Waspada! Covid-19 Bisa Menyebabkan Kelumpuhan

Minggu, 31 Januari 2021 - 10:00 WIB
Tak hanya menyerang pernapasan, pada kasus tertentu Covid-19 juga bisa menyebabkan kelumpuhan. Foto/ilustrasi
JAKARTA - Gejala neurologis ringan dialami 30-60% pasien Covid-19 . Namun, mereka yang tidak beruntung dan mengalami masalah neurologis yang jauh lebih parah seperti kelumpuhan. Satu studi dari Wuhan, Cina, menunjukkan bahwa 45% pasien Covid-19 parah mengalami defisit neurologis .

Studi di lain dari Prancis menunjukkan 84% pasien ICU dengan Covid-19 memiliki kelainan positif pada pemeriksaan neurologisnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Board Certified Neurologist, dr. Zicky Yombana, Sp.S, yang menangani pasien lumpuh akibat Covid-19.





"Ada lagi kasus Covid menyebabkan kelumpuhan. Mungkin banyak temen-temen yang belum tau. Ini saya liat sendiri di depan mata saya. Jadi ada pasien dateng usia 30-an dateng dengan keluhan awalnya kalau orang Jawa bilang sumeng-sumeng, meriang sedikit tiga hari sebelumnya," kata dr. Zicky belum lama ini.

"Badan pegel-pegel, dia berobat ke rumah sakit dan sudah dilakukan penyaringan, sudah diperiksa segala macem. Tapi tidak dilakukan swab. Tidak ada gejala pernapasan sama sekali. Dironsen bagus, nggak ada apa-apa," lanjutnya.

Untuk mengobati pasien Covid-19 yang menjadi bingung, kehilangan kesadaran, dan anggota tubuh gemetar karena kejang, atau tiba-tiba tidak dapat berbicara atau berjalan, diperlukan menelusuri kaitan antara virus dan kerusakan sel otak.

"Hasilnya Covid positif. Langsung saya searching, saya cari literatur mendukung, ternyata laporan seperti ini memang sudah ada di beberapa negara. Si virus coronanya bisa menyebabkan reaksi antigen antibodi yang akhrinya menyebabkan kerusakan saraf," jelasnya.



Virus corona baru penyebab pandemi Covid-19, masuk ke dalam tubuh tidak hanya menyebabkan masalah paru-paru. Pada beberapa pasien, diungkapkan dr. Zicky, bahwa paru-paru bisa baik-baik saja, namun antibodi melakukan peperangan dengan virus corona baru sehingga menyebabkan kelumpuhan.

"Nah, puing-puing peperangannya ini akhirnya merusak sistem saraf motorik. Akhirnya, orangnya tidak bisa buang air kecil, sulit buang air besar dan lumpuh kaki kebawa," ungkap dr. Zicky.

(wur)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More