Kenali Sindrom Baby Blues dan Cara Mengatasinya
Selasa, 15 Desember 2020 - 21:55 WIB
JAKARTA - Sindrom Baby Blues merupakan gangguan suasana hati yang dialami ibu setelah melahirkan seperti ibu mudah lelah, mudah tersinggung, lekas marah, menangis tanpa alasan jelas, mudah gelisah, sulit berkonsentrasi, hilangnya percaya diri, sulit beristirahat, dan ibu enggan memperhatikan bayinya. Gejala tersebut dapat muncul setelah 2-3 hari bayi lahir dan bertahan selama 2 minggu.
Menurut dr. Cut Nadia Rayyani, kondisi ini tidak terus-menerus dirasakan ibu, namun dapat hilang timbul setiap hari. Namun, keluhan tersebut harus segera ditangani agar tidak berkembang menjadi depresi pascamelahirkan (postpartum depression).
( )
"Meski sering tak disadari oleh ibu maupun keluarga terdekat, fakta menunjukkan bahwa sindrom Baby Blues sangat sering terjadi. Setidaknya 7 dari 10 ibu pascamelahirkan pernah mengalaminya. Karena itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat dibutuhkan. Ibu yang mengalami sindrom tersebut memerlukan masa-masa untuk beradaptasi agar terbiasa dengan rutinitas baru," kata dokter internship di Puskesmas Peulimbang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu.
Semua ibu yang baru melahirkan dapat mengalami sindrom Baby Blues. Namun, ujar dr. Cut Nadia, ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu lebih rentan mengalami gangguan ini di antaranya persalinan pertama, melahirkan bayi kembar, bayi yang memiliki masalah kesehatan tertentu, ibu yang mengalami kesulitan menyusui bayi, kurangnya dukungan dari pasangan atau anggota keluarga lain, dan kehamilan yang tak direncanakan.
Hingga saat ini penyebab terjadinya sindrom Baby Blues belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya kondisi ini seperti sebagai berikut.
1. Perubahan Hormon
Setelah melahirkan akan terjadi perubahan kadar hormon yang cukup drastis. Hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kimia di otak serta memicu perubahan suasana hati (mood swing).
2. Kesulitan Beradaptasi
Menurut dr. Cut Nadia Rayyani, kondisi ini tidak terus-menerus dirasakan ibu, namun dapat hilang timbul setiap hari. Namun, keluhan tersebut harus segera ditangani agar tidak berkembang menjadi depresi pascamelahirkan (postpartum depression).
( )
"Meski sering tak disadari oleh ibu maupun keluarga terdekat, fakta menunjukkan bahwa sindrom Baby Blues sangat sering terjadi. Setidaknya 7 dari 10 ibu pascamelahirkan pernah mengalaminya. Karena itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat dibutuhkan. Ibu yang mengalami sindrom tersebut memerlukan masa-masa untuk beradaptasi agar terbiasa dengan rutinitas baru," kata dokter internship di Puskesmas Peulimbang, Kabupaten Bireuen, Aceh, itu.
Semua ibu yang baru melahirkan dapat mengalami sindrom Baby Blues. Namun, ujar dr. Cut Nadia, ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu lebih rentan mengalami gangguan ini di antaranya persalinan pertama, melahirkan bayi kembar, bayi yang memiliki masalah kesehatan tertentu, ibu yang mengalami kesulitan menyusui bayi, kurangnya dukungan dari pasangan atau anggota keluarga lain, dan kehamilan yang tak direncanakan.
Hingga saat ini penyebab terjadinya sindrom Baby Blues belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya kondisi ini seperti sebagai berikut.
1. Perubahan Hormon
Setelah melahirkan akan terjadi perubahan kadar hormon yang cukup drastis. Hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kimia di otak serta memicu perubahan suasana hati (mood swing).
2. Kesulitan Beradaptasi
tulis komentar anda