Deteksi Dini, Kunci untuk Menghindari Kanker Prostat
Kamis, 18 Februari 2021 - 17:45 WIB
JAKARTA - Kanker prostat merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat dan menyerang segala usia. Penyakit ini perlu diwaspadai karena prevalensi penderita kanker prostat di Indonesia cukup tinggi yakni 11 dari 100.000 dan menjadi salah satu penyebab kematian pada pria.
Pada stadium awal, kanker prostat tidak menunjukkan gejala apapun pada penderitanya. Gejala baru dirasakan ketika kanker sudah memasuki stadium akhir sehingga seringkali kanker prostat disebut sebagai silent killer.Maka itu, penting bagi siapapun terutama pria untuk lebih berhati-hati terutama jika memiliki faktor risiko tertentu antara lain riwayat keluarga, ras, dan usia.
Salah satu cara menghindari kanker prostat selain menerapkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini adalah melakukan deteksi dini. Dengan skrining rutin, keberadaan kanker prostat dapat diketahui lebih awal sehingga penderita dapat mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat yang membuat peluang kesembuhan juga lebih besar.
“Skrining rutin kanker prostat biasanya melalui prosedur pemeriksaan Prostate Specific Antigen (PSA) dalam darah yang dilanjutkan dengan pemeriksaan Digital Rectal Exam (DRE) atau lebih dikenal dengan istilah colok dubur,” jelas dokter Konsultan Onkologi Urologi, Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) dr. Marto Sugiono, Sp.U dalam Media Briefing virtual, Selasa (16/2).
Ia menuturkan, Jika kadar PSA tinggi dan prostat membesar, pasien perlu perhatian lebih karena dicurigai kanker prostat. “Untuk diagnosis lebih pasti, biasanya akan dilengkapi pemeriksaan biopsi untuk mengetahui kanker atau tidak,” terang dr Marto.
Rangkaian pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mendeteksi secara akurat dan tepat keberadaan sel kanker prostat sehingga pertumbuhan sel kanker dapat diketahui lebih dini dan tidak menyebar semakin luas.Ia menjelaskan, dalam penanganan kanker prostat, SHKJ menyediakan layanan pencengahan berupa skrining kanker prostat tapi juga dalam hal pengobatan.
“Dengan dibukanya layanan kemoterapi ini, diharapkan dapat berperan dalam mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker sekaligus memberikan pengobatan optimal bagi pasien kanker prostat maupun kasus kanker lainnya,” papar dr Marto.
Lihat Juga: 3 Artis Indonesia yang Meninggal akibat Kanker Rahim, Ria Irawan Sempat Dinyatakan Sembuh
Pada stadium awal, kanker prostat tidak menunjukkan gejala apapun pada penderitanya. Gejala baru dirasakan ketika kanker sudah memasuki stadium akhir sehingga seringkali kanker prostat disebut sebagai silent killer.Maka itu, penting bagi siapapun terutama pria untuk lebih berhati-hati terutama jika memiliki faktor risiko tertentu antara lain riwayat keluarga, ras, dan usia.
Salah satu cara menghindari kanker prostat selain menerapkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini adalah melakukan deteksi dini. Dengan skrining rutin, keberadaan kanker prostat dapat diketahui lebih awal sehingga penderita dapat mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat yang membuat peluang kesembuhan juga lebih besar.
“Skrining rutin kanker prostat biasanya melalui prosedur pemeriksaan Prostate Specific Antigen (PSA) dalam darah yang dilanjutkan dengan pemeriksaan Digital Rectal Exam (DRE) atau lebih dikenal dengan istilah colok dubur,” jelas dokter Konsultan Onkologi Urologi, Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) dr. Marto Sugiono, Sp.U dalam Media Briefing virtual, Selasa (16/2).
Ia menuturkan, Jika kadar PSA tinggi dan prostat membesar, pasien perlu perhatian lebih karena dicurigai kanker prostat. “Untuk diagnosis lebih pasti, biasanya akan dilengkapi pemeriksaan biopsi untuk mengetahui kanker atau tidak,” terang dr Marto.
Rangkaian pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mendeteksi secara akurat dan tepat keberadaan sel kanker prostat sehingga pertumbuhan sel kanker dapat diketahui lebih dini dan tidak menyebar semakin luas.Ia menjelaskan, dalam penanganan kanker prostat, SHKJ menyediakan layanan pencengahan berupa skrining kanker prostat tapi juga dalam hal pengobatan.
“Dengan dibukanya layanan kemoterapi ini, diharapkan dapat berperan dalam mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker sekaligus memberikan pengobatan optimal bagi pasien kanker prostat maupun kasus kanker lainnya,” papar dr Marto.
Lihat Juga: 3 Artis Indonesia yang Meninggal akibat Kanker Rahim, Ria Irawan Sempat Dinyatakan Sembuh
(wur)
tulis komentar anda