Pentingnya Kenali Faktor Risiko Diabetes Bagi Orang Malas Olahraga
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 07:45 WIB
JAKARTA - Kebiasaan masyarakat tidak berolahraga atau tidak menjaga berat badan seimbang dapat menjadi potensi seseorang mengidap Diabetes Melitus . Namun, banyak masyarakat yang tidak menyadari seberapa besar potensi seseorang mengidap penyakit tersebut.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Barat, dr. Khomimah, Sp.PD-KEMD, FINASIM memberikan informasi rinci mengenai potensi seseorang mengidap Diabetes Melitus. (Baca: Muslimah, Ini Pentingnya Menyempurnakan Wudhu)
Diabetes Melitus merupakan suatu gangguan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa di dalam dalam darah yang salah satu penyebebanya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin. Resistensi Insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena adanya gangguan aksi kerja insulin atau terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin).
Beberapa Faktor risiko seseorang terkena diabetes antara lain Jarang melakukan gerak badan atau tidak olahraga, memiliki riwayat atau keturunan terutama orang tua yang mengidap diabetes, Orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan Kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah atau kadar trigliserit (salah satu jenis lemak di dalam darah) yang tinggi.
Selain itu faktor risiko lainnya ada pada mereka yang memiliki riwayat pre diabetes (suatu kondisi kadar glukosa darah dengan nilai lebih dari normal tapi belum kategori diabetes (atau belum memenuhi kriteria kadar glukosa darah diabetes, Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (penyakit yang terjadi akibat gangguan jantung dan pembuluh darah), dan pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg. (Baca juga: Tangkap dan Aniaya Wartawan, Polisi Didesak Evaluasi Pola Pengamanan Unras)
“Perlu diperhatikan bawah Diabetes Melitus bukanlah sebuah virus atau bakteri. Diabetes Mellitus adalah sebuah penyakit degeneratif (bukan penyakit menular),” ujar dr. Khomimah.
Penyakit degeneratif adalah kondisi medis yang terjadi ketika fungsi dan struktur jaringan ataupun organ dalam tubuh memburuk seiring berjalannya waktu sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Dalam hal ini, Diabetes Melitus terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa atau yang lebih dikenal dengan kencing manis dimana di dalam air kemih pasien penyandang diabetes kandungan gulanya tinggi.
Terkait dengan hubungan pandemi Covid-19 terhadap penderita Diabetes Melitus, risiko tertular Covid-19 bagi seseorang yang mengidap Diabetes Melitus dengan seseorang yang sehat pada dasarnya sama. “Namun, begitu penderita Diabetes Melitus tertular Covid-19, maka gejalanya akan lebih buruk. Covid-19 menyebabkan infeksi dan jika infeksinya berat akan mengganggu seluruh organ tubuh,” ucap menurut dr. Khomimah. (Baca juga: Belajar Harus Tetap Menyenangkan)
Ia menjelaskan, penyitas Diabetes Melitus akan meningkatkan potensi terkena infeksi, yang paling banyak terjadi adalah infeksi TBC. Diabetes Melitus juga bisa meningkatkan risiko luka di kaki (misalnya infeksi luka tertusuk di kaki yang dapat semakin parah, gejalanya lebih berat, lebih lama, dan lebih luas jika seseorang mengidap Diabetes Melitus).
Selain itu, perlu juga dicari faktor risiko lain yang akan meningkatkan seseorang terkena penyakit kardiovaskular (gangguan yang terjadi karena gangguan jantung dan pembuluh darah) seperti kebiasaan merokok, kadar kolesterol, riwayat hipertensi, atau riwayat obesitas.
