Laris Dipakai Ajang Selfie Turis Korea, Lokasi Crash Landing On You Akan Dikarciskan
loading...
A
A
A
SWISS - Tak semua penduduk lokal bersuka ria dengan kedatangan turis ke tempatnya. Warga Desa Isetwald, Bern, Swiss, malah gerah.
Semua bermula dari membanjirnya kedatangan turis Korea Selatan ke desa di tepi Telaga Brienz itu. Saban hari, ratusam bahkan kadang ribuan, berbondong bondong turis dari negeri ginseng itu ke Isetwald.
Turun dari bus Post Auto, kapal atau mobil sewaan, mereka langsung meluncur ke dermaga kayu selebar 1,5 meter itu. Sabar menunggu, bahkan hingga satu jam, lalu mereka selfi, dan bergegas kembali ke hotel dimana mereka menginap.
"Kami tentu saja gerah. Datang cuma selfie, lalu pergi begitu saja,“ kata salah satu warga Isetwald, yang enggan namanya disebutkan saat ditemui Sindonews, Rabu (19/4/2023).
Pergi begitu saja, imbuhnya, lebih diartikan tidak memberikan sumbangan apapun ke desa ini. "Jika pun ada pengeluaran, paling ke kios sini, beli mie atau keripik kentang, lalu pergi,“ imbuhnya.
Membanjirnya turis asal Korea, tidak lepas kesuksesan film Crash Landing On You, yang juga kini disiarkan Netflix Eropa. Salah satu lokasi syutingnya, ada di desa ini, tepatnya di dermaga kayu ditepi Danau Brienz. Hyun Bin, pemeran utama pria Crash Landing On You, dalam hitungan satu menit, bermain piano di dermaga kayu ini.
Ketempat inilah, ribuan turis Korea itu mendatanginya. Google Map juga sudah membuat titik khusus tempat ini, termasuk bagaimana mencapainya.
Kegaduhan yang ditimbulkan turis Korea ini, bagi warga setempat, tidak sepadan. Perangkat desa Isetwelt, tidak berpangku tangan menyaksikan fenomena ini. Dalam waktu dekat, sebagaimana dikatakan Peter, warga setempat, akan mematok tiket 5 Franch jika ingin berselfie ria di lokasi ini.
"Lihat itu, kalau sudah selesai, akan ada loket dan yang mau selfie, harus bayar,“ kata Peter kepada Sindonews. Pantauan Sindonews, memang kini terlihat ada renovasi di dermaga itu. Tidak akan sampai sepekan lagi, siapa yang akan selfie, harus bayar 5 franch, setara Rp 80 ribu.
Beberapa turis Korea yang ditemui Sindonews di lokasi, mengaku keberatan dengan adanya pengarcisan itu. "Kalau harus bayar, saya tidak akan kesini,“ kata Riko, salah satu turis Korea.
Dirinya kemari, ibunya, lantaran lokasinya tidak jauh dari tempatnya menginap. "Sekalian liburan di Swiss, apa salahnya selfie di lokasi ini,“ katanya.
Dermaga itu, dengan latar belakang Danau Brienz dan pegunungan Alpen Swiss, kata Riko, cukup menawan. "Tapi jika sampai dikomersilkan, Swiss agak keterlaluan mata duitannya,“ imbuhnya.
Beberapa turis lainnya, menyatakan hal serupa. "Di Lauterbrunnen, kami bebas selfie dengan pemandangan tak kalah indahnya. Tidak bayar. Disini cuma ini, kalau harus bayar ya keterlaluan,“ kata salah satu turis dari Amerika.
Protes itu tampaknya tidak akan digubris perangkat Desa Isetwelt. Pengarcisan dipastikan akan jalan terus. Jikapun nanti tidak ada turis yang datang, Desa Isetwelt juga akan kembali tenang.
Semua bermula dari membanjirnya kedatangan turis Korea Selatan ke desa di tepi Telaga Brienz itu. Saban hari, ratusam bahkan kadang ribuan, berbondong bondong turis dari negeri ginseng itu ke Isetwald.
Turun dari bus Post Auto, kapal atau mobil sewaan, mereka langsung meluncur ke dermaga kayu selebar 1,5 meter itu. Sabar menunggu, bahkan hingga satu jam, lalu mereka selfi, dan bergegas kembali ke hotel dimana mereka menginap.
"Kami tentu saja gerah. Datang cuma selfie, lalu pergi begitu saja,“ kata salah satu warga Isetwald, yang enggan namanya disebutkan saat ditemui Sindonews, Rabu (19/4/2023).
Pergi begitu saja, imbuhnya, lebih diartikan tidak memberikan sumbangan apapun ke desa ini. "Jika pun ada pengeluaran, paling ke kios sini, beli mie atau keripik kentang, lalu pergi,“ imbuhnya.
Membanjirnya turis asal Korea, tidak lepas kesuksesan film Crash Landing On You, yang juga kini disiarkan Netflix Eropa. Salah satu lokasi syutingnya, ada di desa ini, tepatnya di dermaga kayu ditepi Danau Brienz. Hyun Bin, pemeran utama pria Crash Landing On You, dalam hitungan satu menit, bermain piano di dermaga kayu ini.
Ketempat inilah, ribuan turis Korea itu mendatanginya. Google Map juga sudah membuat titik khusus tempat ini, termasuk bagaimana mencapainya.
Kegaduhan yang ditimbulkan turis Korea ini, bagi warga setempat, tidak sepadan. Perangkat desa Isetwelt, tidak berpangku tangan menyaksikan fenomena ini. Dalam waktu dekat, sebagaimana dikatakan Peter, warga setempat, akan mematok tiket 5 Franch jika ingin berselfie ria di lokasi ini.
"Lihat itu, kalau sudah selesai, akan ada loket dan yang mau selfie, harus bayar,“ kata Peter kepada Sindonews. Pantauan Sindonews, memang kini terlihat ada renovasi di dermaga itu. Tidak akan sampai sepekan lagi, siapa yang akan selfie, harus bayar 5 franch, setara Rp 80 ribu.
Beberapa turis Korea yang ditemui Sindonews di lokasi, mengaku keberatan dengan adanya pengarcisan itu. "Kalau harus bayar, saya tidak akan kesini,“ kata Riko, salah satu turis Korea.
Dirinya kemari, ibunya, lantaran lokasinya tidak jauh dari tempatnya menginap. "Sekalian liburan di Swiss, apa salahnya selfie di lokasi ini,“ katanya.
Dermaga itu, dengan latar belakang Danau Brienz dan pegunungan Alpen Swiss, kata Riko, cukup menawan. "Tapi jika sampai dikomersilkan, Swiss agak keterlaluan mata duitannya,“ imbuhnya.
Beberapa turis lainnya, menyatakan hal serupa. "Di Lauterbrunnen, kami bebas selfie dengan pemandangan tak kalah indahnya. Tidak bayar. Disini cuma ini, kalau harus bayar ya keterlaluan,“ kata salah satu turis dari Amerika.
Protes itu tampaknya tidak akan digubris perangkat Desa Isetwelt. Pengarcisan dipastikan akan jalan terus. Jikapun nanti tidak ada turis yang datang, Desa Isetwelt juga akan kembali tenang.
(hri)