Rutin Konsumsi Temulawak Bisa Mencegah Penyakit Hati
Kamis, 22 Oktober 2020 - 15:30 WIB
JAKARTA - Mengonsumi temulawak sangat baik untuk kesehatan. Selain meningkatkan imunitas, kandungan curcumin dalam temulawak sangat baik untuk kesehatan hati. Pasalnya saat ini jumlah kasus penyakit yang menyerang hati, hepatitis misalnya, semakin meningkat.
Laporan Riskesdas menyebutkan prevalensi hepatitis berdasarkan riwayat diagnosis dokter menurut provinsi tahun 2018 totalnya adalah 1.017.290 orang terdiagnosa hepatitis per tahun. Asia Pasific merupakan wilayah yang memiliki pangsa virus hepatitis B dan virus hepatitis C terbesar di dunia. Sebanyak 74 persen dari global kematian akibat kanker hati terjadi di Asia, termasuk Indonesia.
Sayangnya 9 dari 10 pengidap tidak menyadari dirinya memiliki hepatitis B bahkan C. Dan 1 dari 4 pengidap akan meninggal karena kanker atau gagal hati. Sehingga bisa dikatakan hepatitis ini silent killer. Penderita hepatitis akan mengalami perjalanan dari hati sehat, hepatitis akut, hepatitis kronik, kemudian sirosis hati dengan progres sekitar 1/3 penderita hepatitis akan mengalami sirosis.
“Dari sirosis 10-15% akan menjadi kanker, 23% dalam 5 tahun pengidap sirosis akan mengalami gagal hati yang berujung pada kematian,” kata Prof. Dr. dr I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD – KGEH. Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan hati. Salah satunya dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat seperti temulawak.
Dijelaskan DR (Cand) dr. Inggrid Tania, M.Si, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), aktivitas curcumin bersifat antioksidan, anti peradangan, imunomodulator atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meregulasi respon imun. “Khasiat terkenal lainnya juga bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati, melalui mekanisme kerjanya sebagai antioksidan yang dapat menangkal proses oksidasi oleh radikal bebas. Dengan mengonsumsi curcumin sejak awal, itu lebih baik, karena proses oksidasi bisa dicegah," ata dr. Inggrid.
Curcumin juga akan meredakan peradangan pada organ hati karena sifatnya sebagai anti-inflamasi. Sayangnya, curcumin sulit diserap darah. Solusinya adalah mengombinasikan dengan piperin yang punya khasiat mirip dengan Curcumin, yakni antioksidan dan anti peradangan. “Dengan ditambahkan piperin, akan mempermudah absorpsi atau penyerapan Curcumin dari saluran cerna ke dalam darah.
Sehingga berdasarkan uji farmakokinetik dan uji bioavailabilitas, kombinasi antara Curcumin dengan Piperin bisa meningkatkan bioavailabilitas Curcumin hingga 2000%, yang nantinya akan meningkatkan efektivitas," kata dr Inggrid. Kombinasi curcumin dan piperin bisa digunakan sebagai preventif (pencegahan) yang dapat dikonsumsi oleh pasien dengan risiko penyakit hati seperti pasien diabetes mellitus tipe 2 dan pasien dengan riwayat hepatitis agar kesehatan hatinya tetap terjaga.
Menurut Prof. Wibawa, sebagai pencegahan boleh saja digunakan, jadi tidak perlu menunggu terjadi inflamasi hati, terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati seperti pasien dengan riwayat hepatitis, diabetes mellitus tipe 2, atau pasien dengan kolesterol tinggi. Begitupun dengan pasien yang sudah mengalami gangguan hati seperti inflamasi, fatty liver ataupun fibrosis.
Dr. Inggrid mengatakan, curcumin yang terdapat di temulawak bisa dikonsumsi dalam bentuk segar atau ekstrak seperti Curcuma Force. "Mengonsumsi dalam bentuk yang segar, itu baik juga. Kelemahan yang segar itu adalah kita sulit untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang besar," kata dokter Inggrid.
Laporan Riskesdas menyebutkan prevalensi hepatitis berdasarkan riwayat diagnosis dokter menurut provinsi tahun 2018 totalnya adalah 1.017.290 orang terdiagnosa hepatitis per tahun. Asia Pasific merupakan wilayah yang memiliki pangsa virus hepatitis B dan virus hepatitis C terbesar di dunia. Sebanyak 74 persen dari global kematian akibat kanker hati terjadi di Asia, termasuk Indonesia.
Sayangnya 9 dari 10 pengidap tidak menyadari dirinya memiliki hepatitis B bahkan C. Dan 1 dari 4 pengidap akan meninggal karena kanker atau gagal hati. Sehingga bisa dikatakan hepatitis ini silent killer. Penderita hepatitis akan mengalami perjalanan dari hati sehat, hepatitis akut, hepatitis kronik, kemudian sirosis hati dengan progres sekitar 1/3 penderita hepatitis akan mengalami sirosis.
“Dari sirosis 10-15% akan menjadi kanker, 23% dalam 5 tahun pengidap sirosis akan mengalami gagal hati yang berujung pada kematian,” kata Prof. Dr. dr I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD – KGEH. Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan hati. Salah satunya dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat seperti temulawak.
Dijelaskan DR (Cand) dr. Inggrid Tania, M.Si, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), aktivitas curcumin bersifat antioksidan, anti peradangan, imunomodulator atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meregulasi respon imun. “Khasiat terkenal lainnya juga bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati, melalui mekanisme kerjanya sebagai antioksidan yang dapat menangkal proses oksidasi oleh radikal bebas. Dengan mengonsumsi curcumin sejak awal, itu lebih baik, karena proses oksidasi bisa dicegah," ata dr. Inggrid.
Curcumin juga akan meredakan peradangan pada organ hati karena sifatnya sebagai anti-inflamasi. Sayangnya, curcumin sulit diserap darah. Solusinya adalah mengombinasikan dengan piperin yang punya khasiat mirip dengan Curcumin, yakni antioksidan dan anti peradangan. “Dengan ditambahkan piperin, akan mempermudah absorpsi atau penyerapan Curcumin dari saluran cerna ke dalam darah.
Sehingga berdasarkan uji farmakokinetik dan uji bioavailabilitas, kombinasi antara Curcumin dengan Piperin bisa meningkatkan bioavailabilitas Curcumin hingga 2000%, yang nantinya akan meningkatkan efektivitas," kata dr Inggrid. Kombinasi curcumin dan piperin bisa digunakan sebagai preventif (pencegahan) yang dapat dikonsumsi oleh pasien dengan risiko penyakit hati seperti pasien diabetes mellitus tipe 2 dan pasien dengan riwayat hepatitis agar kesehatan hatinya tetap terjaga.
Menurut Prof. Wibawa, sebagai pencegahan boleh saja digunakan, jadi tidak perlu menunggu terjadi inflamasi hati, terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati seperti pasien dengan riwayat hepatitis, diabetes mellitus tipe 2, atau pasien dengan kolesterol tinggi. Begitupun dengan pasien yang sudah mengalami gangguan hati seperti inflamasi, fatty liver ataupun fibrosis.
Dr. Inggrid mengatakan, curcumin yang terdapat di temulawak bisa dikonsumsi dalam bentuk segar atau ekstrak seperti Curcuma Force. "Mengonsumsi dalam bentuk yang segar, itu baik juga. Kelemahan yang segar itu adalah kita sulit untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang besar," kata dokter Inggrid.
(wur)
tulis komentar anda