Risiko Ganda Pasien Hipertensi yang Terinfeksi COVID-19

Minggu, 17 Mei 2020 - 10:31 WIB
Penderita hipertensi yang terinfeksi COVID-19 memiliki faktor risiko berlipat ganda untuk mengalami kerusakan organ multiple. Foto/Ilustrasi/M.in.locan.to
JAKARTA - Sejumlah laporan menyebutkan bahwa sekitar 35% pasien COVID-19 merupakan pengidap hipertensi, diabetes, maupun penyakit kardiovaskular lain.

Selain itu juga dilaporkan bahwa pengidap penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dan menunjukkan gejala yang lebih berat bila terinfeksi COVID-19. Inilah mengapa dikatakan individu dengan penyakit penyerta merupakan kelompok yang rentan terkena virus corona. ( )

Selain komplikasi saluran pernapasan, infeksi COVID-19 juga menyebabkan berbagai komplikasi langsung di jantung, otak, serta ginjal seperti di antaranya serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal akut. Selain itu, secara umum terjadi pula sindrom pengentalan dan penyumbatan pembuluh darah, infeksi bakteri dan/atau jamur lain, kerusakan otot dan saraf tepi, serta proses autoimun yang tentu memperburuk prognosis.

“Oleh karena itu, dapat dipahami seorang penderita hipertensi yang terinfeksi COVID-19 memiliki faktor risiko berlipat ganda untuk mengalami kerusakan organ multiple, yaitu risiko HMOD akibat hipertensi itu sendiri ditambah dengan risiko komplikasi infeksi COVID-19 yang menyerang organ target yang sama dengan hipertensi," urai dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S (K).



Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD) adalah komplikasi kerusakan struktural dan fungsional pembuluh darah dan organ-organ terminal (mata, otak, jantung, ginjal). Manifestasi klinis HMOD terminal ini antara lain gagal jantung, sindrom koroner akut, stroke, demensia vaskuler atau pikun, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan termasuk kebutaan.

Walaupun demikian, masih belum didapatkan bukti yang cukup bahwa hipertensi dan penggunaan obat-obat antihipertensi berhubungan langsung dengan peningkatan risiko maupun komplikasi infeksi COVID-19.

Hipertensi terutama dijumpai pada populasi usia lanjut, di mana usia lanjut sendiri merupakan faktor utama untuk terinfeksi dan juga beratnya komplikasi virus COVID-19. Beberapa tipe HMOD dapat bersifat reversible atau bisa diatasi dengan terapi antihipertensi, terutama bila diberikan sejak dini.

“Kami mengharapkan agar orang yang sudah mengetahui bahwa ia memiliki penyakit hipertensi untuk tetap mengikuti anjuran terapi terhadap penyakitnya sesuai arahan dokter. Pemantauan secara ketat pada terapi yang diberikan dilakukan agar mencegah perburukan kondisi jika terinfeksi virus ini," kata dr. Amanda. ( )

Jika seseorang memang mengidap penyakit hipertensi, maka akan lebih baik tetap mengonsumsi obat dan melakukan tindakan preventif seperti melakukan social distancing, rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan saran lain untuk mencegah tertularnya virus COVID-19.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More