya atas GMPS yang ada saat ini. Peranan maupun dukungan lembaga-lembaga ini akan sangat membantu pemerintah. Karena sekarang saatnya semua pihak untuk bersatu.
Founder BenihBaik.com, Andy F Noya menambahkan bahwa Indonesia memiliki modal utama untuk memutus penyebaran Covid-19. Semua bersemangat, karena masyarakat Indonesia memilik social capital yang tinggi dibanding dengan negara-negara lainnya, serta diakui sebagai bangsa paling dermawan. Hal itu tercermin dari posisi Indonesia dalam peringkat negara paling dermawan pada 2018, yang dikeluarkan British Charity, Charities Aid Foundation.
"Di tengah situasi seperti ini, dengan adanya kebangkitan dari semangat gotong royong, mudah-mudahan hal ini merupakan momentum yang bukan saja momentum untuk bergotong royong untuk saling membantu mengatasi pandemi Covid. Tapi, ini adalah salah satu momentum untuk merekatkan kembali, masyarakat Indonesia yang sempat terpecah-pecah, dan sekarang dipersatukan kembali sebagai bangsa," tutur Andy.
(Baca juga: 5 Tips Diet yang Membantu Wanita Tetap Sehat di Usia 40 Tahun )
Penerapan protokol kesehatan pun masih sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu terlihat dari keseharian di lingkungan sekitar masih kurangnya kesadaran masyarakat utuk menggunakan masker. Penerapan gaya hidup baru memang bukan hal yang mudah dijalani, semua dituntut melakukan perubahan untuk melaksanakan protokol kesehatan dan tetap produktif. Kendati tidak besar, penerapan gaya hidup baru telah menggeliatkan perekonomian.
Ekonom Indonesia, Prof. Dr. Sri Adiningsih mengutarakan bahwa selain penerapan protokol kesehatan seperti pakai masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak, ada beberapa gaya hidup baru yang mengacu pada transformasi digital, antara lain meningkatnya belanja online, cashless, melakukan kegiatan dari rumah serta menurunnya traveling.
Hal tersebut disampaikan Prof. Sri Adiningsih saat membuka webinar "Gotong Royong Lewati Krisis. Mengkapitalisasi Solidaritas Sosial di Tengah Pandemi" pada awal pekan kemarin. Webinar yang digagas Gerakan Pakai Masker (GPM) bersama PaninBank serta beberapa Gerakan Masyarakat Peduli Sesama (GMPS) ini juga menghadirkan Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo; Ketua Umum GPM, Sigit Pramono; Ketua MCCC PP Muhammadiyah, Drs. M. Agus Samsudin, MM; CEO Rumah Zakat, Nur Effendi; Founder Gerakan Kemanusiaan Sonjo (Sambatan Jogja), Rimawan Pradiptyo, PhD; Andy F Noya, Founder BenihBaik.com; dan jurnalis senior Suryapratomo sebagai moderator.
Dalam keterpurukan ini, ternyata pandemi membangkitkan semangat gotong royong yang telah menjadi DNA bangsa ini. Menurut Sigit Pramono, saat ini ada perubahan sosial yang terjadi akibat pandemi, yaitu munculnya solidaritas sosial, pemanfaatan media digital yang meningkat, masyarakat lebih banyak tinggal di rumah serta adanya pergeseran pemenuhan kebutuhan. Salah satu organisasi yang muncul dari perubahan sosial itu adalah Gerakan Pakai Masker (GPM).
Pada kesempatan yang sama, Herwidayatmo menyampaikan apresiasinya atas GMPS yang ada saat ini. Peranan maupun dukungan lembaga-lembaga ini akan sangat membantu pemerintah. Karena sekarang saatnya semua pihak untuk bersatu.
Founder BenihBaik.com, Andy F Noya menambahkan bahwa Indonesia memiliki modal utama untuk memutus penyebaran Covid-19. Semua bersemangat, karena masyarakat Indonesia memilik social capital yang tinggi dibanding dengan negara-negara lainnya, serta diakui sebagai bangsa paling dermawan. Hal itu tercermin dari posisi Indonesia dalam peringkat negara paling dermawan pada 2018, yang dikeluarkan British Charity, Charities Aid Foundation.
"Di tengah situasi seperti ini, dengan adanya kebangkitan dari semangat gotong royong, mudah-mudahan hal ini merupakan momentum yang bukan saja momentum untuk bergotong royong untuk saling membantu mengatasi pandemi Covid. Tapi, ini adalah salah satu momentum untuk merekatkan kembali, masyarakat Indonesia yang sempat terpecah-pecah, dan sekarang dipersatukan kembali sebagai bangsa," tutur Andy.
tulis komentar anda