20%-85% Pasien Radang Usus Kronis Alami Malnutrisi
Kamis, 21 Januari 2021 - 21:30 WIB
JAKARTA - Pasien Inflammatory Bowel Disease (IBD) perlu menjaga pola makan sehat dan bergizi mengingat 20%-85% pasien IBD mengalami malnutrisi yang sering kali tidak disadari.
Hal itu disampaikan dr. Rabbinu Rangga Pribadi, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI belum lama ini. “Karenanya pasien disarankan untuk makan 4-6 kali sehari dalam porsi kecil serta minum air putih yang cukup,” ujar dr. Rabbinu.
Ia menekankan, saat ini tidak ada pola diet khusus yang terbukti paling baik untuk IBD karena satu pasien dengan pasien lain memiliki respons berbeda. Hanya, dr. Rabbinu mengingatkan untuk menjauhi makanan yang dapat memicu terjadinya gejala. Di antaranya minuman bersoda, makanan dan minuman manis, makanan cepat saji, termasuk alkohol.
Dokter Rabbinu juga menyarankan pasien untuk rutin olahraga. “Lakukan olahraga untuk meningkatkan massa otot karena pasien IBD rentan malnutrisi yang membuat badan semakin kecil,” katanya.
Olahraga yang disarankan seperti yoga, berenang, dan bersepeda, 3-5 kali seminggu selama 30 menit.
Sementara itu menurut Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI, penyebab IBD belum diketahui jelas. Meski disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh, namun kesalahan pada diet dan tingkat stres berlebih juga bisa memicu terjadinya IBD.
“Faktor keturunan juga berperan dalam IBD meskipun angka penderitanya sangat sedikit,” imbuh Prof. Murdani.
Dalam perkembangannya, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat komplikasi yang ditimbulkan. Pada Ulcerative Colitis (UC), penderitanya bisa mengalami toxic megalocon (pembengkakan usus besar yang beracun), perforated colon (lubang pada usus besar), dehidrasi berat dan meningkatkan risiko Kanker Usus Besar. Sedangkan pada Chrons Disease (CD), penderitanya bisa mengalami bowel obstruction, malnutrisi, fistulas, dan anal fissure (robekan pada jaringan anus). Jika kedua jenis IBD ini dibiarkan, bisa menciptakan komplikasi seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, serta komplikasi lain.
Hal itu disampaikan dr. Rabbinu Rangga Pribadi, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI belum lama ini. “Karenanya pasien disarankan untuk makan 4-6 kali sehari dalam porsi kecil serta minum air putih yang cukup,” ujar dr. Rabbinu.
Ia menekankan, saat ini tidak ada pola diet khusus yang terbukti paling baik untuk IBD karena satu pasien dengan pasien lain memiliki respons berbeda. Hanya, dr. Rabbinu mengingatkan untuk menjauhi makanan yang dapat memicu terjadinya gejala. Di antaranya minuman bersoda, makanan dan minuman manis, makanan cepat saji, termasuk alkohol.
Dokter Rabbinu juga menyarankan pasien untuk rutin olahraga. “Lakukan olahraga untuk meningkatkan massa otot karena pasien IBD rentan malnutrisi yang membuat badan semakin kecil,” katanya.
Olahraga yang disarankan seperti yoga, berenang, dan bersepeda, 3-5 kali seminggu selama 30 menit.
Sementara itu menurut Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI, penyebab IBD belum diketahui jelas. Meski disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh, namun kesalahan pada diet dan tingkat stres berlebih juga bisa memicu terjadinya IBD.
“Faktor keturunan juga berperan dalam IBD meskipun angka penderitanya sangat sedikit,” imbuh Prof. Murdani.
Dalam perkembangannya, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat komplikasi yang ditimbulkan. Pada Ulcerative Colitis (UC), penderitanya bisa mengalami toxic megalocon (pembengkakan usus besar yang beracun), perforated colon (lubang pada usus besar), dehidrasi berat dan meningkatkan risiko Kanker Usus Besar. Sedangkan pada Chrons Disease (CD), penderitanya bisa mengalami bowel obstruction, malnutrisi, fistulas, dan anal fissure (robekan pada jaringan anus). Jika kedua jenis IBD ini dibiarkan, bisa menciptakan komplikasi seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi, serta komplikasi lain.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda