Wanita dengan PCOS Lebih Mungkin Tertular COVID-19
Rabu, 17 Maret 2021 - 05:13 WIB
JAKARTA - Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam European Journal of Endocrinology menunjukkan bahwa wanita dengan PCOS (polycystic ovary syndrome/sindrom ovarium polikistik) cenderung memiliki peningkatan risiko terinfeksi COVID-19.
Studi ini menganalisis hubungan antara PCOS dan COVID-19 dengan mempelajari 21.292 wanita yang didiagnosis mengidap PCOS serta 78.310 wanita tanpa PCOS yang dicocokkan untuk jenis kelamin, usia, dan latar belakang dalam kelompok terkontrol.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa wanita dengan PCOS memiliki risiko 51% lebih tinggi tertular COVID-19 dibandingkan dengan jenis kelamin, usia, dan latar belakang yang sama dari mereka yang tidak memiliki PCOS.
Sindrom ovarium polikistik atau PCOS adalah gangguan hormonal, metabolik, dan psikologis yang memengaruhi wanita di seluruh dunia. Satu dari lima wanita terkena PCOS dan alasan paling umum untuk itu adalah gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Meskipun gejalanya dapat bervariasi, tanda-tanda umum PCOS termasuk periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak sama sekali, menstruasi yang berat, rambut berlebih di tubuh dan wajah, jerawat, rambut panggul, penambahan atau penurunan berat badan, rambut menipis, dan kesulitan terkait kehamilan.
Wanita dengan PCOS dikaitkan dengan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih tinggi seperti diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak non-alkohol, tekanan darah tinggi, dan hipertensi. Oleh karena itu, risiko terkait ini juga diperhitungkan oleh para peneliti untuk memastikan hubungan antara risiko metabolik pada wanita yang menderita PCOS dan infeksi COVID-19.
“Mengingat tingginya prevalensi PCOS, temuan ini perlu dipertimbangkan saat merancang kebijakan dan saran kesehatan masyarakat seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang COVID-19,” kata penulis penelitian, Anuradhaa Subramanian, seperti dikutip dari Health Shots, Selasa (16/3).
Penulis senior bersama Dr Krish Nirantharakumar dari Institut Penelitian Kesehatan Terapan Universitas Birmingham menjelaskan bahwa strategi pencegahan COVID-19 untuk wanita pengidap PCOS juga harus mempertimbangkan secara cermat kebutuhan untuk melindungi kesehatan mental.
“Risiko masalah kesehatan mental termasuk harga diri yang rendah, kecemasan, dan depresi secara signifikan lebih tinggi pada wanita dengan PCOS. Nasihat tentang kepatuhan yang ketat pada jarak sosial perlu diimbangi dengan risiko terkait memperburuk masalah mendasar ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, rekan penulis Dr Michael O'Reilly dari Royal College of Surgeons of Ireland menyatakan, sebelum pandemi COVID-19, wanita dengan PCOS secara konsisten melaporkan perawatan yang terfragmentasi, diagnosis tertunda, dan persepsi pemahaman dokter yang buruk dari kondisi mereka.
Studi ini menganalisis hubungan antara PCOS dan COVID-19 dengan mempelajari 21.292 wanita yang didiagnosis mengidap PCOS serta 78.310 wanita tanpa PCOS yang dicocokkan untuk jenis kelamin, usia, dan latar belakang dalam kelompok terkontrol.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa wanita dengan PCOS memiliki risiko 51% lebih tinggi tertular COVID-19 dibandingkan dengan jenis kelamin, usia, dan latar belakang yang sama dari mereka yang tidak memiliki PCOS.
Sindrom ovarium polikistik atau PCOS adalah gangguan hormonal, metabolik, dan psikologis yang memengaruhi wanita di seluruh dunia. Satu dari lima wanita terkena PCOS dan alasan paling umum untuk itu adalah gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Meskipun gejalanya dapat bervariasi, tanda-tanda umum PCOS termasuk periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak sama sekali, menstruasi yang berat, rambut berlebih di tubuh dan wajah, jerawat, rambut panggul, penambahan atau penurunan berat badan, rambut menipis, dan kesulitan terkait kehamilan.
Wanita dengan PCOS dikaitkan dengan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih tinggi seperti diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak non-alkohol, tekanan darah tinggi, dan hipertensi. Oleh karena itu, risiko terkait ini juga diperhitungkan oleh para peneliti untuk memastikan hubungan antara risiko metabolik pada wanita yang menderita PCOS dan infeksi COVID-19.
“Mengingat tingginya prevalensi PCOS, temuan ini perlu dipertimbangkan saat merancang kebijakan dan saran kesehatan masyarakat seiring dengan berkembangnya pemahaman kita tentang COVID-19,” kata penulis penelitian, Anuradhaa Subramanian, seperti dikutip dari Health Shots, Selasa (16/3).
Penulis senior bersama Dr Krish Nirantharakumar dari Institut Penelitian Kesehatan Terapan Universitas Birmingham menjelaskan bahwa strategi pencegahan COVID-19 untuk wanita pengidap PCOS juga harus mempertimbangkan secara cermat kebutuhan untuk melindungi kesehatan mental.
Baca Juga
“Risiko masalah kesehatan mental termasuk harga diri yang rendah, kecemasan, dan depresi secara signifikan lebih tinggi pada wanita dengan PCOS. Nasihat tentang kepatuhan yang ketat pada jarak sosial perlu diimbangi dengan risiko terkait memperburuk masalah mendasar ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, rekan penulis Dr Michael O'Reilly dari Royal College of Surgeons of Ireland menyatakan, sebelum pandemi COVID-19, wanita dengan PCOS secara konsisten melaporkan perawatan yang terfragmentasi, diagnosis tertunda, dan persepsi pemahaman dokter yang buruk dari kondisi mereka.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda