Gading Marten Diminta Asuh Gempi, Begini Plus Minus Pengasuhan Anak oleh Ayah
Senin, 11 Januari 2021 - 19:30 WIB
JAKARTA - Banyak pihak yang mengharapkan agar Gading Marten mengambil hak asuh Gempi , setelah Gisel ditetapkan sebagai tersangka kasus video Porno. Sementara, kebanyakan orang membayangkan seorang ibu ketika diminta untuk memikirkan sosok orang tua yang mengasuh anak. Lalu, bagaimana jika pola asuh anak berada di tangan ayah?
Bahkan, ketika para ayah modern mengambil bagian yang adil dari pekerjaan mereka dalam membesarkan anak, banyak anak, terutama yang masih kecil lebih memilih ibu mereka karena ikatan fisik yang telah mereka buat sejak sebelum lahir. (Baca juga: Khawatirkan Gempi, Kak Seto Minta Gisel dan Gading Jauhkan sang Anak dari Media Sosial )
Tetapi penting untuk diingat bahwa ayah sama pentingnya bagi pertumbuhan fisik, emosional, dan intelektual anak-anak seperti ibu. Psikolog Nana Gerhana, M.Psi menjelaskan dalam mengasuh anak, ayah memiliki cara sendiri dan kelebihan dibandingkan ibu.
"Kelebihan pola pengasuhan antara ayah dan ibu tentu saja dipengaruhi banyak faktor, karakter kepribadian, tingkat pendidikan, jumlah anak dalam keluarga, status sosial, dan lain sebagainya. Secara umum ayah memiliki kemampuan logika yang lebih baik, sedangkan ibu kemampuan detail yang lebih baik," kata Nana saat dihubungi SINDOnews, Senin (11/1).
"Tapi umumnya ayah lebih logis dan tenang. Ayah cenderung bagus dalam kegiatan bermain dan ibu pendisplinan," sambungnya.
Sementara, psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi mengatakan ayah memiliki peran penting dalam pengasuhan anak. Dalam hal ini, ayah khususnya untuk mengajarkan keberanian, disiplin, tanggung jawab, dan kematangan emosional kepada buah hati mereka.
"Struktur otak laki-laki cenderung lebih mengutamakan rasionalitas dalam berpikir, ini diperlukan dalam pengasuhan karena membuat aspek cara berpikir anak menjadi lebih logis atau rasional," kata Samanta
Namun, ayah dinilai sisi emosionalnya kurang terasah dan terkadang terlalu kaku saat menasehati anak. Menurut Samanta, kekurangan ini bisa menyebabkan anak merasa ada jarak dengan ayah jika nasihat dilakukan satu arah.
"Jika terlalu banyak rasional tanpa empati, anak sulit mengembangkan sisi empati yang umumnya dimiliki ibu atau perempuan, serta cenderung kurang memberikan apresiasi pada anak. Akibatnya anak merasa kurang dekat secara emosional dengan ayah," tutur Samanta. (Baca juga: Gisel Minta Dibukakan Pintu Maaf pada Gading Hingga Wijin )
Lebih banyak penelitian tentang peran ayah telah terakumulasi selama beberapa dekade terakhir. Singkatnya, para peneliti menyimpulkan bahwa ayah sama pentingnya bagi perkembangan anak seperti halnya ibu, dan untuk alasan yang sama sekali berbeda.
Seperti yang dikatakan Dr. David Popenoe, seorang profesor sosiologi dan penulis Keluarga Tanpa Ayah, bahwa ayah jauh lebih dari sekadar orang dewasa kedua di rumah. "Kekurangannya ayah mungkin tidak sedetail ibu dalam hal kebersihan, bina diri, kebutuhan harian, dan lainnya," tutup Nana.
Bahkan, ketika para ayah modern mengambil bagian yang adil dari pekerjaan mereka dalam membesarkan anak, banyak anak, terutama yang masih kecil lebih memilih ibu mereka karena ikatan fisik yang telah mereka buat sejak sebelum lahir. (Baca juga: Khawatirkan Gempi, Kak Seto Minta Gisel dan Gading Jauhkan sang Anak dari Media Sosial )
Tetapi penting untuk diingat bahwa ayah sama pentingnya bagi pertumbuhan fisik, emosional, dan intelektual anak-anak seperti ibu. Psikolog Nana Gerhana, M.Psi menjelaskan dalam mengasuh anak, ayah memiliki cara sendiri dan kelebihan dibandingkan ibu.
"Kelebihan pola pengasuhan antara ayah dan ibu tentu saja dipengaruhi banyak faktor, karakter kepribadian, tingkat pendidikan, jumlah anak dalam keluarga, status sosial, dan lain sebagainya. Secara umum ayah memiliki kemampuan logika yang lebih baik, sedangkan ibu kemampuan detail yang lebih baik," kata Nana saat dihubungi SINDOnews, Senin (11/1).
"Tapi umumnya ayah lebih logis dan tenang. Ayah cenderung bagus dalam kegiatan bermain dan ibu pendisplinan," sambungnya.
Sementara, psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi mengatakan ayah memiliki peran penting dalam pengasuhan anak. Dalam hal ini, ayah khususnya untuk mengajarkan keberanian, disiplin, tanggung jawab, dan kematangan emosional kepada buah hati mereka.
"Struktur otak laki-laki cenderung lebih mengutamakan rasionalitas dalam berpikir, ini diperlukan dalam pengasuhan karena membuat aspek cara berpikir anak menjadi lebih logis atau rasional," kata Samanta
Namun, ayah dinilai sisi emosionalnya kurang terasah dan terkadang terlalu kaku saat menasehati anak. Menurut Samanta, kekurangan ini bisa menyebabkan anak merasa ada jarak dengan ayah jika nasihat dilakukan satu arah.
"Jika terlalu banyak rasional tanpa empati, anak sulit mengembangkan sisi empati yang umumnya dimiliki ibu atau perempuan, serta cenderung kurang memberikan apresiasi pada anak. Akibatnya anak merasa kurang dekat secara emosional dengan ayah," tutur Samanta. (Baca juga: Gisel Minta Dibukakan Pintu Maaf pada Gading Hingga Wijin )
Lebih banyak penelitian tentang peran ayah telah terakumulasi selama beberapa dekade terakhir. Singkatnya, para peneliti menyimpulkan bahwa ayah sama pentingnya bagi perkembangan anak seperti halnya ibu, dan untuk alasan yang sama sekali berbeda.
Seperti yang dikatakan Dr. David Popenoe, seorang profesor sosiologi dan penulis Keluarga Tanpa Ayah, bahwa ayah jauh lebih dari sekadar orang dewasa kedua di rumah. "Kekurangannya ayah mungkin tidak sedetail ibu dalam hal kebersihan, bina diri, kebutuhan harian, dan lainnya," tutup Nana.
(tdy)
tulis komentar anda