Mendengarkan Musik Diyakini Bisa Usir Stres, Kok Bisa?
Sabtu, 19 Desember 2020 - 01:31 WIB
JAKARTA - Rasanya sangat sulit untuk lepas dari yang namanya musik . Setiap dari kita meskipun berbeda generasi, tetap memiliki keinginan untuk menikmati musik. Bahkan musik sudah sampai tahap bisa meredakan dan menyembuhkan depresi. Artinya manfaat musik ternyata melampaui apa yang selama ini kita kira.
( )
Berbicara soal musik, pernah enggak bertanya-tanya mengapa musik bisa sedemikian kuatnya? Bahkan dalam beberapa kasus tertentu bisa menggerakkan banyak orang. Berikut penjelasan mengapa musik bisa meredakan stres.
Tempo yang sesuai
Saat merasakan stres atau penat dengan pekerjaan, Anda bisa mencoba mendengarkan musik dengan ketukan 60 BPM (beats per minutes). Menurut penelitian dari University of Nevada Reno AS, musik dengan 60 BPM dapat membuat otak menjadi sinkron dengan ketukan. Kalau kamu bingung 60 BPM itu seberapa, dengarlah detik jarum jam.
Setelah sinkron, otak akan menghasilkan gelombang alfa. Gelombang alfa muncul saat tubuh sedang dalam posisi sadar dan santai. Seseorang bisa tertidur saat mendengarkan lagu yang santai, setidaknya selama 45 menit dalam posisi rileks.
Putar lagu favoritmu dengan smartphone iPhone, Samsung, OPPO, Huawei, atau Vivo yang dibekali baterai besar untuk memutar musik hingga lebih dari 12 jam. Bikin playlist yang Anda suka di aplikasi pemutar musik andalan dan nikmati sensasi mendengarkan musik berlama-lama.
Gelombang elektrokimia
Musik yang didengarkan telinga kemudian ditangkap sel-sel rambut yang terdapat di dalam koklea untuk diubah menjadi sinyal listrik atau elektrokimia. Sinyal listrik ini juga mengalir ke hipotalamus otak, tempat produksi hormon sekaligus pengatur tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh.
( )
Berbicara soal musik, pernah enggak bertanya-tanya mengapa musik bisa sedemikian kuatnya? Bahkan dalam beberapa kasus tertentu bisa menggerakkan banyak orang. Berikut penjelasan mengapa musik bisa meredakan stres.
Tempo yang sesuai
Saat merasakan stres atau penat dengan pekerjaan, Anda bisa mencoba mendengarkan musik dengan ketukan 60 BPM (beats per minutes). Menurut penelitian dari University of Nevada Reno AS, musik dengan 60 BPM dapat membuat otak menjadi sinkron dengan ketukan. Kalau kamu bingung 60 BPM itu seberapa, dengarlah detik jarum jam.
Setelah sinkron, otak akan menghasilkan gelombang alfa. Gelombang alfa muncul saat tubuh sedang dalam posisi sadar dan santai. Seseorang bisa tertidur saat mendengarkan lagu yang santai, setidaknya selama 45 menit dalam posisi rileks.
Putar lagu favoritmu dengan smartphone iPhone, Samsung, OPPO, Huawei, atau Vivo yang dibekali baterai besar untuk memutar musik hingga lebih dari 12 jam. Bikin playlist yang Anda suka di aplikasi pemutar musik andalan dan nikmati sensasi mendengarkan musik berlama-lama.
Gelombang elektrokimia
Musik yang didengarkan telinga kemudian ditangkap sel-sel rambut yang terdapat di dalam koklea untuk diubah menjadi sinyal listrik atau elektrokimia. Sinyal listrik ini juga mengalir ke hipotalamus otak, tempat produksi hormon sekaligus pengatur tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh.
Lihat Juga :
tulis komentar anda