Pekerja Shift Malam Berisiko Tinggi Alami Asma
Kamis, 19 November 2020 - 11:20 WIB
Demikian pula, kemungkinan mengi atau bersiul di saluran napas adalah 11-18% lebih tinggi di antara mereka yang bekerja di salah satu dari tiga pola shift, sementara kemungkinan fungsi paru-paru yang lebih buruk sekitar 20% lebih tinggi pada pekerja shift yang tidak pernah atau jarang bekerja malam hari dan pada mereka yang bekerja shift malam permanen.
Mereka yang pasti adalah burung hantu, yang dikenal sebagai kronotipe ekstrem, secara signifikan lebih mungkin menderita asma bahkan setelah memperhitungkan berbagai faktor risiko yang berpotensi berpengaruh. Kemungkinan asma sedang hingga berat adalah 55% lebih tinggi di antara yang bekerja dengan shift tidak teratur, termasuk malam.
Tetapi kerentanan genetik terhadap asma tidak mempengaruhi kemungkinan mengembangkan asma di antara mereka yang bekerja dalam shift. Ini adalah studi observasional, jadi tidak dapat menentukan penyebabnya, kata para peneliti. Namun, masuk akal bahwa ketidaksejajaran sirkadian menyebabkan perkembangan asma.
"Menariknya, kronotipe berubah seiring bertambahnya usia, melewati masa remaja dan kemudian lebih awal seiring bertambahnya usia, menunjukkan bahwa orang yang lebih tua mungkin merasa lebih sulit untuk menyesuaikan diri dengan kerja shift malam daripada orang dewasa yang lebih muda," jelas peneliti.
Tidak ada pedoman klinis nasional khusus tentang bagaimana mengelola asma pada pekerja shift. Dilansir dari Medical Xpress, Kamis (19/11) tetapi menyesuaikan jadwal kerja shift agar sesuai dengan kronotipe individu merupakan ukuran kesehatan masyarakat yang berharga.
Mereka yang pasti adalah burung hantu, yang dikenal sebagai kronotipe ekstrem, secara signifikan lebih mungkin menderita asma bahkan setelah memperhitungkan berbagai faktor risiko yang berpotensi berpengaruh. Kemungkinan asma sedang hingga berat adalah 55% lebih tinggi di antara yang bekerja dengan shift tidak teratur, termasuk malam.
Tetapi kerentanan genetik terhadap asma tidak mempengaruhi kemungkinan mengembangkan asma di antara mereka yang bekerja dalam shift. Ini adalah studi observasional, jadi tidak dapat menentukan penyebabnya, kata para peneliti. Namun, masuk akal bahwa ketidaksejajaran sirkadian menyebabkan perkembangan asma.
"Menariknya, kronotipe berubah seiring bertambahnya usia, melewati masa remaja dan kemudian lebih awal seiring bertambahnya usia, menunjukkan bahwa orang yang lebih tua mungkin merasa lebih sulit untuk menyesuaikan diri dengan kerja shift malam daripada orang dewasa yang lebih muda," jelas peneliti.
Tidak ada pedoman klinis nasional khusus tentang bagaimana mengelola asma pada pekerja shift. Dilansir dari Medical Xpress, Kamis (19/11) tetapi menyesuaikan jadwal kerja shift agar sesuai dengan kronotipe individu merupakan ukuran kesehatan masyarakat yang berharga.
(wur)
tulis komentar anda