Sasar 400 Wirausaha Muda, Kita Muda Kreatif Akan Akhiri Fase 3
Jum'at, 27 November 2020 - 16:46 WIB
JAKARTA - Program Creative Youth at Indonesian Heritage Sites, kolaborasi UNESCO dan Citi Indonesia yang didukung Citi Foundation sejak 2017, secara resmi akan mengakhiri Fase 3 di November ini. Program yang dikenal Kita Muda Kreatif ini menyasar 400 wirausaha muda yang berada kawasan di Kawasan Situs Warisan Dunia atau destinasi wisata yang terkenal, antara lain Danau Toba, Borobudur, Prambanan, Klaten, Yogyakarta, Kotuatua Jakarta serta Denpasar dan Tabanan di Bali.
( )
Selama pelaksanaan Fase 3 di tahun ini, para wirausaha muda yang berasal dari berbagai sektor industri kreatif, terlibat dalam berbagai kegiatan peningkatan kapasitas kewirausahaan serta peningkatan pemahaman mengenai warisan budaya untuk meningkatkan kemampuan bisnis mereka, dengan memanfaatkan sumber daya dari warisan budaya lokal.
Pencapaian proyek dan hasil-hasil karya para wirausaha muda akan ditampilkan dalam acara live Virtual Gelar Karya Kreatif yang dilaksanakan pada 26 November 2020, pukul 18.30-20.30 WIB, melalui kanal YouTube Kita Muda Kreatif, dan Instagram Live @kitamudakreatif. Acara ini akan menampilkan bincang-bincang dengan beberapa wirausaha muda dan para ahli, serta acara peluncuran situs Kita Muda Kreatif.
Situs warisan di Indonesia memainkan peran penting dalam pelestarian nilai-nilai warisan budaya dan memberikan pengalaman budaya bagi para pengunjung internasional dan domestik. Namun, meskipun jumlah wisatawan ke situs warisan dunia terus meningkat, masyarakat lokal yang tinggal dan berada di sekitar situs warisan budaya jarang menerima manfaat ekonomi sosial dari besarnya jumlah pengunjung.
Guna mengatasi kesenjangan tersebut, UNESCO Jakarta dan Citi Foundation telah melibatkan 400 wirausahawan muda di enam situs populer di seluruh Indonesia sejak 2017, untuk meningkatkan kesadaran tentang pelestarian warisan budaya, sekaligus meningkatkan taraf hidup dan pencaharian masyarakat yang tinggal di sekitar situs warisan budaya tersebut.
Program Creative Youth at Indonesian Heritage Sites selalu berusaha menyelaraskan diri dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup kaum muda dan mendukung mereka menjadi wirausaha mandiri. Selain bersinergi dengan kegiatan pemerintah, program Kita Muda Kreatif juga berhasil memobilisasi mitra dari sektor swasta untuk mendampingi para wirausaha muda.
Selama pandemi Covid-19, program ini terus memberikan dukungan kepada para wirausaha muda dan mengadakan lebih dari 90 pelatihan daring melalui WhatsApp, Zoom, dan YouTube, antara Maret dan November 2020. Tema-tema pelatihan yang diberikan meliputi pengembangan produk, literasi keuangan, perencanaan bisnis, pemasaran dan jenama; serta latar belakang sejarah dan nilai situs warisan, dan penguatan jejaring dengan pihak-pihak pemerintah, kalangan bisnis profesional, pakar-pakar warisan budaya, serta para pengusaha retail.
Pada 2021, proyek ini akan terus mendorong pemberdayaan wirausaha muda serta akan memperluas kegiatannya hingga ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, demi mendukung lebih dari lima puluh penenun muda meningkatkan taraf hidup dan pendapatan mereka sambil terus melestarikan tenun tradisional mereka.
"Program ini tidak hanya membantu saya meningkatkan citra produk dan jenama saya, tetapi juga secara terus menerus jadi sumber inspirasi. Kelas-kelas pelatihan memberi saya pengetahuan dan energi tambahan untuk mengembangkan bisnis baru di tengah krisis Covid-19," a Cemplon Sebastian, pemandu muda dari Borobudur yang juga mengembangkan merek minuman jamu baru dalam rangka merespons pandemi.
