Kenapa Vaksin Covid-19 Picu Bengkak pada Pengguna Filler?
Minggu, 10 Januari 2021 - 05:35 WIB
JAKARTA - Beberapa laporan menyebutkan orang yang menggunakan filler wajah dan mendapat vaksin Covid-19 , mengalami bengkak di wajahnya. Hal ini membuat sekitar 2,7 juta warga Amerika Serikat dengan filler mengkhawatirkan efek samping vaksin Covid-19.
( )
Meski begitu, para ahli mengatakan, reaksi yang timbul itu sangatlah langka. Kalau pun ada dapat diobati dan tentu bukan alasan untuk menolak vaksin. Data terbaik dari reaksi yang timbul akibat vaksin adalah dari Food and Drug Administration (FDA), yang menunjukkan dua partisipan dengan filler wajah dalam suatu uji klinis melaporkan bengkak di wajah yang bersifat sementara.
Hanya dalam waktu dua hari setelah menerima injeksi dari vaksin Covid-19 Moderna, penerima vaksin yang memiliki filler ini mengeluh munculnya bengkak di area di mana filler disuntikkan. Reaksi ini kemudian diobati dengan antihistamine atau steroid. Pengobatan tersebut umum diberikan terkait efek samping yang timbul.
Asisten profesor Mary L. Stevenson, MD dari Ronald O. Perelman Department of Dermatology di NYU Langone Health, mengakui, reaksi yang timbul adalah jarang namun bukan berarti tidak pernah ada.
"Vaksin lain juga bisa menyebabkan wajah bengkak, termasuk vaksin flu" kata Samuel Lin, MD, profesor bedah di Harvard Medical School. "Itu adalah reaksi imun tubuh terhadap suatu zat dan menyebabkan bengkak."
Pada dasarnya, vaksin Covid-19 meningkatkan imun untuk membantu memproteksi dari virus. Baik vaksin Moderna maupun Pfizer/BioNTech memiliki cara kerja yang sama, yakni dengan mengajarkan tubuh untuk membuat protein virus corona sendiri. Dengan begitu, tubuh dapat menciptakan respons imun yang diperlukan guna memproteksi tubuh.
Yang menjadi masalah, respons imun itu mungkin membuat tubuh bereaksi terhadap adanya benda asing dalam tubuh, dan menganggap itu sebagai ancaman, termmasuk material filler kosmetik . "Kalau Anda menstimulasi sistem imun dan ada material asing di tubuh, Anda bisa mendapatkan reaksi itu juga," kata dr. Stevenson.
Dia pun menganjurkan untuk menunda selama beberapa minggu filler bagi yang ingin mendapatkan vaksin flu misalnya, atau jika memiliki penyakit autoimun yang sedang kambuh. Sangat jarangnya ditemukan reaksi wajah bengkak pada orang dengan filler setelah menerima vaksin Covid-19, artinya vaksin tersebut menggunakan teknologi yang canggih.
Dr. Stevenson mengatakan, tidak perlu khawatir bagi mereka yang ingin divaksin. Namun disarankan untuk menunggu 2-4 minggu setelah divaksin sebelum mendapat filler. Kalaupun sudah terlanjur di-filler dan ingin divaksin, maka dia mengingatkan bahwa reaksi yang terjadi sangat jarang dan mudah untuk diobati.
(Baca juga: Catat, Ini Jadwal Vaksinasi Covid-19 untuk Masyarakat )
Apabila Anda menggunakan filler kosmetik, atau memiliki reaksi alergi, ataupun sensitif, Dr. Lin menganjurkan untuk berbicara kepada petugas kesehatan yang akan memvaksin.
Lihat Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ratusan Ribu Tahun Depan, Menkes Imbau Vaksinasi Sekarang Mumpung Gratis
( )
Meski begitu, para ahli mengatakan, reaksi yang timbul itu sangatlah langka. Kalau pun ada dapat diobati dan tentu bukan alasan untuk menolak vaksin. Data terbaik dari reaksi yang timbul akibat vaksin adalah dari Food and Drug Administration (FDA), yang menunjukkan dua partisipan dengan filler wajah dalam suatu uji klinis melaporkan bengkak di wajah yang bersifat sementara.
Hanya dalam waktu dua hari setelah menerima injeksi dari vaksin Covid-19 Moderna, penerima vaksin yang memiliki filler ini mengeluh munculnya bengkak di area di mana filler disuntikkan. Reaksi ini kemudian diobati dengan antihistamine atau steroid. Pengobatan tersebut umum diberikan terkait efek samping yang timbul.
Asisten profesor Mary L. Stevenson, MD dari Ronald O. Perelman Department of Dermatology di NYU Langone Health, mengakui, reaksi yang timbul adalah jarang namun bukan berarti tidak pernah ada.
"Vaksin lain juga bisa menyebabkan wajah bengkak, termasuk vaksin flu" kata Samuel Lin, MD, profesor bedah di Harvard Medical School. "Itu adalah reaksi imun tubuh terhadap suatu zat dan menyebabkan bengkak."
Pada dasarnya, vaksin Covid-19 meningkatkan imun untuk membantu memproteksi dari virus. Baik vaksin Moderna maupun Pfizer/BioNTech memiliki cara kerja yang sama, yakni dengan mengajarkan tubuh untuk membuat protein virus corona sendiri. Dengan begitu, tubuh dapat menciptakan respons imun yang diperlukan guna memproteksi tubuh.
Yang menjadi masalah, respons imun itu mungkin membuat tubuh bereaksi terhadap adanya benda asing dalam tubuh, dan menganggap itu sebagai ancaman, termmasuk material filler kosmetik . "Kalau Anda menstimulasi sistem imun dan ada material asing di tubuh, Anda bisa mendapatkan reaksi itu juga," kata dr. Stevenson.
Dia pun menganjurkan untuk menunda selama beberapa minggu filler bagi yang ingin mendapatkan vaksin flu misalnya, atau jika memiliki penyakit autoimun yang sedang kambuh. Sangat jarangnya ditemukan reaksi wajah bengkak pada orang dengan filler setelah menerima vaksin Covid-19, artinya vaksin tersebut menggunakan teknologi yang canggih.
Dr. Stevenson mengatakan, tidak perlu khawatir bagi mereka yang ingin divaksin. Namun disarankan untuk menunggu 2-4 minggu setelah divaksin sebelum mendapat filler. Kalaupun sudah terlanjur di-filler dan ingin divaksin, maka dia mengingatkan bahwa reaksi yang terjadi sangat jarang dan mudah untuk diobati.
(Baca juga: Catat, Ini Jadwal Vaksinasi Covid-19 untuk Masyarakat )
Apabila Anda menggunakan filler kosmetik, atau memiliki reaksi alergi, ataupun sensitif, Dr. Lin menganjurkan untuk berbicara kepada petugas kesehatan yang akan memvaksin.
Lihat Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ratusan Ribu Tahun Depan, Menkes Imbau Vaksinasi Sekarang Mumpung Gratis
(nug)
tulis komentar anda