Kalbe Farma Kenalkan Remdesivir, Obat Virus Corona
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 17:06 WIB
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan, Sp.P (K)., M.Sc., Ph.D mengatakan Remdesivir sudah diujikan ke pasien COVID-19 di banyak negara. Obat ini menunjukkan hasil yang baik.
Remdesivir dapat menghambat replikasi virus. Obat yang sebelumnya terbukti ampuh mengobati ebola ini tidak akan membuat keparahan berlanjut dan sistem imun pasien dapat mengendalikan virus.
Data awal menunjukkan, bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 tingkat lanjut dan keterlibatan paru-paru pulih lebih cepat setelah menerima Remdesivir. "Masuknya remdesivir akan menghambat sintesis dari RNA virus, sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih luas," kata dr. Erlina baru-baru ini.
Remdesivir nantinya akan diberikan melalui infus atau suntikan. Adapun Emergency Use Authorization (EUA) produk Remdesivir telah terkonfirmasi oleh laboratorium, terutama untuk orang dewasa atau remaja usia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kg yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang parah.
"Yang bisa mendapatkan Remdesivir harus berusia di atas 18 tahun, terkonfirmasi COVID-19, dalam kondisi berat seperti saturasi oksigen di bawah 94%, serta mendapatkan bantuan ventilator mekanik. Yang kita eksklusif pasien-pasien dengan riwayat alergi, pasien ada kelainan liver, atau pasien dengan kelainan ginjal," jelas dr. Erlina.
Sementara itu, pasien yang sedang menjalani atau mendapatkan obat penelitian lainnya, tidak diizinkan mendapat Remdesivir.
Remdesivir dapat menghambat replikasi virus. Obat yang sebelumnya terbukti ampuh mengobati ebola ini tidak akan membuat keparahan berlanjut dan sistem imun pasien dapat mengendalikan virus.
Data awal menunjukkan, bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 tingkat lanjut dan keterlibatan paru-paru pulih lebih cepat setelah menerima Remdesivir. "Masuknya remdesivir akan menghambat sintesis dari RNA virus, sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih luas," kata dr. Erlina baru-baru ini.
Remdesivir nantinya akan diberikan melalui infus atau suntikan. Adapun Emergency Use Authorization (EUA) produk Remdesivir telah terkonfirmasi oleh laboratorium, terutama untuk orang dewasa atau remaja usia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kg yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang parah.
"Yang bisa mendapatkan Remdesivir harus berusia di atas 18 tahun, terkonfirmasi COVID-19, dalam kondisi berat seperti saturasi oksigen di bawah 94%, serta mendapatkan bantuan ventilator mekanik. Yang kita eksklusif pasien-pasien dengan riwayat alergi, pasien ada kelainan liver, atau pasien dengan kelainan ginjal," jelas dr. Erlina.
Sementara itu, pasien yang sedang menjalani atau mendapatkan obat penelitian lainnya, tidak diizinkan mendapat Remdesivir.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda