Menelisik Kenikmatan Kopi Luwak Toraja
Kamis, 03 Desember 2020 - 10:50 WIB
JAKARTA - Kafe Excelso menghadirkan Kopi Luwak Toraja kemarin (2/12) sebagai rangkaian kegiatan untuk memperkenalkan jenis-jenis kopi single origin yang menjadi kebanggaan Indonesia dan kafe tersebut.
Istilah single origin sangat identik dengan era gelombang kopi ketiga atau third wave coffee. Kopi yang disuguhkan menggunakan alat seduh syphon brew itu berasal dari perkebunan Excelso di Rante Karua, Tana Toraja, yang berada di ketinggian 1.500-1.700 meter di atas permukaan laut. Kopi ini memiliki aroma rempah, sensasi buah, body yang kuat, serta aroma khas kopi luwak.
( )
“Istilah single origin secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai asal mula, atau tempat pertama kopi itu berasal. Umumnya, single origin mengacu kepada satu wilayah, tempat, atau daerah spesifik dan tak bisa direkayasa. Kalosi Toraja ini misalnya, diproduksi dari biji kopi asal perkebunan di Toraja. Bila bibitnya dipindah ke daerah lain, maka aroma kopi yang dihasilkan tidak akan sama,” kata Pangesti Bernardus, Head of Corporate Communication Kapal Api Global.
Dengan teknologi menyeduh kopi yang berbeda, satu jenis kopi yang sama akan menghasilkan aroma, acidity, dan body yang berbeda. Aroma adalah bau khas yang dikeluarkan pada waktu pengadukan lapisan bubuk kopi sesaat setelah penyeduhan. Contohnya adalah aroma buah (fruity), aroma bau kacang (nut-like), aroma bunga (herbal), dan sebagainya.
Acidity merupakan sensasi keasaman yang menyegarkan, bagian dari cita rasa yang terbentuk setelah seduhan dicicipi dan ditahan di dalam rongga mulut selama 3-5 detik. Body adalah sifat kekentalan (mouthfeel) kopi, biasanya dinilai dengan cara menggosokkan lidah dengan langit-langit mulut sehingga ada kesan kekentalan dari cairan.
“Tujuan dari teknik penyeduhan kopi untuk mendapatkan cita rasa kopi agar sesuai dengan yang kita inginkan. Tentu saja mana yang lebih enak akan tergantung pada selera masing-masing konsumen,” kata Pangesti.
( )
Kopi yang diseduh menggunakan coffee press akan menghasilkan seduhan yang baik. Aroma, acidity, dan body-nya terbilang berskala sedang, sementara seduhan dengan coffee machine akan menghasilkan level acidity dan body yang tertinggi, dengan aroma berskala mendium. Bagi para penggemar kopi yang suka menikmati kopi melalui aroma harum dan rasa yang lebih asam, dapat memilih cara menyeduh kopi menggunakan alat bernama Syphon Brew.
“Hasil seduhannya akan menghasilkan aroma yang lebih harum, tingkat acidity berskala tinggi, sementara body-nya cenderung tidak kental,” imbuh Pangesti, sambil menambahkan penjelasan tentang protokol pencegahan COVID-19 yang dengan ketat dijalankan di semua Kafe Excelso di Indonesia.
Istilah single origin sangat identik dengan era gelombang kopi ketiga atau third wave coffee. Kopi yang disuguhkan menggunakan alat seduh syphon brew itu berasal dari perkebunan Excelso di Rante Karua, Tana Toraja, yang berada di ketinggian 1.500-1.700 meter di atas permukaan laut. Kopi ini memiliki aroma rempah, sensasi buah, body yang kuat, serta aroma khas kopi luwak.
( )
“Istilah single origin secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai asal mula, atau tempat pertama kopi itu berasal. Umumnya, single origin mengacu kepada satu wilayah, tempat, atau daerah spesifik dan tak bisa direkayasa. Kalosi Toraja ini misalnya, diproduksi dari biji kopi asal perkebunan di Toraja. Bila bibitnya dipindah ke daerah lain, maka aroma kopi yang dihasilkan tidak akan sama,” kata Pangesti Bernardus, Head of Corporate Communication Kapal Api Global.
Dengan teknologi menyeduh kopi yang berbeda, satu jenis kopi yang sama akan menghasilkan aroma, acidity, dan body yang berbeda. Aroma adalah bau khas yang dikeluarkan pada waktu pengadukan lapisan bubuk kopi sesaat setelah penyeduhan. Contohnya adalah aroma buah (fruity), aroma bau kacang (nut-like), aroma bunga (herbal), dan sebagainya.
Acidity merupakan sensasi keasaman yang menyegarkan, bagian dari cita rasa yang terbentuk setelah seduhan dicicipi dan ditahan di dalam rongga mulut selama 3-5 detik. Body adalah sifat kekentalan (mouthfeel) kopi, biasanya dinilai dengan cara menggosokkan lidah dengan langit-langit mulut sehingga ada kesan kekentalan dari cairan.
“Tujuan dari teknik penyeduhan kopi untuk mendapatkan cita rasa kopi agar sesuai dengan yang kita inginkan. Tentu saja mana yang lebih enak akan tergantung pada selera masing-masing konsumen,” kata Pangesti.
( )
Kopi yang diseduh menggunakan coffee press akan menghasilkan seduhan yang baik. Aroma, acidity, dan body-nya terbilang berskala sedang, sementara seduhan dengan coffee machine akan menghasilkan level acidity dan body yang tertinggi, dengan aroma berskala mendium. Bagi para penggemar kopi yang suka menikmati kopi melalui aroma harum dan rasa yang lebih asam, dapat memilih cara menyeduh kopi menggunakan alat bernama Syphon Brew.
“Hasil seduhannya akan menghasilkan aroma yang lebih harum, tingkat acidity berskala tinggi, sementara body-nya cenderung tidak kental,” imbuh Pangesti, sambil menambahkan penjelasan tentang protokol pencegahan COVID-19 yang dengan ketat dijalankan di semua Kafe Excelso di Indonesia.
(tsa)
tulis komentar anda