“Prinsipnya, penyakit Diabetes Melitus itu penyakit degenartif bukan infeksi sehingga hanya bisa dikendalikan agar kadar glukosa darahnya mencapai target normal atau mendekati nilai normal. Berapa target nilai normalnya? Glukosa darah sebelum makan kurang dari 130 mg per dL, glukosa darah 2 jam sesudah makan atau glukosa darah sewaktu kurang dari 180 mg per dL, dan HbA1C kurang dari 7%. (Lihat videonya: Preman Pengancam PNS Menggunakan Ular Diciduk Polisi)
Selain itu, pasien pengidap Diabetes Melitus juga harus mengendalikan hipertensi, kolesterol, menurunkan berat badan, dan menghentikan kebiasaan merokok,” papar dr. Khomimah. (Iman Firmansyah)
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Barat, dr. Khomimah, Sp.PD-KEMD, FINASIM memberikan informasi rinci mengenai potensi seseorang mengidap Diabetes Melitus. (Baca: Muslimah, Ini Pentingnya Menyempurnakan Wudhu)
Diabetes Melitus merupakan suatu gangguan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa di dalam dalam darah yang salah satu penyebebanya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin. Resistensi Insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena adanya gangguan aksi kerja insulin atau terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin).
Beberapa Faktor risiko seseorang terkena diabetes antara lain Jarang melakukan gerak badan atau tidak olahraga, memiliki riwayat atau keturunan terutama orang tua yang mengidap diabetes, Orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi, dan Kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah atau kadar trigliserit (salah satu jenis lemak di dalam darah) yang tinggi.
Selain itu faktor risiko lainnya ada pada mereka yang memiliki riwayat pre diabetes (suatu kondisi kadar glukosa darah dengan nilai lebih dari normal tapi belum kategori diabetes (atau belum memenuhi kriteria kadar glukosa darah diabetes, Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (penyakit yang terjadi akibat gangguan jantung dan pembuluh darah), dan pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg. (Baca juga: Tangkap dan Aniaya Wartawan, Polisi Didesak Evaluasi Pola Pengamanan Unras)
“Perlu diperhatikan bawah Diabetes Melitus bukanlah sebuah virus atau bakteri. Diabetes Mellitus adalah sebuah penyakit degeneratif (bukan penyakit menular),” ujar dr. Khomimah.
Penyakit degeneratif adalah kondisi medis yang terjadi ketika fungsi dan struktur jaringan ataupun organ dalam tubuh memburuk seiring berjalannya waktu sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Dalam hal ini, Diabetes Melitus terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa atau yang lebih dikenal dengan kencing manis dimana di dalam air kemih pasien penyandang diabetes kandungan gulanya tinggi.
Terkait dengan hubungan pandemi Covid-19 terhadap penderita Diabetes Melitus, risiko tertular Covid-19 bagi seseorang yang mengidap Diabetes Melitus dengan seseorang yang sehat pada dasarnya sama. “Namun, begitu penderita Diabetes Melitus tertular Covid-19, maka gejalanya akan lebih buruk. Covid-19 menyebabkan infeksi dan jika infeksinya berat akan mengganggu seluruh organ tubuh,” ucap menurut dr. Khomimah. (Baca juga: Belajar Harus Tetap Menyenangkan)
Ia menjelaskan, penyitas Diabetes Melitus akan meningkatkan potensi terkena infeksi, yang paling banyak terjadi adalah infeksi TBC. Diabetes Melitus juga bisa meningkatkan risiko luka di kaki (misalnya infeksi luka tertusuk di kaki yang dapat semakin parah, gejalanya lebih berat, lebih lama, dan lebih luas jika seseorang mengidap Diabetes Melitus).
Selain itu, perlu juga dicari faktor risiko lain yang akan meningkatkan seseorang terkena penyakit kardiovaskular (gangguan yang terjadi karena gangguan jantung dan pembuluh darah) seperti kebiasaan merokok, kadar kolesterol, riwayat hipertensi, atau riwayat obesitas.
“Prinsipnya, penyakit Diabetes Melitus itu penyakit degenartif bukan infeksi sehingga hanya bisa dikendalikan agar kadar glukosa darahnya mencapai target normal atau mendekati nilai normal. Berapa target nilai normalnya? Glukosa darah sebelum makan kurang dari 130 mg per dL, glukosa darah 2 jam sesudah makan atau glukosa darah sewaktu kurang dari 180 mg per dL, dan HbA1C kurang dari 7%. (Lihat videonya: Preman Pengancam PNS Menggunakan Ular Diciduk Polisi)
Selain itu, pasien pengidap Diabetes Melitus juga harus mengendalikan hipertensi, kolesterol, menurunkan berat badan, dan menghentikan kebiasaan merokok,” papar dr. Khomimah. (Iman Firmansyah)
(ysw)
tulis komentar anda