(Baca juga: Mulanya Iseng, Cosplay Buatan Bayu Malah Dikenal hingga Mancanegara )
"Produk jamu baru saya Wedang Rempah Borobudur adalah buktinya. Saya senang dengan bisnis baru ini saya juga dapat membantu masyarakat desa Karangrejo, tempat saya tinggal. Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada UNESCO Jakarta dan Citi Foundation," lanjutnya.
Lihat Juga: Sandiaga Uno: Ideafest 2024 Wadah Kolaborasi untuk Kembangkan Inovasi di Sektor Parekraf
( )
Selama pelaksanaan Fase 3 di tahun ini, para wirausaha muda yang berasal dari berbagai sektor industri kreatif, terlibat dalam berbagai kegiatan peningkatan kapasitas kewirausahaan serta peningkatan pemahaman mengenai warisan budaya untuk meningkatkan kemampuan bisnis mereka, dengan memanfaatkan sumber daya dari warisan budaya lokal.
Pencapaian proyek dan hasil-hasil karya para wirausaha muda akan ditampilkan dalam acara live Virtual Gelar Karya Kreatif yang dilaksanakan pada 26 November 2020, pukul 18.30-20.30 WIB, melalui kanal YouTube Kita Muda Kreatif, dan Instagram Live @kitamudakreatif. Acara ini akan menampilkan bincang-bincang dengan beberapa wirausaha muda dan para ahli, serta acara peluncuran situs Kita Muda Kreatif.
Situs warisan di Indonesia memainkan peran penting dalam pelestarian nilai-nilai warisan budaya dan memberikan pengalaman budaya bagi para pengunjung internasional dan domestik. Namun, meskipun jumlah wisatawan ke situs warisan dunia terus meningkat, masyarakat lokal yang tinggal dan berada di sekitar situs warisan budaya jarang menerima manfaat ekonomi sosial dari besarnya jumlah pengunjung.
Guna mengatasi kesenjangan tersebut, UNESCO Jakarta dan Citi Foundation telah melibatkan 400 wirausahawan muda di enam situs populer di seluruh Indonesia sejak 2017, untuk meningkatkan kesadaran tentang pelestarian warisan budaya, sekaligus meningkatkan taraf hidup dan pencaharian masyarakat yang tinggal di sekitar situs warisan budaya tersebut.
Program Creative Youth at Indonesian Heritage Sites selalu berusaha menyelaraskan diri dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup kaum muda dan mendukung mereka menjadi wirausaha mandiri. Selain bersinergi dengan kegiatan pemerintah, program Kita Muda Kreatif juga berhasil memobilisasi mitra dari sektor swasta untuk mendampingi para wirausaha muda.
Selama pandemi Covid-19, program ini terus memberikan dukungan kepada para wirausaha muda dan mengadakan lebih dari 90 pelatihan daring melalui WhatsApp, Zoom, dan YouTube, antara Maret dan November 2020. Tema-tema pelatihan yang diberikan meliputi pengembangan produk, literasi keuangan, perencanaan bisnis, pemasaran dan jenama; serta latar belakang sejarah dan nilai situs warisan, dan penguatan jejaring dengan pihak-pihak pemerintah, kalangan bisnis profesional, pakar-pakar warisan budaya, serta para pengusaha retail.
Pada 2021, proyek ini akan terus mendorong pemberdayaan wirausaha muda serta akan memperluas kegiatannya hingga ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, demi mendukung lebih dari lima puluh penenun muda meningkatkan taraf hidup dan pendapatan mereka sambil terus melestarikan tenun tradisional mereka.
"Program ini tidak hanya membantu saya meningkatkan citra produk dan jenama saya, tetapi juga secara terus menerus jadi sumber inspirasi. Kelas-kelas pelatihan memberi saya pengetahuan dan energi tambahan untuk mengembangkan bisnis baru di tengah krisis Covid-19," a Cemplon Sebastian, pemandu muda dari Borobudur yang juga mengembangkan merek minuman jamu baru dalam rangka merespons pandemi.
(Baca juga: Mulanya Iseng, Cosplay Buatan Bayu Malah Dikenal hingga Mancanegara )
"Produk jamu baru saya Wedang Rempah Borobudur adalah buktinya. Saya senang dengan bisnis baru ini saya juga dapat membantu masyarakat desa Karangrejo, tempat saya tinggal. Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada UNESCO Jakarta dan Citi Foundation," lanjutnya.
Lihat Juga: Sandiaga Uno: Ideafest 2024 Wadah Kolaborasi untuk Kembangkan Inovasi di Sektor Parekraf
(nug)
tulis komentar anda