Peneliti Temukan ASI Dapat Lindungi Bayi dari Virus Corona
Selasa, 29 September 2020 - 17:00 WIB
JAKARTA - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ASI (air susu ibu) dapat membantu melindungi bayi agar tidak terinfeksi virus corona baru. Para peneliti di laboratorium di China menemukan, ASI mencegah patogen yang menginfeksi dan berkembang biak di dalam sel, bahkan jika anak tersebut tidak memiliki antibodi.
Terlebih ASI terbukti lebih efektif daripada susu hewan seperti kambing dan sapi. Tim dari Beijing University of Chemical Technology mengatakan, temuan itu mendukung rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar ibu yang dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 disarankan untuk terus menyusui. ( )
Untuk penelitian yang dipublikasikan di situs tinjauan prasejawat bioRxiv.org, tim tersebut mengekspos paru-paru dan sel usus manusia ke SARS-CoV-2. Selanjutnya, mereka menganalisis apa efek ASI, yang dikumpulkan pada 2017, terhadap sel.
Sel-sel sehat dicampur ke dalam ASI manusia. Kemudian susu dicuci dan sel-selnya terkena virus. Virus tidak mengikat atau memasuki sebagian besar sel. Selain itu, jika virus masuk ke dalam sel, virus tidak dapat membuat salinan dirinya sendiri.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa ASI dapat menghambat virus corona seperti halnya virus lain semisal norovirus dan bakteri.
"SARS-CoV-2 dapat menginfeksi (sel) dan infeksi bisa dihambat oleh ASI (2 mg/ml), yang dilaporkan memiliki aktivitas anti-SARS-CoV-2," tulis peneliti, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (29/9).
Dalam studi sebelumnya, tim peneliti yang sama menemukan ASI mampu mencegah infeksi virus corona pada sel ginjal hewan. Mereka menentukan protein whey, yang memiliki sifat antiinflamasi, bertanggung jawab untuk menonaktifkan virus daripada protein lain seperti laktoferin.
"Protein whey dari ASI secara efektif menghambat SARS-CoV-2 dengan memblokir perlekatan virus, masuk dan bahkan replikasi virus setelah masuk," tulis peneliti lagi.
Hal ini juga sesuai ketika susu diuji dari hewan, termasuk sapi dan kambing. Namun, whey hewan menekan strain virus sekitar 70% dibandingkan dengan hampir 100% whey manusia.
Sementara itu, sebuah penelitian saat ini juga sedang diluncurkan oleh Washington State University untuk menentukan apakah bayi dapat tertular virus corona dari menyusui atau tidak. Sejauh ini penelitian terbatas telah dilakukan tentang topik tersebut, tapi hasilnya beragam.
Beberapa penelitian tidak menemukan virus dalam ASI, sementara yang lain mendeteksi RNA virus hanya dalam sampel susu tertentu. Sebut saja setidaknya dua penelitian, satu di China dan satu lagi di Amerika, tidak menemukan bukti bahwa SARS-CoV-2 ada dalam ASI manusia. ( )
Sedangkan sebuah laporan dari WHO menemukan, dari 46 sampel ASI ibu dengan virus, 43 kembali negatif, sementara tiga dinyatakan positif partikel. Namun, tim penelitian tersebut mengatakan, meskipun materi genetik virus ditemukan dalam ASI, bukan berarti itu menular atau dapat menyebar kepada bayi .
Terlebih ASI terbukti lebih efektif daripada susu hewan seperti kambing dan sapi. Tim dari Beijing University of Chemical Technology mengatakan, temuan itu mendukung rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar ibu yang dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 disarankan untuk terus menyusui. ( )
Untuk penelitian yang dipublikasikan di situs tinjauan prasejawat bioRxiv.org, tim tersebut mengekspos paru-paru dan sel usus manusia ke SARS-CoV-2. Selanjutnya, mereka menganalisis apa efek ASI, yang dikumpulkan pada 2017, terhadap sel.
Sel-sel sehat dicampur ke dalam ASI manusia. Kemudian susu dicuci dan sel-selnya terkena virus. Virus tidak mengikat atau memasuki sebagian besar sel. Selain itu, jika virus masuk ke dalam sel, virus tidak dapat membuat salinan dirinya sendiri.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa ASI dapat menghambat virus corona seperti halnya virus lain semisal norovirus dan bakteri.
"SARS-CoV-2 dapat menginfeksi (sel) dan infeksi bisa dihambat oleh ASI (2 mg/ml), yang dilaporkan memiliki aktivitas anti-SARS-CoV-2," tulis peneliti, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (29/9).
Dalam studi sebelumnya, tim peneliti yang sama menemukan ASI mampu mencegah infeksi virus corona pada sel ginjal hewan. Mereka menentukan protein whey, yang memiliki sifat antiinflamasi, bertanggung jawab untuk menonaktifkan virus daripada protein lain seperti laktoferin.
"Protein whey dari ASI secara efektif menghambat SARS-CoV-2 dengan memblokir perlekatan virus, masuk dan bahkan replikasi virus setelah masuk," tulis peneliti lagi.
Hal ini juga sesuai ketika susu diuji dari hewan, termasuk sapi dan kambing. Namun, whey hewan menekan strain virus sekitar 70% dibandingkan dengan hampir 100% whey manusia.
Sementara itu, sebuah penelitian saat ini juga sedang diluncurkan oleh Washington State University untuk menentukan apakah bayi dapat tertular virus corona dari menyusui atau tidak. Sejauh ini penelitian terbatas telah dilakukan tentang topik tersebut, tapi hasilnya beragam.
Beberapa penelitian tidak menemukan virus dalam ASI, sementara yang lain mendeteksi RNA virus hanya dalam sampel susu tertentu. Sebut saja setidaknya dua penelitian, satu di China dan satu lagi di Amerika, tidak menemukan bukti bahwa SARS-CoV-2 ada dalam ASI manusia. ( )
Sedangkan sebuah laporan dari WHO menemukan, dari 46 sampel ASI ibu dengan virus, 43 kembali negatif, sementara tiga dinyatakan positif partikel. Namun, tim penelitian tersebut mengatakan, meskipun materi genetik virus ditemukan dalam ASI, bukan berarti itu menular atau dapat menyebar kepada bayi .
(tsa)
tulis komentar anda