Kendalikan Wabah Corona dengan Vaksin
Senin, 12 Oktober 2020 - 09:45 WIB
JAKARTA - Masa pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Masyarakat kini berharap vaksin menjadi juru selamat pengendalian wabah. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dr.Reisa Broto Asmoro mengatakan dengan adanya vaksin, penularan penyakit tertentu dapat dicegah, orang-orang terlindungi dari wabah penyakit, dan kekebalan komunitas akan muncul hingga pada akhirnya wabah dapat dikendalikan.
“Jika wabah dapat dikendalikan dan penularan dicegah sedemikian rupa, maka masyarakat dapat kembali beraktifitas dan kembali produktif. Pasti kita semua ingin kondisi seperti itu segera terwujud. Karena itulah kenapa vaksin dan upaya vaksinasi menjadi penting,” kata Reisa di acara dialog produktif yang digelar secara virtual oleh Forum Merdeka Barat 9, dengan tema Vaksin: Menjawab Mitos dan Menolak Hoaks di Jakarta beberapa waktu lalu. (Baca: Inilah Pintu-pintu Surga untuk Perempuan)
Menurutnya, vaksin sangat efektif membentuk antibodi atas suatu penyakit. Sedangkan vaksinasi proses pemberian vaksin baik dengan disuntikkan atau diberikan tetesan lewat mulut untuk meningkatkan antibodi. Tujuan utamanya menangkal penyakit tertentu.
Sedangkan imunisasi adalah proses munculnya kekebalan dan terjadinya penangkalan penyakit di dalam tubuh seseorang sebagai hasil vaksin. Singkatnya menurut Reisa, vaksinasi tindakan mendapatkan vaksin dan imunisasi merupakan hasil dari vaksinasi.
Vaksin tidak hanya dapat membentuk antibodi seseorang dalam melawan satu penyakit, tapi juga melindungi orang lain dari penyakit tersebut.
“Orang-orang yang nantinya mendapatkan vaksin, tidak hanya melindungi dirinya sendiri. Tetapi juga melindungi orang lain di sekitarnya yang mungkin tidak memiliki akses ke vaksin. Maka terciptalah herd immunity, kekebalan kelompok. Jadi semua mendapat perlindungan,” katanya. (Baca juga: Pilkada di Masa Pandemi, Perlu Ada Jaminan dafri Penyelenggara Pemilu)
Karena itulah menurutnya kenapa vaksinasi harus dilakukan. Karena dengan adanya vaksin dan vaksinasi jadi salah satu cara agar dapat keluar dari pandemi ini.
Ditambahkan Prof. Dr. Henri Subiakto, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika, proses untuk menghasilkan vaksin dan sampai pada penggunaan vaksin membutuhkan proses yang panjang dan perizinan yang berlapis. Artinya, tidak ada vaksin yang dibuat sembarangan dan dapat digunakan tanpa uji klinis dan perizinan resmi dari pemerintah.
“Banyak orang mendapatkan informasi tentang vaksin dari sejumlah media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi di masa wabah COVID-19 ini, banyak sekali hoaks soal vaksin bertebaran.” (Lihat videonya: Pengelola Kantor Wajib Mematuhi Protokol Kesehatan)
Dikatakannya, masyarakat harus berhati-hati terhadap berbagai informasi terkait wabah penyakit yang ada di berbagai media sosial. Untuk menghindari hoaks sebaiknya kritis, lakukan konfirmasi dan upayakan bertanya pada para ahlinya. (Sri Noviarni)
“Jika wabah dapat dikendalikan dan penularan dicegah sedemikian rupa, maka masyarakat dapat kembali beraktifitas dan kembali produktif. Pasti kita semua ingin kondisi seperti itu segera terwujud. Karena itulah kenapa vaksin dan upaya vaksinasi menjadi penting,” kata Reisa di acara dialog produktif yang digelar secara virtual oleh Forum Merdeka Barat 9, dengan tema Vaksin: Menjawab Mitos dan Menolak Hoaks di Jakarta beberapa waktu lalu. (Baca: Inilah Pintu-pintu Surga untuk Perempuan)
Menurutnya, vaksin sangat efektif membentuk antibodi atas suatu penyakit. Sedangkan vaksinasi proses pemberian vaksin baik dengan disuntikkan atau diberikan tetesan lewat mulut untuk meningkatkan antibodi. Tujuan utamanya menangkal penyakit tertentu.
Sedangkan imunisasi adalah proses munculnya kekebalan dan terjadinya penangkalan penyakit di dalam tubuh seseorang sebagai hasil vaksin. Singkatnya menurut Reisa, vaksinasi tindakan mendapatkan vaksin dan imunisasi merupakan hasil dari vaksinasi.
Vaksin tidak hanya dapat membentuk antibodi seseorang dalam melawan satu penyakit, tapi juga melindungi orang lain dari penyakit tersebut.
“Orang-orang yang nantinya mendapatkan vaksin, tidak hanya melindungi dirinya sendiri. Tetapi juga melindungi orang lain di sekitarnya yang mungkin tidak memiliki akses ke vaksin. Maka terciptalah herd immunity, kekebalan kelompok. Jadi semua mendapat perlindungan,” katanya. (Baca juga: Pilkada di Masa Pandemi, Perlu Ada Jaminan dafri Penyelenggara Pemilu)
Karena itulah menurutnya kenapa vaksinasi harus dilakukan. Karena dengan adanya vaksin dan vaksinasi jadi salah satu cara agar dapat keluar dari pandemi ini.
Ditambahkan Prof. Dr. Henri Subiakto, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika, proses untuk menghasilkan vaksin dan sampai pada penggunaan vaksin membutuhkan proses yang panjang dan perizinan yang berlapis. Artinya, tidak ada vaksin yang dibuat sembarangan dan dapat digunakan tanpa uji klinis dan perizinan resmi dari pemerintah.
“Banyak orang mendapatkan informasi tentang vaksin dari sejumlah media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apalagi di masa wabah COVID-19 ini, banyak sekali hoaks soal vaksin bertebaran.” (Lihat videonya: Pengelola Kantor Wajib Mematuhi Protokol Kesehatan)
Dikatakannya, masyarakat harus berhati-hati terhadap berbagai informasi terkait wabah penyakit yang ada di berbagai media sosial. Untuk menghindari hoaks sebaiknya kritis, lakukan konfirmasi dan upayakan bertanya pada para ahlinya. (Sri Noviarni)
(ysw)
tulis komentar anda