Jaga Ketahanan Keluarga dengan Kelola Emosi

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 06:35 WIB
Dia juga menjadi satu dari banyak orang tua lain yang mendaftarkan anak ke sekolah dasar (SD) saat pandemi ini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri lantaran untuk pertama kalinya anak langsung belajar dari rumah. Dia mengungkapkan anaknya sempat menjalani perkenalan dengan teman-temannya di sekolah dengan protokol kesehatan yang ketat. Lalu setelah itu dilanjutkan dengan belajar online. Niken berusaha menjelaskan secara ilmiah kepada anaknya tentang virus.

“Saya mengurangi bahasa kiasan. Saya jelaskan virus apa, kenapa bisa beredar, dan apa yang harus dilakukan seperti menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. Dia akhirnya memahami standar. Sampai saat ini tidak ada penolakan. Dia anak yang kooperatif,” paparnya. (Baca juga: Angka KDRT Turun karena Tak Terdeteksi Selama Pandemi)

Wakil Redaktur Pelaksana KORAN SINDO Armydian Kurniawan mengatakan pengelolaan ketahanan keluarga harus dimulai dari para orang tua. Sebab anak-anak akan mencontoh perilaku dan tindakan orang tuanya. Menurutnya, anak-anak tidak boleh melihat ketidakharmonisan dan konflik orang tua.

Dia dan istrinya berbagai peran yang semuanya untuk kebutuhan anak. “Kita buat pointer, oh hari ini main catur di samping sekolah online yang bikin jenuh. Kalau mereka sudah di gawai harus diseimbangkan dengan permainan tradisional. Bisa karambol, catur, dan badminton. Kebetulan di dekat rumah ada lapangan basket kecil, kami main bersama,” ungkapnya.

PHK Bikin Gagap

Tekanan paling berat di keluarga saat pandemi adalah ketika ada anggota, entah suami atau istri, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Dampak PHK sangat besar. Ekonomi keluarga bisa langsung morat-marit. Hal ini diakui Pemimpin Redaksi Tabloid Saji dan Sajian Sedap Intan Yusans. Dia menceritakan hampir semua temannya yang terkena PHK mengalami kegagapan untuk sementara waktu. Rata-rata mereka kebingungan karena menganggap tidak memiliki kemampuan lain selain yang dikerjakan selama ini. (Lihat Videonya: Diterjang Angin Puting Beliung, 109 Rumah rusak di Bekasi Utara)

Biasanya teman-teman yang terkena PHK memulai membuka usaha kuliner dan menjahit. Misalnya untuk usaha menjahit, agar bisa survive seseorang yang terkena PHK dituntut jeli melihat peluang. Menjahit ternyata menjadi peluang besar karena saat ini kebutuhan masyarakat akan masker sangat tinggi. “Ada teman tidak memiliki keahlian menjahit. Namun dia lantas membeli mesin dengan harga terjangkau. Dia mencari tahu cara membuat masker secara online dan belajar autodidak,” terangnya.

Arijani mengatakan saat mengalami situasi pandemi dengan segala turunan masalahnya biasanya seseorang akan panik atau masuk fear zone. (FW Bahtiar)
(ysw)
Halaman :