Diiringi Gamelan, Ricik-Ricik Banyumasan Mengalun Manis di Swiss

Sabtu, 16 Mei 2020 - 10:30 WIB
Sekolah Musik 123 Sion, Wallis, Swiss Barat memainkan gamelan Jawa mengalunkan tembang Ricik-Ricik Banyumasan. FOTO/Sekolah Musik 123
SION - Bagi Anda warga Jawa Tengah, terutama yang menggunakan bahasa ngapak sehari-hari, tahukah lagu Ricik-Ricik Banyumasan? Tidak begitu familiar memang tapi tembang ini ternyata dinyanyikan oleh anak-anak kecil di Swiss.

Ricik kumricik gerimise wis teko

Sedelo maning bapake wis teko

Nyong kaget aduh riko mbeto nopo

Bungkus petak niku isi nopo



Itu sepenggal lirik lagunya. Isinya repetoire dolanan, mengisahkan gerimis yang jatuh saat petang, ketika bapak menjelang pulang. Semua dalam bahasa Banyumas, bahasa yang seibu dengan Jawa, namun dekat bahasa ngapak ngapak wong Tegal, Jawa Tengah.

Pada perkembangan zaman, lagu itu bisa dilanjutkan dengan kisah kehidupan sehari-hari, bahkan diselipkan bahasa Arab. Tergantung kebutuhan. Melihat situasi dan kondisi di lapangan.

Di Sion, Wallis, Swiss Barat, Ricik Ricik Banyumasan berkumandang. Ya, Sion, Swiss, bukan Banyumas. Penabuh dan sindennya bermata biru, berkulit pucat. Usianya tidak lebih dari 25 tahun, bahkan ada yang masih 6 tahun. Ada yang berblangkon cokelat, selendang batik melingkar di leher mereka.

Adalah Sekolah Musik 123 yang mencoba memainkan lancaran dolanan tersebut. Sebanyak 28 murid sekolah yang dipimpin Nicole Coppey itu, memainkannya penuh konsentrasi, sekaligus lepas dalam suasana ceria. "Persiapannya panjang," kata Timothee Coppey, Direktur Artistik Program Studi Gamelan Sekolah Musik 123.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More