Cegah Stunting, Danone Hadirkan Edukasi Isi Piringku
Senin, 01 Maret 2021 - 05:31 WIB
JAKARTA - Berdasarkan angka Riskesdas 2018, proporsi anak dengan status gizi pendek atau sangat pendek ( stunting ) sekitar 30.8%, masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20%.
Tingkat kemiskinan yang melonjak 10,7%-11,6% selama pandemi maupun perkiraan tambahan 5 juta penduduk miskin baru berpotensi menghambat akses anak-anak terhadap konsumsi pangan sesuai gizi seimbang. Ditambah lagi, edukasi gizi seimbang di sekolah maupun di rumah menjadi tidak optimal semasa pandemi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bersama, maka akan dapat berdampak buruk bagi negara, bukan hanya terhadap kualias SDM namun juga ekonomi.
Menurut Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Dhian Dipo, SKM, MA, pencegahan stunting masih menjadi fokus, di mana pemerintah telah membuat strategi dengan berbagai program untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada 2024.
“Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, serta fisik yang siap untuk belajar, sekaligus mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global,” papar dr. Dhian dalam Webinar Festival Isi Piringku, belum lama ini.
Ia menuturkan bahwa Kemenkes menyambut baik inisiatif pihak swasta dalam upaya mencegah stunting di Indonesia, seperti sosialisasi program kampanye edukasi Isi Piringku.
“Edukasi gizi menjadi sangat penting karena diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pemahaman ibu dalam pemberian makan bayi dan anak (PMBA) yang bergizi seimbang yang divisualisasikan dalam isi piringku untuk sekali makan,” kata dr. Dhian.
Ketua tim penyusun buku Isi Piringku 4-6 tahun dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, mengatakan bahwa terdapat beberapa tantangan yang dihadapi orangtua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak. Terlebih di masa pandemi di mana anak cepat merasa bosan di rumah.
“Melalui Festival Isi Piringku ini maupun program ‘Isi Piringku’ yang bertujuan untuk mengedukasi orangtua, anak-anak, serta guru PAUD, buku yang telah dikembangkan bersama oleh IPB dan Danone Indonesia diharapkan dapat menjadi panduan orangtua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak di rumah,” terang Prof. Sri Anna.
Sementara itu, Danone Indonesia menghadirkan Festival Isi Piringku bagi anak usia 4-6 tahun untuk menjawab tantangan yang dihadapi orangtua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak, terlebih di masa pandemi melalui berbagai kegiatan menarik seperti Lomba Foto Kreasi Menu Anak, Lomba Kreativitas Guru saat Belajar Daring, serta Lomba Gerak dan Lagu Isi Piringku.
Tingkat kemiskinan yang melonjak 10,7%-11,6% selama pandemi maupun perkiraan tambahan 5 juta penduduk miskin baru berpotensi menghambat akses anak-anak terhadap konsumsi pangan sesuai gizi seimbang. Ditambah lagi, edukasi gizi seimbang di sekolah maupun di rumah menjadi tidak optimal semasa pandemi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bersama, maka akan dapat berdampak buruk bagi negara, bukan hanya terhadap kualias SDM namun juga ekonomi.
Menurut Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Dhian Dipo, SKM, MA, pencegahan stunting masih menjadi fokus, di mana pemerintah telah membuat strategi dengan berbagai program untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada 2024.
“Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, serta fisik yang siap untuk belajar, sekaligus mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global,” papar dr. Dhian dalam Webinar Festival Isi Piringku, belum lama ini.
Ia menuturkan bahwa Kemenkes menyambut baik inisiatif pihak swasta dalam upaya mencegah stunting di Indonesia, seperti sosialisasi program kampanye edukasi Isi Piringku.
“Edukasi gizi menjadi sangat penting karena diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pemahaman ibu dalam pemberian makan bayi dan anak (PMBA) yang bergizi seimbang yang divisualisasikan dalam isi piringku untuk sekali makan,” kata dr. Dhian.
Ketua tim penyusun buku Isi Piringku 4-6 tahun dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, mengatakan bahwa terdapat beberapa tantangan yang dihadapi orangtua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak. Terlebih di masa pandemi di mana anak cepat merasa bosan di rumah.
“Melalui Festival Isi Piringku ini maupun program ‘Isi Piringku’ yang bertujuan untuk mengedukasi orangtua, anak-anak, serta guru PAUD, buku yang telah dikembangkan bersama oleh IPB dan Danone Indonesia diharapkan dapat menjadi panduan orangtua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak di rumah,” terang Prof. Sri Anna.
Baca Juga
Sementara itu, Danone Indonesia menghadirkan Festival Isi Piringku bagi anak usia 4-6 tahun untuk menjawab tantangan yang dihadapi orangtua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak, terlebih di masa pandemi melalui berbagai kegiatan menarik seperti Lomba Foto Kreasi Menu Anak, Lomba Kreativitas Guru saat Belajar Daring, serta Lomba Gerak dan Lagu Isi Piringku.
(tsa)
tulis komentar anda