Jadi Kelompok Rentan COVID-19, Pemenuhan Nutrisi dan Vaksin bagi Lansia Harus Optimal
Selasa, 09 Maret 2021 - 04:31 WIB
JAKARTA - COVID-19 dapat menyerang segala usia, terutama warga lanjut usia ( lansia ), dikarenakan sistem imun mereka yang semakin menurun seiring pertambahan usia.
Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa berusia di atas 60 tahun, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, lebih mungkin mengalami infeksi virus corona yang lebih parah bahkan mematikan dibandingkan kelompok usia lain.
Faktanya, Gugus Tugas menyebutkan, 10,7% kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menyerang kalangan lansia (di atas 60 tahun), bahkan kelompok usia ini mencatat 48,8% kasus pasien meninggal dunia akibat COVID-19, dan menjadi kelompok usia dengan jumlah kasus meninggal dunia terbesar dibandingkan kelompok usia lain. Artinya lansia memerlukan perhatian khusus agar terlindung dari berbagai risiko COVID-19. Salah satu caranya adalah dengan menjaga nutrisi harian serta pemberian vaksin bagi lansia.
Dokter Penyakit Dalam Sub Spesialis Geriatric FKUI RSCM Ketua PERGEMI Prof. DR. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M-Epid, FINASIM menekankan pentingnya mempersiapkan lansia agar vaksinasi bekerja dengan optimal.
“Hal yang perlu dipertimbangkan terkait vaksinasi pada lansia adalah terjadinya immunosenescence atau disfungsi imunitas karena usia. Hal ini berhubungan dengan respon terhadap vaksin yang kurang maksimal,” ucap Prof Siti dalam Health Talk bertema Entrasol Kupas Tuntas Vaksin COVID-19 & Nutrisi untuk Lansia, belum lama ini.
Ia menjelaskan, immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis level rendah akibat dari kombinasi penurunan imunitas tubuh, paparan terhadap antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cells dan makrofag.
Adanya penyakit penyerta atau komorbid juga meningkatkan terjadinya inflamasi kronis. Akibatnya akan ada peningkatan risiko infeksi, peningkatan risiko kanker, peningkatan risiko penyakit autoimun, penurunan respon terhadap imunisasi, dan penurunan respons terhadap pengobatan infeksi.
Prof. Siti juga mengingatkan kondisi khusus yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia . “Faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia adalah faktor intrinsik yaitu usia dan jenis kelamin, serta faktor ekstrinsik yaitu penggunaan obat-obatan. Kebiasaan seperti merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi pada lansia berperan penting dalam keefektifan vaksin tersebut,” paparnya.
Ia juga mengingatkan energi, protein, serta mikronutrien penting untuk tulang, otot, dan fungsionalitas. “Untuk itu direkomendasikan agar energi minimal di atas 21 kcal/kg BB, protein 1.0-1.5 g/kgBB/hari (25-30 gr) tiap kali makan, dan suplementasi apabila perlu, tetapi tetap perlu dicek dengan dokter,” terang Prof. Siti.
Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa berusia di atas 60 tahun, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, lebih mungkin mengalami infeksi virus corona yang lebih parah bahkan mematikan dibandingkan kelompok usia lain.
Baca Juga
Faktanya, Gugus Tugas menyebutkan, 10,7% kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menyerang kalangan lansia (di atas 60 tahun), bahkan kelompok usia ini mencatat 48,8% kasus pasien meninggal dunia akibat COVID-19, dan menjadi kelompok usia dengan jumlah kasus meninggal dunia terbesar dibandingkan kelompok usia lain. Artinya lansia memerlukan perhatian khusus agar terlindung dari berbagai risiko COVID-19. Salah satu caranya adalah dengan menjaga nutrisi harian serta pemberian vaksin bagi lansia.
Dokter Penyakit Dalam Sub Spesialis Geriatric FKUI RSCM Ketua PERGEMI Prof. DR. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M-Epid, FINASIM menekankan pentingnya mempersiapkan lansia agar vaksinasi bekerja dengan optimal.
“Hal yang perlu dipertimbangkan terkait vaksinasi pada lansia adalah terjadinya immunosenescence atau disfungsi imunitas karena usia. Hal ini berhubungan dengan respon terhadap vaksin yang kurang maksimal,” ucap Prof Siti dalam Health Talk bertema Entrasol Kupas Tuntas Vaksin COVID-19 & Nutrisi untuk Lansia, belum lama ini.
Ia menjelaskan, immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis level rendah akibat dari kombinasi penurunan imunitas tubuh, paparan terhadap antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cells dan makrofag.
Adanya penyakit penyerta atau komorbid juga meningkatkan terjadinya inflamasi kronis. Akibatnya akan ada peningkatan risiko infeksi, peningkatan risiko kanker, peningkatan risiko penyakit autoimun, penurunan respon terhadap imunisasi, dan penurunan respons terhadap pengobatan infeksi.
Baca Juga
Prof. Siti juga mengingatkan kondisi khusus yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia . “Faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia adalah faktor intrinsik yaitu usia dan jenis kelamin, serta faktor ekstrinsik yaitu penggunaan obat-obatan. Kebiasaan seperti merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi pada lansia berperan penting dalam keefektifan vaksin tersebut,” paparnya.
Ia juga mengingatkan energi, protein, serta mikronutrien penting untuk tulang, otot, dan fungsionalitas. “Untuk itu direkomendasikan agar energi minimal di atas 21 kcal/kg BB, protein 1.0-1.5 g/kgBB/hari (25-30 gr) tiap kali makan, dan suplementasi apabila perlu, tetapi tetap perlu dicek dengan dokter,” terang Prof. Siti.
(tsa)
tulis komentar anda